Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Inovasi Keuangan Digital Harus Memiliki Antisipasi Risiko dan Perlindungan Konsumen

Kompas.com - 08/05/2023, 12:05 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, seluruh bentuk inovasi keuangan digital harus dilakukan secara hati-hati.

Selain itu, keamanan dan perlindungan konsumen juga harus menjadi pertimbangan untuk mengembangkan keuangan digital

"Semua inovasi (keuangan digital), harus dilakukan secara hati hati, memperhatikan dan memiliki antisipasi risiko, sistem keamanan yang handal serta sistem perlindungan konsumen yang baik," ujar Jokowi saat memberikan sambutan secara virtual dalam acara Festival Keuangan Ekonomi Digital pada Senin (8/5/2023).

Baca juga: Anies Saat Pidato di Depan Relawan: Puji Jokowi Soal Tol hingga Klaim Punya Rekam Jejak Baik

"Mitigasi risiko ini harus betul-betul dihitung bagaimana regulasi dan pengawasan, pemantauan dan implikasi terhadap nilai tukar serta keberlanjutan adopsi standar internasionalnya," jelasnya.

Presiden menjelaskan, ekonomi dan keuangan digital di Indonesia bisa dioptimalkan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru.

Sebab pangsa pasarnya sangat besar, yakni sekitar 40 persen dari total transaksi ekonomi digital ASEAN.

Menurut Jokowi Indonesia bisa terus berperan sebagai pemain utama keuangan digital di ASEAN.

Baca juga: Sebut Indonesia Punya Potensi Ekonomi Digital, Jokowi: Kuncinya adalah Inovasi dan Kepercayaan

Dia melanjutkan, potensi keuangan digital Indonesia untuk tumbuh semakin maju juga sangat besar.

Sebab Indonesia saat ini berada di peringkat keenam negara dengan jumlah startup terbesar di dunia.

"Kita punya lebih dari 2.400 startup dan penetrasi internet kita mencapai 76,8 persen. Nilai ekonomi digital indonesia juga diproyeksikan mencapai 130 miliar Dolar AS di tahun 2025 dan akan terus tumbuh mencapai sekitar 315 miliar USD di tahun 2030," jelas Jokowi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun mengingatkan, kunci untuk terus tumbuh dan berkembang adalah inovasi dan kepercayaan.

Inovasi keuangan digital seperti kartu kredit pemerintah perlu terus diperkuat untuk mempermudah belanja barang pemerintah pusat dan daerah guna meningkatkan efisiensi dan transparansi dan memudahkan pertanggungjawaban penggunaan belanja pemerintah.

Baca juga: Jokowi: Saya Minta Kementerian, Lembaga dan Pemda Gunakan Kartu Kredit Pemerintah

Selain itu, pengembangan konektivitas pembayaran di kawasan ASEAN seperti QRIS antar negara juga mendesak untuk terus diperkuat untuk mendukung perekonomian dan inklusi keuangan di kawasan dan menjadi bagian penting dari keketuaan Indonesia di ASEAN tahun ini.

"Saya harap QRIS antar negara dan kartu kredit pemerintah dapat mendorong kenaikan transaksi umkm baik melalui pembelanjaan produk-produk dalam negeri serta memperluas akses ke pasar internasional," tambah Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nurul Ghufron Akan Bela Diri di Sidang Etik Dewas KPK Hari Ini

Nurul Ghufron Akan Bela Diri di Sidang Etik Dewas KPK Hari Ini

Nasional
Prabowo Nilai Gaya Militeristik Tak Relevan Lagi, PDI-P: Apa Mudah Seseorang Berubah Karakter?

Prabowo Nilai Gaya Militeristik Tak Relevan Lagi, PDI-P: Apa Mudah Seseorang Berubah Karakter?

Nasional
Hadir di Dekranas Expo 2024, Iriana Jokowi Beli Gelang dan Batik di UMKM Binaan Pertamina

Hadir di Dekranas Expo 2024, Iriana Jokowi Beli Gelang dan Batik di UMKM Binaan Pertamina

Nasional
Jokowi Ucapkan Selamat ke PM Baru Singapura Lawrence Wong

Jokowi Ucapkan Selamat ke PM Baru Singapura Lawrence Wong

Nasional
Seputar Penghapusan Kelas BPJS dan Penjelasan Menkes...

Seputar Penghapusan Kelas BPJS dan Penjelasan Menkes...

Nasional
Konflik Papua: Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

Konflik Papua: Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

Nasional
Para 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah serta Deretan Aset yang Disita

Para "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah serta Deretan Aset yang Disita

Nasional
Soal Kelas BPJS Dihapus, Menkes: Dulu 1 Kamar Isi 6-8 Orang, Sekarang 4

Soal Kelas BPJS Dihapus, Menkes: Dulu 1 Kamar Isi 6-8 Orang, Sekarang 4

Nasional
Babak Baru Kasus Vina Cirebon: Ciri-ciri 3 Buron Pembunuh Diungkap, Polri Turun Tangan

Babak Baru Kasus Vina Cirebon: Ciri-ciri 3 Buron Pembunuh Diungkap, Polri Turun Tangan

Nasional
Wacana Kabinet Gemuk: Kemunduran Reformasi Birokrasi?

Wacana Kabinet Gemuk: Kemunduran Reformasi Birokrasi?

Nasional
Gaya Pemerintahan Prabowo Diharap Tidak Satu Arah seperti Orde Baru

Gaya Pemerintahan Prabowo Diharap Tidak Satu Arah seperti Orde Baru

Nasional
Gaya Kepemimpinan Prabowo yang Asli

Gaya Kepemimpinan Prabowo yang Asli

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Anggap Pernyataan Prabowo Berbahaya | Ketua KPU Jelaskan Tudingan Gaya Hidup 'Jetset'

[POPULER NASIONAL] PDI-P Anggap Pernyataan Prabowo Berbahaya | Ketua KPU Jelaskan Tudingan Gaya Hidup "Jetset"

Nasional
Prabowo Ogah Pemerintahannya Diganggu, PKB Ingatkan 'Checks and Balances'

Prabowo Ogah Pemerintahannya Diganggu, PKB Ingatkan "Checks and Balances"

Nasional
Prabowo Yakin Pemerintahannya Lanjutkan Proyek IKN dengan APBN

Prabowo Yakin Pemerintahannya Lanjutkan Proyek IKN dengan APBN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com