JAKARTA, KOMPAS.com - Pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan enam ketua umum (ketum) partai politik (parpol) koalisi pendukung pemerintah telah dilaksanakan pada Selasa (2/5/2023) malam.
Pertemuan tersebut digelar di Istana Kepresidenan, Jakarta dan berlangsung selama lebih dari 2,5 jam.
Keenam ketum parpol yang mengikuti pertemuan yakni Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Ketum Gerindra Prabowo Subianto, Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Ketum PAN Zulkifli Hasan, dan Pelaksana Tugas (Plt) Ketum PPP Muhammad Mardiono.
Baca juga: Prabowo Kian Mesra dengan Golkar, Temui Airlangga, Aburizal hingga Jusuf Kalla
Para Ketum parpol tersebut mulai berdatangan ke Kompleks Istana Kepresidenan sekitar pukul 18.30 WIB.
Pantauan Kompas.com, Plt Ketum PPP Mardiono tiba di istana pukul 18.35 WIB dan langsung masuk istana lewat pintu yang berada di samping Masjid Baiturrahim sisi samping depan Istana Merdeka.
Selanjutnya, Ketum Golkar Airlangga Hartarto tiba pukul 18.38 WIB dan langsung masuk istana lewat pintu yang sama.
Setelahnya pada 18.44 WIB hadir Ketum PPP Zulkifli Hasan. Zulkifli sempat melambaikan tangan kepada jurnalis sebelum akhirnya masuk istana lewat pintu di samping Masjid Baiturrahim.
Terakhir, Ketum Gerindra Prabowo Subianto tiba pukul 18.46 WIB. Prabowo pun sempat melambaikan tangannya sebelum memasuki istana lewat pintu yang sama dengan rekan-rekannya.
Usai kedatangan Prabowo, tidak tampak lagi kehadiran ketum-ketum parpol lain.
Baca juga: Menanti Perubahan Peta Koalisi Setelah Jokowi Kumpulkan Bos Parpol...
Adapun Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar telah tiba di istana sebelum sekitar pukul 18.30 WIB.
Usai keenam ketum parpol memasuki istana, pertemuan dengan Presiden Jokowi dimulai sekitar pukul 19.00 WIB.
Setelah pertemuan berlangsung sekitar 2,5 jam lebih, Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri keluar dari istana pukul 21.38 WIB.
Mega yang dijemput dengan mobil berpelat B 42 terlihat tersenyum dari balik kaca mobilnya ketika melihat para jurnalis yang telah menunggu.
Dia pun melambaikan tangan kepada jurnalis. Ketika jurnalis memanggil namanya, senyuman Megawati kian lebar.
Mega yang sebelumnya duduk santai di dalam mobil kemudian menegakkan bahu dan mendekatkan wajahnya ke jendela mobilnya.
Wajahnya masih tersenyum dan berubah menjadi tawa kecil saat melihat kerumunan wartawan yang menyapanya.
Sambil masih melambaikan tangan, Mega terus tersenyum. Di sampingnya tampak Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto sedang duduk dan ikut mengamati para jurnalis.
Setelah itu, tampak Ketum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar keluar dari istana sambil berjalan beriringan sekitar pukul 21.48 WIB. Keduanya tampak bercakap dan sesekali tertawa kecil.
"Kok masih betah saja nunggu?" sapa Airlangga kepada wartawan.
Baca juga: Prabowo, Zulkifli Hasan, Airlangga hingga Mardiono Penuhi Undangan Presiden
Dia kemudian menjelaskan bahwa agenda pertemuan enam ketum parpol dengan Presiden Jokowi pada Selasa malam dalam rangka halalbihalal.
Selain itu, dibahas pula soal capaian pembangunan dan tantangan bangsa Indonesia ke depan.
Tak lama setelah itu, tampak Ketum Gerindra Prabowo Subianto, Ketum PAN Zulkifli Hasan dan Plt Ketum PPP Mardiono keluar istana bersama.
Ketiganya lantas bergabung dengan Airlangga dan Muhaimin untuk melakukan sesi foto bersama yang diabadikan oleh wartawan.
Usai sesi foto, Plt Ketum PPP Mardiono mengungkapkan seperti apa suasana kebatinan Presiden Jokowi selama bertemu para ketum parpol.
Mardiono mengungkapkan bahwa selama pertemuan, Presiden Jokowi kerap tertawa.
Baca juga: Tebar Senyum, Megawati Jadi Ketum Parpol Pertama yang Keluar Usai Bertemu dengan Jokowi
Mardiono pun memuji hidangan yang disajikan Presiden sebagai tuan rumah yang menurutnya lezat.
"Oh (Presiden) bahagia sekali, banyak tertawa-tertawa. Makanannya juga enak sekali, ada udangnya, enak sekali," jelasnya.
Ketum Golkar Airlangga Hartarto menjelaskan, dalam pertemuan dengan Presiden Jokowi, para pimpinan parpol itu diajak membahas kondisi perekonomian Indonesia ke depan.
Selain itu, Presiden menekankan soal jebakan negara berpenghasilan menengah (middle income trap).
"Kita punya pemahaman yang sama (soal itu). Enam parpol yang bertemu Presiden hari ini," kata Airlangga.
"Kita bicara konten bicara isi pembangunan. Jadi kalau masalah itu (politik) masing-masing partai," lanjutnya.
Sementara itu, Plt Ketum PPP Mardiono mengatakan, pertemuan dengan Presiden Jokowi pada Selasa malam lebih banyak membahas soal kondisi Indonesia ke depan. Antara lain mengenai bonus demografi yang dimiliki Indonesia.
Presiden mengingatkan bahwa Indonesia punya kesempatan selama 13 tahun untuk memanfaatkan bonus demografi.
"Kalau kita tidak terlewatkan untuk mendapatkan bonus demografi itu maka kemungkinan nanti lewat kesempatan itu. Karenanya kita tidak boleh lewat kesempatan itu," jelasnya.
"Pembahasan tadi menyebut bahwa pesta demokrasi benar-benar harus bisa dinikmati oleh rakyat dan kemudian juga hasilnya itu nanti untuk menyongsong bonus demografi," tambah Mardiono.
Baca juga: Surya Paloh Tak Diundang Jokowi ke Istana, Prabowo: Sedang di Luar Negeri
Sementara itu, Menurut Ketum Gerindra Prabowo Subianto, pertemuan dengan Presiden Jokowi dimulai dengan silaturahmi Lebaran.
Setelah itu, Presiden Jokowi menyampaikan perkembangan terakhir mengenai situasi ekonomi dunia. Antara lain soal ramalan negara-negara besar, ramalan lembaga moneter internasional (IMF) hingga bank dunia soal Indonesia yang benar-benar punya potensi menjadi negara maju.
"Bisa. Sekarang kalau tidak salah gross domestic product (GDP) kita sudah Rp 1,5 T. Diperkirakan sekarang ekonomi kita sudah ke-16 ya terbesar," ungkap Prabowo.
"Dan kita sangat mungkin bisa menjadi ekonomi keempat terbesar di dunia. Kalau kita pandai memanfaatkan keadaan. Jadi itu titipan beliau kepada kita-kita. Saya kira itu intinya," jelasnya.
Prabowo Subianto melanjutkan, pertemuan pada Selasa malam tidak membahas soal politik.
Politik praktis pun menurutnya tak disinggung oleh Presiden.
"Saya kira enggak ada (pembahasan politik). Secara praktis tidak," ujar Prabowo.
Menurut Prabowo, pembicaraan yang bersahabat dan kekeluargaan menyebabkan pertemuan berlangsung cukup lama.
"Karena bersahabat, kekeluargaan ya baik," tegasnya.
Senada dengan Prabowo, Plt Ketum PPP Mardiono mengatakan tak ada pembahasan soal politik praktis dengan Presiden.
Hanya saja, Presiden menitipkan pesan agar ketum parpol dan jajarannya tetap kompak.
"Secara praktis tidak (tak ada pembahasan politik). Tadi titipan besar bahwa kita harua rukun, kita harus kompak bisa kerja sama demi negara, intinya itu demi bangsa dan negara," ungkapnya.
Ketum Golkar Airlangga Hartarto mengatakan, dalam pertemuan Presiden Jokowi tak menyinggung soal Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), koalisi besar maupun Koalisi Indonesia Raya (KIR).
"Kita enggak bahas spesifik mengenai itu tapi lebih kepada perekonomian ke depan," tuturnya.
Adapun hingga akhir pertemuan antara Presiden Jokowi dengan ketum parpol, tidak tampak kehadiran Ketum Partai Nasdem Surya Paloh.
Adapun Nasdem merupakan salah satu partai pendukung koalisi pemerintah yang saat ini ada di parlemen dan masuk dalam kabinet Presiden Jokowi.
Mengenai ketidakhadiran Nasdem, Prabowo sedikit memberikan penjelasan. Menurut Prabowo, Surya Paloh sedang berada di luar negeri.
"(Ketum Nasdem) sedang di luar negeri. Sedang di luar negeri," ujar Prabowo di halaman Istana Merdeka usai pertemuan pada Selasa malam.
Saat Prabowo ditanya lebih lanjut apakah Surya Paloh diundang atau tidak dalam pertemuan dengan Jokowi itu, dia tidak menjawab.
Menteri Pertahanan tersebut hanya kembali menegaskan bahwa Surya Paloh sedang di luar negeri.
"Sedang di luar negeri," katanya.
Sementara itu, Plt Ketum PPP Mardiono mengaku tidak tahu apakah Nasdem diundang atau tidak dalam pertemuan dengan Presiden Jokowi pada Selasa malam.
Dia pun mengaku tak menanyakan soal itu ke Presiden.
"Kalau itu saya tidak tahu, karena bukan tuan rumah. Tentu yang tahu adalah tuan rumah, jadi tadi saya tidak menanyakan apakah Nasdem diundang," katanya.
Selama pertemuan pun, lanjut dia, Presiden Jokowi juga tidak menyinggung soal Nasdem.
"Tidak, enggak ada. Jadi ya bahasannya tidak terlalu berat, ringan-ringan tetapi yang pasti adalah untuk Indonesia ke depan," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.