Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ardi Wirdamulia
Kepala BadiklatDa Partai Demokrat DKI Jakarta

Bekerja sebagai peneliti di lembaga penelitian pemasaran

"Cultural War" dan Kontestasi Politik: Dari Mana Polarisasi Terjadi?

Kompas.com - 06/05/2023, 08:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Relevansi terkait perkembangan zaman yang direfleksikan oleh media, baik informasi atau hiburan yang dikonsumsinya.

Apa batu ujinya? Untuk kasus Amerika dan negara-negara demokrasi lainnya, batu uji itu adalah usulan undang-undang. Kesiapan masyarakat untuk menerima nilai-nilai itu dicerminkan melalui representasi masyarakat di legislatif, eksekutif, dan yudikatif.

Karena saat melakukan pilihan dalam pemilu, keberpihakan para kandidat terhadap titik-titik tempur dalam cultural war merupakan salah satu kriteria utama. Seorang yang memiliki nilai-nilai konservatif tidak akan memilih orang dengan nilai-nilai liberal.

Bagian pentingnya, kandidat yang bertarung akan mengampanyekan posisinya dalam titik-titik tempur itu.

Keterlibatan politikus dalam cultural war itu transparan dan bertanggungjawab. Jika dalam kampanye dia mengatakan antiaborsi atau antiperkawinan homoseksual, maka itulah suara yang akan dia bawa ketika ada RUU yang terkait diusulkan.

Di Indonesia, jarak antara kontestasi politik dan cultural war masih sangat jauh. Dalam catatan saya ada beberapa penyebab.

Pertama, mari kita identifikasi titik-titik tempur dalam cultural war. Kapan ada dominasi nilai saat mengatur hubungan/perilaku dalam masyarakat? Ternyata ini lebih mengemuka pada kriminalisasi atau dekriminalisasi perilaku/perbuatan yang sangat terkait dengan nilai-nilai moral.

Contohnya adalah hubungan seksual di luar pernilahan, aborsi, perjudian, minuman keras, homoseksualitas, penggunaan ganja untuk rekreasional dan lain sebagainya. Ada atau tidaknya larangan akan dimaknai sebagai dominasi dalam kultur.

Padahal undang-undang yang mengatur kriminalisasi atau dekriminalisasi itu dicakup hanya oleh satu undang-undang, yakni UU KUHP. Ini menyulitkan legislator untuk mengusulkan perubahan hanya pada pasal tertentu.

Misalnya, debat tentang larangan aborsi di Indonesia di DPR hanya jadi bagian kecil dari banyaknya pasal-pasal yang diusulkan dalam RUU KUHP yang baru disahkan. Bahkan kita tidak menonton perdebatannya karena lebih sering diselesaikan melalui lobi-lobi.

Catatan publik dalam pengesahan KUHP ini hanya tentang pandangan umum fraksi (Partai) tentang RUU KUHP secara total. Bukan pasal per pasal. Akibatnya, tidak ada lagi kaitan antara cultural war yang hidup di masyarakat dengan pandangan wakil-wakilnya di DPR.

Kedua, masih terkait yang pertama, para politikus atau kontestan juga menjauh dari titik-titik tempur ini. Kita tidak akan pernah mendengar, setidaknya dalam beberapa tahun ke depan, adanya seorang kandidat yang menjanjikan revisi KUHP dalam soal aborsi, homoseksualitas, minuman keras dan sejenisnya. Karena dianggap terlalu sensitif dan khawatir justru akan mengurangi potensi suara.

Ketiga, para politisi juga tidak punya kesiapan untuk berdebat secara cerdas pada titik-titik tempur ini. Berapa banyak dari 560 anggota DPR kita yang memiliki pemahaman dalam tentang gender ideology, misalnya?

Kita tahu kesiapan ini muncul dari kebutuhan. Karena titik-titik tempur cultural war bukan perdebatan dalam kontestasi, ya buat apa belajar? Tidak butuh. Lebih gampang bagi-bagi sembako, toh?

Lalu apa dampak dari keterputusan cultural war dengan kontestasi politik? Pada akhirnya masyarakat mengarang bebas.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com