Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musra dan Manuver Jokowi sebagai "King Maker" Terkuat

Kompas.com - 15/05/2023, 08:04 WIB
Irfan Kamil,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

Kriteria pemimpin versi Jokowi

Presiden Jokowi berharap, ke depan Indonesia dapat dipimpin oleh sosok yang bisa merawat demokrasi di akar rumput dan bukan di kalangan elite.

Ia mengingatkan bahwa Indonesia membutuhkan pemimpin yang tepat untuk bisa memimpin negara besar dengan jumlah penduduk yang lebih dari 280 juta.

"Rakyat kita, rakyat Indonesia butuh pemimpin yang tepat, butuh pemimpin yang benar, yang dekat dengan rakyat, yang paham hati rakyat, yang tahu kebutuhan rakyat, yang mau bekerja keras untuk rakyat. Itu yang dibutuhkan," papar Jokowi.

Baca juga: Simpan Nama Capres-Cawapres Hasil Musra, Jokowi: Bagian Saya Beri Bisikan Kuat ke Partai

Selain kriteria di tersebut, Kepala Negara juga menekankan pentingnya sosok pemimpin yang pemberani untuk memimpin bangsa Indonesia.

Menurut Jokowi, sosok pemimpin yang dibutuhkan Indonesia adalah pemimpin yang mengerti cara mengelola negara dan berani memanfaatkan peluang yang ada.

"Rakyat butuh pemimpin yang paham, yang ngerti bagaimana memajukan negara ini. Karena pemimpin itu harus paham dan tahu potensi serta kekuatan negara ini, kekuatan bangsa ini apa, dia harus ngerti dia harus tahu," tegas mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Jokowi berharap, Indonesia ke depan dapat dipimpin oleh sosok yang paham akan strategi dan memiliki gagasan dalam memajukan bangsa dan negara. Ia mengingatkan, jangan sampai relawannya memilih pemimpin yang hanya menjalankan rutinitas sebagai presiden.

Baca juga: Hadiri Puncak Acara Musra, Jokowi Sapa Relawan hingga ke Tribun

"Bukan hanya duduk di Istana dan tanda tangan, bukan itu. Dia harus tahu membangun sebuah strategi negara, strategi ekonomi, strategi politik harus ada semuanya," kata Jokowi.

"Karena kita berhadapan dengan negara-negara lain, karena kita bersaing dengan negara-negara lain, kita berkompetisi dengan negara-negara lain," tambahnya.

Hasil Musra disampaikan ke parpol

Sementara itu, Presiden Joko Widodo mengaku masih menyimpan nama-nama capres dan cawapres hasil Musra. Selanjutnya, Jokowi akan memberikan bisikan kepada partai-partai terkait nama-nama capres atau cawapres.

“Jadi saya terus terang, ini harus kita berikan waktu kepada partai atau gabungan partai untuk menyelesaikan urusan capres-cawapres,” kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, berdasarkan konstitusi, yang bisa mencalonkan capres dan cawapres adalah partai atau gabungan partai.

“Sehingga, itu bagian saya untuk memberikan bisikan kuat kepada partai-partai yang sekarang ini juga koalisinya belum selesai. Jadi kalau saya ngomong sekarang untuk apa? Itu yang namanya strategi, ya itu. Jangan tergesa-gesa, jangan grasa-grusu,” kata dia.

Dinilai jadi "king maker"

Pengarahan Kepala Negara dalam acara puncak Musara dinilai memperkuat posisi Jokowi sebagai king maker pada Pilpres 2024.

Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda menilai, peran Jokowi sebagai penentu makin terlihat dengan adanya arahan kepada para relawannya.

Baca juga: Hadiri Puncak Acara Musra, Jokowi Sapa Relawan hingga ke Tribun

"Dengan menggalang opini seperti ini, menggalang kekuatan relawan akan memperkuat posisi Jokowi sebagai king maker dalam konstelasi politik kandidasi beberapa hari ke depan," kata Hanta dalam acara "Kompas Petang", di Kompas TV, Minggu sore.

Hanta berpandangan, Jokowi merupakan sosok king maker terkuat saat ini. Pasalnya, meski bukan merupakan ketua umum partai politik, mantan Gubernur DKI Jakarta itu dinilai memiliki pengaruh yang kuat dalam Pilpres 2024.

Hal ini, kata dia, terlihat ketika Presiden ketujuh RI ini dapat mengomunikasikan, menggalang kekuatan, terutama partai-partai di dalam pemerintahan, di luar dari Nasdem dan PDI-P.

Baca juga: Daftar Cawapres Usulan Musra: Mahfud MD, Sandiaga Uno hingga Ridwan Kamil

"Pak Jokowi bukan ketua umum partai sehingga dalam konstelasi politik Indonesia hari ini tidak memegang boarding pass secara langsung, tetapi beliau seorang king maker yang bisa dikatakan terkuat saat ini," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com