Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senyum Megawati, Tawa Jokowi hingga Absennya Nasdem pada Pertemuan 6 Ketum Parpol di Istana

Kompas.com - 03/05/2023, 06:32 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan enam ketua umum (ketum) partai politik (parpol) koalisi pendukung pemerintah telah dilaksanakan pada Selasa (2/5/2023) malam.

Pertemuan tersebut digelar di Istana Kepresidenan, Jakarta dan berlangsung selama lebih dari 2,5 jam.

Keenam ketum parpol yang mengikuti pertemuan yakni Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Ketum Gerindra Prabowo Subianto, Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Ketum PAN Zulkifli Hasan, dan Pelaksana Tugas (Plt) Ketum PPP Muhammad Mardiono.

Baca juga: Prabowo Kian Mesra dengan Golkar, Temui Airlangga, Aburizal hingga Jusuf Kalla

Para Ketum parpol tersebut mulai berdatangan ke Kompleks Istana Kepresidenan sekitar pukul 18.30 WIB.

Pantauan Kompas.com, Plt Ketum PPP Mardiono tiba di istana pukul 18.35 WIB dan langsung masuk istana lewat pintu yang berada di samping Masjid Baiturrahim sisi samping depan Istana Merdeka.

Selanjutnya, Ketum Golkar Airlangga Hartarto tiba pukul 18.38 WIB dan langsung masuk istana lewat pintu yang sama.

Setelahnya pada 18.44 WIB hadir Ketum PPP Zulkifli Hasan. Zulkifli sempat melambaikan tangan kepada jurnalis sebelum akhirnya masuk istana lewat pintu di samping Masjid Baiturrahim.

Terakhir, Ketum Gerindra Prabowo Subianto tiba pukul 18.46 WIB. Prabowo pun sempat melambaikan tangannya sebelum memasuki istana lewat pintu yang sama dengan rekan-rekannya.

Usai kedatangan Prabowo, tidak tampak lagi kehadiran ketum-ketum parpol lain.

Baca juga: Menanti Perubahan Peta Koalisi Setelah Jokowi Kumpulkan Bos Parpol...

Adapun Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar telah tiba di istana sebelum sekitar pukul 18.30 WIB.

Usai keenam ketum parpol memasuki istana, pertemuan dengan Presiden Jokowi dimulai sekitar pukul 19.00 WIB.

Senyum Megawati dan Tawa Jokowi

Setelah pertemuan berlangsung sekitar 2,5 jam lebih, Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri keluar dari istana pukul 21.38 WIB.

Mega yang dijemput dengan mobil berpelat B 42 terlihat tersenyum dari balik kaca mobilnya ketika melihat para jurnalis yang telah menunggu.

Dia pun melambaikan tangan kepada jurnalis. Ketika jurnalis memanggil namanya, senyuman Megawati kian lebar.

Mega yang sebelumnya duduk santai di dalam mobil kemudian menegakkan bahu dan mendekatkan wajahnya ke jendela mobilnya.

Wajahnya masih tersenyum dan berubah menjadi tawa kecil saat melihat kerumunan wartawan yang menyapanya.

Sambil masih melambaikan tangan, Mega terus tersenyum. Di sampingnya tampak Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto sedang duduk dan ikut mengamati para jurnalis.

Setelah itu, tampak Ketum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar keluar dari istana sambil berjalan beriringan sekitar pukul 21.48 WIB. Keduanya tampak bercakap dan sesekali tertawa kecil.

"Kok masih betah saja nunggu?" sapa Airlangga kepada wartawan.

Baca juga: Prabowo, Zulkifli Hasan, Airlangga hingga Mardiono Penuhi Undangan Presiden

Dia kemudian menjelaskan bahwa agenda pertemuan enam ketum parpol dengan Presiden Jokowi pada Selasa malam dalam rangka halalbihalal.

Selain itu, dibahas pula soal capaian pembangunan dan tantangan bangsa Indonesia ke depan.

Tak lama setelah itu, tampak Ketum Gerindra Prabowo Subianto, Ketum PAN Zulkifli Hasan dan Plt Ketum PPP Mardiono keluar istana bersama.

Ketiganya lantas bergabung dengan Airlangga dan Muhaimin untuk melakukan sesi foto bersama yang diabadikan oleh wartawan.

Usai sesi foto, Plt Ketum PPP Mardiono mengungkapkan seperti apa suasana kebatinan Presiden Jokowi selama bertemu para ketum parpol.

Mardiono mengungkapkan bahwa selama pertemuan, Presiden Jokowi kerap tertawa.

Baca juga: Tebar Senyum, Megawati Jadi Ketum Parpol Pertama yang Keluar Usai Bertemu dengan Jokowi

Mardiono pun memuji hidangan yang disajikan Presiden sebagai tuan rumah yang menurutnya lezat.

"Oh (Presiden) bahagia sekali, banyak tertawa-tertawa. Makanannya juga enak sekali, ada udangnya, enak sekali," jelasnya.

Ketum Gerindra Prabowo Subianto, Ketum PAN Zulkifli Hasan, Plt Ketum PPP Mardiono dan Ketum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Selasa (2/5/2023).Kompas.com/ Dian Erika Ketum Gerindra Prabowo Subianto, Ketum PAN Zulkifli Hasan, Plt Ketum PPP Mardiono dan Ketum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Selasa (2/5/2023).

Isi pertemuan

Ketum Golkar Airlangga Hartarto menjelaskan, dalam pertemuan dengan Presiden Jokowi, para pimpinan parpol itu diajak membahas kondisi perekonomian Indonesia ke depan.

Selain itu, Presiden menekankan soal jebakan negara berpenghasilan menengah (middle income trap).

"Kita punya pemahaman yang sama (soal itu). Enam parpol yang bertemu Presiden hari ini," kata Airlangga.

"Kita bicara konten bicara isi pembangunan. Jadi kalau masalah itu (politik) masing-masing partai," lanjutnya.

Sementara itu, Plt Ketum PPP Mardiono mengatakan, pertemuan dengan Presiden Jokowi pada Selasa malam lebih banyak membahas soal kondisi Indonesia ke depan. Antara lain mengenai bonus demografi yang dimiliki Indonesia.

Presiden mengingatkan bahwa Indonesia punya kesempatan selama 13 tahun untuk memanfaatkan bonus demografi.

"Kalau kita tidak terlewatkan untuk mendapatkan bonus demografi itu maka kemungkinan nanti lewat kesempatan itu. Karenanya kita tidak boleh lewat kesempatan itu," jelasnya.

"Pembahasan tadi menyebut bahwa pesta demokrasi benar-benar harus bisa dinikmati oleh rakyat dan kemudian juga hasilnya itu nanti untuk menyongsong bonus demografi," tambah Mardiono.

Baca juga: Surya Paloh Tak Diundang Jokowi ke Istana, Prabowo: Sedang di Luar Negeri

Sementara itu, Menurut Ketum Gerindra Prabowo Subianto, pertemuan dengan Presiden Jokowi dimulai dengan silaturahmi Lebaran.

Setelah itu, Presiden Jokowi menyampaikan perkembangan terakhir mengenai situasi ekonomi dunia. Antara lain soal ramalan negara-negara besar, ramalan lembaga moneter internasional (IMF) hingga bank dunia soal Indonesia yang benar-benar punya potensi menjadi negara maju.

"Bisa. Sekarang kalau tidak salah gross domestic product (GDP) kita sudah Rp 1,5 T. Diperkirakan sekarang ekonomi kita sudah ke-16 ya terbesar," ungkap Prabowo.

"Dan kita sangat mungkin bisa menjadi ekonomi keempat terbesar di dunia. Kalau kita pandai memanfaatkan keadaan. Jadi itu titipan beliau kepada kita-kita. Saya kira itu intinya," jelasnya.

Klaim tak bahas politik

Prabowo Subianto melanjutkan, pertemuan pada Selasa malam tidak membahas soal politik.

Politik praktis pun menurutnya tak disinggung oleh Presiden.

"Saya kira enggak ada (pembahasan politik). Secara praktis tidak," ujar Prabowo.

Menurut Prabowo, pembicaraan yang bersahabat dan kekeluargaan menyebabkan pertemuan berlangsung cukup lama.

"Karena bersahabat, kekeluargaan ya baik," tegasnya.

Senada dengan Prabowo, Plt Ketum PPP Mardiono mengatakan tak ada pembahasan soal politik praktis dengan Presiden.

Hanya saja, Presiden menitipkan pesan agar ketum parpol dan jajarannya tetap kompak.

"Secara praktis tidak (tak ada pembahasan politik). Tadi titipan besar bahwa kita harua rukun, kita harus kompak bisa kerja sama demi negara, intinya itu demi bangsa dan negara," ungkapnya.

Ketum Golkar Airlangga Hartarto mengatakan, dalam pertemuan Presiden Jokowi tak menyinggung soal Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), koalisi besar maupun Koalisi Indonesia Raya (KIR).

"Kita enggak bahas spesifik mengenai itu tapi lebih kepada perekonomian ke depan," tuturnya.

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto memberikan keterangan pers seusai pertemuan Presiden Joko Widodo dan ketua umum partai pendukung di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (2/5/2023).KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto memberikan keterangan pers seusai pertemuan Presiden Joko Widodo dan ketua umum partai pendukung di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (2/5/2023).

Nasdem tak ikut pertemuan

Adapun hingga akhir pertemuan antara Presiden Jokowi dengan ketum parpol, tidak tampak kehadiran Ketum Partai Nasdem Surya Paloh.

Adapun Nasdem merupakan salah satu partai pendukung koalisi pemerintah yang saat ini ada di parlemen dan masuk dalam kabinet Presiden Jokowi.

Mengenai ketidakhadiran Nasdem, Prabowo sedikit memberikan penjelasan. Menurut Prabowo, Surya Paloh sedang berada di luar negeri.

"(Ketum Nasdem) sedang di luar negeri. Sedang di luar negeri," ujar Prabowo di halaman Istana Merdeka usai pertemuan pada Selasa malam.

Saat Prabowo ditanya lebih lanjut apakah Surya Paloh diundang atau tidak dalam pertemuan dengan Jokowi itu, dia tidak menjawab.

Menteri Pertahanan tersebut hanya kembali menegaskan bahwa Surya Paloh sedang di luar negeri.

"Sedang di luar negeri," katanya.

Baca juga: Usai 2,5 Jam Jokowi Kumpulkan Ketum Parpol, Megawati Full Senyum, Prabowo-Airlangga Bicara Masalah Ekonomi

Sementara itu, Plt Ketum PPP Mardiono mengaku tidak tahu apakah Nasdem diundang atau tidak dalam pertemuan dengan Presiden Jokowi pada Selasa malam.

Dia pun mengaku tak menanyakan soal itu ke Presiden.

"Kalau itu saya tidak tahu, karena bukan tuan rumah. Tentu yang tahu adalah tuan rumah, jadi tadi saya tidak menanyakan apakah Nasdem diundang," katanya.

Selama pertemuan pun, lanjut dia, Presiden Jokowi juga tidak menyinggung soal Nasdem.

"Tidak, enggak ada. Jadi ya bahasannya tidak terlalu berat, ringan-ringan tetapi yang pasti adalah untuk Indonesia ke depan," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com