Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menerka Capres dari Koalisi Besar: Kalau Bukan Ganjar, lalu Siapa?

Kompas.com - 05/05/2023, 07:39 WIB
Ardito Ramadhan,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Koalisi besar yang dimotori oleh Partai Golkar dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) diprediksi tidak akan mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk menjadi bakal calon presiden pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Ketua DPP Partai Golkar yang juga tim pemenangan koalisi besar, Nusron Wahid mengakui bahwa sinyal itu terlihat ketika Ketua Umum Partai Golkar Airlangga justru sepakat memotori pembentukan koalisi besar bersama Ketua Umum PKB Muhaimin setelah diajak Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk mendukung Ganjar.

"Ya kan kemarin PPP mengajak Golkar untuk ikut dukung Pak Ganjar, kan hari ini (Rabu) ada pertemuan dengan Pak Muhaimin. Kan artinya Pak Ketua Umum (Airlangga Hartarto) sudah menjawab," kata Nusron di Restoran Plataran, Jakarta, Rabu (3/5/2023).

Baca juga: Lobi dengan PDI-P Alot, Koalisi Besar Lirik Prabowo, Tinggalkan Ganjar?

Menurut Nusron, Golkar tidak perlu menyatakan tak akan mendukung Ganjar secara tersurat, tetapi bisa disampaikan lewat sikap yang ditunjukkan.

"Kata Pak Faisol Riza (Wakil Sekretaris Jenderal PKB), kiai-kiai PKB itu bahasa tingkah lebih fasih daripada bahasa kata," ujar Nusron.

Nusron juga mengatakan bahwa koalisi besar ingin mencari sosok alternatif selain Ganjar yang bisa dipilih publik pada Pilpres 2024.

Ia lantas menyebut bahwa PDI-P tidak akan diajak bergabung ke koalisi besar karena sudah memutuskan mengusung Ganjar.

Namun demikian, kata Nusron, koalisi besar yang dijajaki oleh Golkar dan PKB ini juga tetap membuka pintu bagi PPP apabila berubah pikiran dan tidak lagi mengusung Ganjar.

"Kalau memang PPP berlabuh ke Ganjar, ya alhamdulillah. Itu berarti selamat bagi PPP, tapi kalau PPP nanti gabung sama koalisi besar ini alhamdulillah juga," kata Nusron.

Baca juga: Adian: Jika Ganjar Menang Pilpres, Itu Bukan karena Keringatnya Sendiri, tapi Keringat Jutaan Orang

Sementara itu, Muhaimin pun menyatakan bahwa koalisi besar ini akan menyimulasikan sejumlah pasangan calon presiden dan calon wakil presiden untuk Pemilu 2024.

Ia tidak menyebut nama Ganjar sebagai salah satu tokoh yang akan disimulasikan. Muhaimin mengatakan, nama yang disimulasikan itu adalah dirinya, Airlangga, dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

"Simulasi itu tidak menutup berbagai peluang, apakah Prabowo-Muhaimin, apakah Prabowo-Airlangga, ataukah Airlangga-Muhaimin. Itu masih proses yang akan kita jalani," ujar Muhaimin.

Mengarah ke Prabowo

Direktur Eksekutif Institute of Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menduga bahwa bakal koalisi besar kini berubah arah dukungan, dari semula untuk Ganjar Pranowo kemudian ke Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden.

"Semula arahnya mendukung Ganjar. Tapi alotnya negosiasi koalisi bersama PDI-P, tampaknya membuat partai-partai itu berpikir ulang, dan berbalik mendukung Prabowo," kata Umam kepada Kompas.com, Kamis (4/5/2023).

Umam menilai, indikasi dukungan koalisi besar kepada Prabowo ini juga merupakan tendensi akan adanya perlawanan terbuka kepada PDI-P yang sudah mengusung Ganjar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gejala Korupsisme Masyarakat

Gejala Korupsisme Masyarakat

Nasional
KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

Nasional
PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

Nasional
Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Nasional
Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Nasional
Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com