Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hanif Sofyan
Wiraswasta

Pegiat literasi di walkingbook.org

Wangsit Politik Megawati Demi "Hattrick" PDI-P

Kompas.com - 08/05/2023, 10:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KETIKA ditanya media soal peluang Sandiaga Uno menjadi calon wakil presiden pendamping Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024, dengan wajah semringah, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri menyebut, ada 10 orang lebih sosok yang tengah dipertimbangkan.

Sambil menunggu tahapan agenda pemilu yang akan ditentukan KPU pada 19-25 November 2023, PDIP juga masih menunggu putusan Rapim PPP soal dukungannya mengusung Ganjar.

Kini saatnya melakukan perenungan (kontemplasi), kata Megawati. Layaknya hendak mencari "wangsit politik".

Sejak mencalonkan Ganjar, baik PDIP maupun Megawati terlihat semakin percaya diri, serasa di atas awan. Apalagi dengan antrean calon peminang posisi cawapresnya yang makin panjang.

Bagi koalisi tandingan, atau calon koalisi baru, situasi ini akan menjadi semakin menantang. Paling tidak hingga saat ini peluang penantangnya bisa saja datang dari Golkar (Airlangga Hartarto), Nasdem (Anies Baswedan), Gerindra (Prabowo Subianto) serta Demokrat (AHY) yang masih mencari-cari dukungan dalam bursa Pilpres 2024.

Formasi Anies-Sandiaga

Prediksi pengamat politik sebelumnya, pasangan pemenang kompetisi elektoral Pilgub DKI Jakarta 2017, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno berpotensi diduetkan kembali pada Pemilu 2024.

Siapapun pemenang Pilgub DKI Jakarta dianggap representasi dari kemenangan elektoral dalam Indonesia mini, dan layak dipertimbangkan sebagai elite politik penentu kebijakan di Indonesia.

Bahkan, dalam berbagai survei, nama keduanya selalu berada pada tiga besar kandidat paling potensial, seperti hasil survei Voxpol Center Research and Consulting .

Sandiaga Uno dianggap memiliki pengalaman dan prestasi moncer sebagai representasi pemimpin muda masa depan.

Namun potensi itu bisa buyar dengan keputusan hengkangnya Sandiaga Uno dari Gerindra ke PPP.

Formasi Ganjar-Sandiaga

Terkait langkah politik Sandiaga yang didorong berpasangan dengan Ganjar, tentu akan sangat menarik. Selain sebuah kejutan, tapi juga spekulasi politik yang besar.

Peluang itu muncul setelah Sandiaga sebagai Wakil Ketua Partai Gerindra memutuskan keluar dari Gerindra. Alasannya sangat logis karena Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto memutuskan maju mencalonkan diri sebagai capres.

Hal itu menyebabkan keinginan Sandiaga untuk maju sebagai cawapres menjadi tertutup.

Maka satu-satunya jalan adalah mencari kendaraan baru, sehingga peluang ia dicalonkan sebagai cawapres bisa terbuka kembali.

Dan partai barunya mesti yang memiliki bargaining power. Minimal dari latar belakang konstituen, ideologi, serta relasi politiknya yang sudah terbangun dengan beberapa kekuatan partai besar lain sebelumnya.

Seperti Golkar (12,31 persen), dan saat ini semakin intens dengan PDIP sebagai pemegang suara mayoritas 19,33 persen.

Pilihannya pada PPP dianggap sangat cerdik, mengingat dalam perang bintang 2019, meski PPP berada di posisi 9 dengan perolehan 4,52 persen pemilih, namun relasi politik saat ini semakin menguat, karena berada dalam satu barisan dengan PDIP dalam KIB.

Jika memilih untuk bergabung dengan Ganjar tentu tak akan ada hambatan bagi peluang politiknya mengingat baik PPP dan PDIP sudah berada dalam koalisi yang sama.

Dengan kekuatan suara sangat signifikan, PDIP 19,33 persen dan PPP 4,52 persen, bisa langsung klop dan klik!

Apalagi baik Ganjar dan Sandiaga memiliki elektabilitas yang tinggi sebagai calon yang maju dalam pilpres 2024, termasuk sebagai calon pasangan.

Keputusan itu menjadi sangat menarik dan jika terjadi akan menjadi tantangan luar biasa bagi partai lainnya, baik Gerindra (12,57 persen), Golkar (12,31 persen), PKB (9,69 persen), Nasdem (9,05 persen), PKS (8,21 persen), Demokrat (7,77 persen) serta PAN (6,84 persen).

Menunggu wangsit politik dari Mega

Jika melihat berbagai kemungkinan tersebut, peluang Megawati pasti akan memilih pasangan Ganjar-Sandiaga dari tawaran pilihan pasangan politik lainnya.

Sekalipun Golkar diharapkan oleh sebagian pengamat politik tetap bersama dalam KIB agar semakin mudah membangun koalisi barunya, namun ganjalannya bahwa partai Golkar juga memiliki pilihan capres internal dari partainya, yaitu Airlangga, Ketumnya sendiri.

Peluang lain jika bergabung dengan Prabowo Subianto, meskipun telah memiliki catatan tiga kali runner up, namun jika melihat peluang untuk menarik minat para pemilih milenial, pilihan memasang Ganjar-Prabowo masih kalah daya tariknya dibanding pilihan Ganjar-Sandiaga.

Ini akan menjadi wangsit terkuat buat Mega. Perang bintang Pilpres 2024, paling tidak akan berisi tiga kekuatan koalisi partai-partai yang tetap masih bisa berubah, tapi paling tidak peluang pasangannya yang akan muncul adalah: Ganjar-Sandiaga, Anies-AHY dan Prabowo-Airlangga

Besar kemungkinan Anies Baswedan tetap akan diusung oleh Koalisi Perubahan, berisi Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Apalagi Anies sudah dideklarasikan sebagai kandidat capres Nasdem sejak Oktober 2022 lalu. Meski diam-diam, kedua partai tersebut masih menginginkan kader masing-masing yang menjadi calon RI-2.

Jika mengambil pilihan dari luar, maka akan semakin sulit bagi Anies. Kecuali jika tiba-tiba Golkar membuat keputusan tersulit untuk mengalah dan keluar dari KIB untuk memilih bersama Anies, dalam formasi Anies-Airlangga. Ini sebuah prediksi paling liar.

Prabowo diyakini maju ke panggung pilpres lewat koalisi Kebangkitan Indonesia Raya yang dibentuk Partai Gerindra bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Sejak Agustus 2022, Prabowo telah menyatakan kesiapannya kembali bertarung di pentas pemilu di bawah bendera Gerindra.

Sedangkan Ganjar Pranowo jagoan dari PDI Perjuangan akan menggunakan kekuatan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) besutan Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Kecuali jika Sandiaga ditarik masuk dan Golkar tetap pada pendiriannya menjadikan Airlangga capres dari partainya. Golkar mungkin akan melirik posisi bersama Prabowo, meski akhirnya harus turun kelas.

PDI-P sudah bertekad untuk memenangkan hattrick dalam Pilpres. Jadi tidak ada cara lain selain mencapreskan Ganjar karena elektabilitas terbaiknya.

Pilihan Ganjar-Sandiaga akan menjadi kekuatan menakutkan, dan lebih menarik dari peluang Ganjar jika disandingkan dengan Menteri BUMN Erick Thohir seperti versi PAN.

Dan jika Prabowo tak lari ke PDIP (menunggu wangsit Mega), atau bergabung dengan Golkar, kemungkinan bisa saja akan memilih sosok cawapres yang disodorkan PKB (Ketua Umum Muhaimin Iskandar) atau Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parwansa.

Pilihan bersama Khofifah karena representasi gender, dukungan politik dari Jatim dan Fatayat NU, serta pengalaman birokrasinya selama menjabat sebagai Menteri Sosial.

Semuanya masih menunggu kontemplasi Megawati, siapa tahu dapat wangsit politik yang pas, yang saat ini ditunggu-tunggu, seolah jadi penentu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demo Tolak Revisi UU Polri, Aliansi Masyarakat Sipil: Kekuasaan Polisi Bakal Melebihi Presiden

Demo Tolak Revisi UU Polri, Aliansi Masyarakat Sipil: Kekuasaan Polisi Bakal Melebihi Presiden

Nasional
Yakin Partai Lain Tertarik Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Enggak Mau Aman?

Yakin Partai Lain Tertarik Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Enggak Mau Aman?

Nasional
Sejumlah Nama yang Disiapkan PDI-P untuk Pilkada: Risma-Azwar Anas di Jatim, Andika Perkasa di Jateng

Sejumlah Nama yang Disiapkan PDI-P untuk Pilkada: Risma-Azwar Anas di Jatim, Andika Perkasa di Jateng

Nasional
PKS Enggan Tawarkan Partai KIM untuk Usung Anies-Sohibul, tetapi Berbeda dengan PDI-P

PKS Enggan Tawarkan Partai KIM untuk Usung Anies-Sohibul, tetapi Berbeda dengan PDI-P

Nasional
Soal Tawaran Kursi Cawagub Pilkada Jakarta oleh KIM, PKS: Beri Manfaat atau Jebakan?

Soal Tawaran Kursi Cawagub Pilkada Jakarta oleh KIM, PKS: Beri Manfaat atau Jebakan?

Nasional
Yakin Tak Ditinggal Partai Setelah Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Elektabilitasnya Paling Tinggi?

Yakin Tak Ditinggal Partai Setelah Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Elektabilitasnya Paling Tinggi?

Nasional
PKS Ungkap Surya Paloh Berikan Sinyal Dukungan Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta

PKS Ungkap Surya Paloh Berikan Sinyal Dukungan Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta

Nasional
Soal Jokowi Tawarkan Kaesang ke Parpol, Sekjen PDI-P: Replikasi Pilpres

Soal Jokowi Tawarkan Kaesang ke Parpol, Sekjen PDI-P: Replikasi Pilpres

Nasional
KPK Segera Buka Data Caleg Tak Patuh Lapor Harta Kekayaan

KPK Segera Buka Data Caleg Tak Patuh Lapor Harta Kekayaan

Nasional
KPK Kembali Minta Bantuan Masyarakat soal Buronan Harun Masiku

KPK Kembali Minta Bantuan Masyarakat soal Buronan Harun Masiku

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Bantah Hasto Menghilang | Kominfo Tak Respons Permintaan 'Back Up' Data Imigrasi

[POPULER NASIONAL] PDI-P Bantah Hasto Menghilang | Kominfo Tak Respons Permintaan "Back Up" Data Imigrasi

Nasional
Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Nasional
Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Nasional
Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com