BERDASARKAN perkembangan sementara, tiga bakal calon presiden yang selama ini menjadi tiga nama teratas dalam daftar calon presiden lembaga-lembaga survei, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan, masih menjadi tiga calon yang akan maju dalam laga pemilihan presiden 2024.
Memang sempat beredar wacana calon keempat, tapi tidak banyak mendapat perhatian. Boleh jadi karena pertama, memang belum ada nama yang benar-benar mampu bersanding untuk bersaing dengan ketiga nama tersebut dari sisi perolehan angka elektabilitas berbagai lembaga survei.
Kedua, tentu karena konfigurasi koalisi politik tidak terlalu memungkinkan hal itu untuk terjadi.
Pasalnya, tiga kandidat utama telah menyerap sebagian besar kekuatan politik ke dalam tiga kubu koalisi, sehingga menyisakan sangat sedikit ruang bagi kandidat keempat untuk muncul karena latar kekuatan politik yang tidak mencukupi untuk merealisasikannya.
Dari ketiga nama di atas, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto masih mendominasi persaingan perebutan angka teratas.
Hasil survei oleh dua lembaga survei arus utama yang dirilis bulan Mei 2024, Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dan Lembaga Survei Indonesia (LSI), menempatkan Ganjar dan Prabowo dalam level persaingan yang ketat.
Ganjar menempati posisi teratas versi SMRC, namun LSI justru menempatkan Prabowo pada posisi yang sama dalam survei mereka.
Menurut survei SMRC, elektabilitas Ganjar Pranowo jauh mengungguli Prabowo Subianto dan Anies Baswedan dalam simulasi tiga nama secara tertutup. Ganjar mendapat dukungan terbanyak 39,2 persen, disusul Prabowo 32,1 persen, dan Anies 19,7 persen.
Sementara itu, hasil survei LSI menunjukkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berada di peringkat teratas dari jawaban spontan masyarakat atau "top of mind" bila pemilihan presiden (Pilpres) digelar hari ini.
Dari sejumlah nama yang muncul, Prabowo paling banyak dipilih, yakni 18,3 persen. Prabowo mengalahkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang mendapatkan 16,2 persen, dan Anies Baswedan 13,1 persen.
Survei lain yang ikut dirilis Mei 2023 adalah dari Survei dan Polling Indonesia atau SPIN, yang dipublikasikan Senin (8/5/2023) lalu. Namun lembaga ini jarang menjadi rujukan selama ini dan hasil surveinya cenderung mengarah kepada pemolaan persepsi dalam satu kandidat.
Hasil Survei SPIN itu menunjukkan bahwa elektabilitas Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto melesat hingga 33,2 persen, sementara Gubernur Jateng Ganjar Pranowo hanya memperoleh 17 persen, dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 16.6 persen.
Namun demikian, sekalipun hasil survei SPIN dimasukkan ke dalam equasi politik hari ini, kesimpulannya masih sama dengan yang saya sampaikan di awal tulisan. Bahwa kontestasi ketat justru masih terjadi antara Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Hanya saja, equasi ini masih jauh dari final sebagai equasi politik penentu kemenangan capres 2024.
Kendati Anies acapkali menempati posisi buncit alias terbawah di dalam daftar tiga nama, peluang Anies masih sangat besar untuk melakukan terobosan yang bisa mengubah peta kompetisi di atas papan catur politik nasional.
Pasalnya, secara umum, raihan elektabilitas ketiga nama sebenarnya sudah cukup untuk maju sebagai kandidat presiden, karena itu pula Partai Nasdem berani memunculkan nama Anies ke permukaan.
Boleh jadi angka raihan Anies sulit berkembang, tapi Anies sama seperti dua kandidat lain, masih berpeluang menambah kantong suara atau justru menguranginya.
Tentu penentu utama yang akan melengkapi equasi politik di atas adalah pilihan calon wakil presiden.
Dan pertanyaan lanjutannya adalah seberapa besar calon wakil presiden pilihan mereka mampu memecah kebuntuan ketiga kandidat di ranah pemilih mengambang (floating mass) di satu sisi dan pemilih muda di sisi lain.
Sebagaimana survei SMRC yang sempat saya kutip di tulisan opini sebelumnya, masih terdapat sekitar 39 persen calon pemilih yang belum menentukan pilihan politiknya secara spontan.
Artinya, angka floating mass masih cukup tinggi dan akan menjadi arena "pertarungan sengit" bagi para wakil calon presiden dari ketiga kandidat.