JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla mengaku telah memiliki kedekatan sejak lama dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Ia menyatakan keduanya memiliki mentor yang sama yakni Panglima ABRI Jenderal TNI (Purn) Andi Muhammad Jusuf.
“Kita lebih banyak silaturahmi. Saya memang dekat dengan beliau. Kami sudah janjian semenjak dua bulan lalu,” ujar Jusuf Kalla di kediamannya, kawasan Brawijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (5/2/2023).
Baca juga: Terima Kunjungan Prabowo, Jusuf Kalla: Saya Ucapkan Mudah-mudahan Berhasil
Bersama Prabowo, Jusuf Kalla mengaku membahas mengenai berbagai persoalan dan tantangan bangsa ke depan. Namun, ia mengklaim, tak menyinggung soal kemungkinan kerja sama antara Partai Gerindra dan Partai Golkar.
“Saya tidak singgung. Saya kan di luar suatu konteks politik. Jadi tidak membahas masalah begitu,” ungkap dia.
Ia menuturkan, saat ini sudah tak terlibat aktif dalam politik di internal Golkar. Sehingga, ia enggan mengomentari lebih jauh soal situasi politik saat ini.
“Itu urusan pimpinan partai. Saya sudah tidak aktif lagi di partai,” imbuh dia.
Baca juga: Bertemu Prabowo, Jusuf Kalla Mengaku Tak Singgung Kemungkinan Kerja Sama Golkar-Gerindra
Untuk diketahui, sebelum bertemu JK, Prabowo sudah dua kali bertemu dengan Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Pertemuan pertama berlangsung pada Sabtu (22/4/2023), disusul pertemuan lanjutan pada Senin (1/5/2023).
Nama Prabowo sendiri sempat diwacanakan untuk berpasangan dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang diusung sebagai capres oleh PDI Perjuangan pada Pilpres 2024.
Namun, Menteri Pertahanan itu menyiratkan keenggananya untuk menjadi kandidat RI-2. Sebabnya, Prabowo telah diusung Partai Gerindra sebagai capres.
Di sisi lain, Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang diinisiasi pembentukannya oleh Gerindra dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) hingga kini belum mencapai kesepakatan soal siapa yang akan diusung sebagai kandidat capres-cawapres di pilpres mendatang.
PKB diketahui bersikukuh ingin menduetkan ketua umumnya, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dengan Prabowo. Adapun keputusan akhir mengenai siapa yang akan diusung koalisi ini akan dibahas oleh Prabowo dan Muhaimin, sebagaimana isi di dalam konsensus yang telah mereka sepakati sebelumnya.
Hal yang sama dialami Koalisi Indonesia Bersatu, koalisi yang diinisiasi Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), yang hingga kini belum menentukan siapa kandidat yang bakal diusung.
Baca juga: Bertemu, Prabowo dan Jusuf Kalla Mengaku Banyak Bernostalgia
Di satu sisi, Golkar bersikukuh untuk mengusung Airlangga sebagai bakal capres. Manuver politik pun telah dilakukan Airlangga. Salah satunya, Airlangga dan elite Golkar rencananya akan bertemu dengan Muhaimin dan elite PKB pada Rabu (3/5/2023).
Sebelum bertemu dengan Muhaimin, Airlangga juga telah menggelar pertemuan dengan Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh. Diketahui, Nasdem bersama Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sebagai bakal capres.
Ketua DPP bidang Pemenangan Pemilu DPP Nasdem, Effendi Choirie menyebut bahwa partainya terbuka untuk menduetkan Airlangga dengan Anies di pilpres. Menurutnya, wacana itu pernah disinggung ketika elite Golkar bertemu Surya Paloh beberapa waktu lalu. Namun, ia enggan mengungkap siapa yang memulai pembahasan itu pertama kali.
Baca juga: Prabowo Temui Jusuf Kalla, Usai 2 Kali Bertemu Airlangga dan Aburizal Bakrie
Di sisi lain, terjadi perbedaan pandangan di internal KIB, usai PPP resmi memberikan dukungan capres kepada Ganjar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.