Seperti Golkar (12,31 persen), dan saat ini semakin intens dengan PDIP sebagai pemegang suara mayoritas 19,33 persen.
Pilihannya pada PPP dianggap sangat cerdik, mengingat dalam perang bintang 2019, meski PPP berada di posisi 9 dengan perolehan 4,52 persen pemilih, namun relasi politik saat ini semakin menguat, karena berada dalam satu barisan dengan PDIP dalam KIB.
Jika memilih untuk bergabung dengan Ganjar tentu tak akan ada hambatan bagi peluang politiknya mengingat baik PPP dan PDIP sudah berada dalam koalisi yang sama.
Dengan kekuatan suara sangat signifikan, PDIP 19,33 persen dan PPP 4,52 persen, bisa langsung klop dan klik!
Apalagi baik Ganjar dan Sandiaga memiliki elektabilitas yang tinggi sebagai calon yang maju dalam pilpres 2024, termasuk sebagai calon pasangan.
Keputusan itu menjadi sangat menarik dan jika terjadi akan menjadi tantangan luar biasa bagi partai lainnya, baik Gerindra (12,57 persen), Golkar (12,31 persen), PKB (9,69 persen), Nasdem (9,05 persen), PKS (8,21 persen), Demokrat (7,77 persen) serta PAN (6,84 persen).
Jika melihat berbagai kemungkinan tersebut, peluang Megawati pasti akan memilih pasangan Ganjar-Sandiaga dari tawaran pilihan pasangan politik lainnya.
Sekalipun Golkar diharapkan oleh sebagian pengamat politik tetap bersama dalam KIB agar semakin mudah membangun koalisi barunya, namun ganjalannya bahwa partai Golkar juga memiliki pilihan capres internal dari partainya, yaitu Airlangga, Ketumnya sendiri.
Peluang lain jika bergabung dengan Prabowo Subianto, meskipun telah memiliki catatan tiga kali runner up, namun jika melihat peluang untuk menarik minat para pemilih milenial, pilihan memasang Ganjar-Prabowo masih kalah daya tariknya dibanding pilihan Ganjar-Sandiaga.
Ini akan menjadi wangsit terkuat buat Mega. Perang bintang Pilpres 2024, paling tidak akan berisi tiga kekuatan koalisi partai-partai yang tetap masih bisa berubah, tapi paling tidak peluang pasangannya yang akan muncul adalah: Ganjar-Sandiaga, Anies-AHY dan Prabowo-Airlangga
Besar kemungkinan Anies Baswedan tetap akan diusung oleh Koalisi Perubahan, berisi Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Apalagi Anies sudah dideklarasikan sebagai kandidat capres Nasdem sejak Oktober 2022 lalu. Meski diam-diam, kedua partai tersebut masih menginginkan kader masing-masing yang menjadi calon RI-2.
Jika mengambil pilihan dari luar, maka akan semakin sulit bagi Anies. Kecuali jika tiba-tiba Golkar membuat keputusan tersulit untuk mengalah dan keluar dari KIB untuk memilih bersama Anies, dalam formasi Anies-Airlangga. Ini sebuah prediksi paling liar.
Prabowo diyakini maju ke panggung pilpres lewat koalisi Kebangkitan Indonesia Raya yang dibentuk Partai Gerindra bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Sejak Agustus 2022, Prabowo telah menyatakan kesiapannya kembali bertarung di pentas pemilu di bawah bendera Gerindra.