Lalu, ada Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Motornya adalah Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Dengan modal 148 kursi di DPR (25,7 persen) dan 28,9 persen perolehan suara Pemilu Legislatif 2019, ada sederet nama yang konon siap dipinang, baik untuk bakal calon presiden maupun bakal calon wakil presiden.
Di KIB antara lain ada Airlangga Hartarto dari Partai Golkar, Zulkifli Hasan dari PAN, dan belakangan Sandiaga Uno yang hengkang dari Partai Gerindra untuk bergabung ke PPP.
Wacana ketiga adalah Koalisi Indonesia Raya (KIR), dengan Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai motornya. Berbekal 136 kursi di DPR (23,7 persen) dan 25,91 persen perolehan suara di Pemilu Legislatif 2019, mereka berencana mengusung Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden di Pemilu Presiden 2024.
Di luar tiga wacana itu, muncul pula orkestrasi wacana Koalisi Besar. Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut sebagai orang di balik orkestrasi ini. Dalam wacana Koalisi Besar, partai yang dilibatkan adalah Partai Golkar, Partai Gerindra, PKB, PAN, dan PPP.
Dengan komposisi itu, mereka memiliki bekal 284 kursi di DPR (49,4 persen) dan 54,1 persen perolehan suara di Pemilu Legislatif 2019.
Penunjukan Ganjar menjadi bakal calon presiden dari PDI-P pun disebut menjadi bagian untuk mendorong partai ini bergabung dalam wacana Koalisi Besar. Bila skenario ini benar terjadi maka modal Koalisi Besar pun melejit menjadi 412 kursi di DPR (71,7 persen) dan 78,48 persen perolehan suara di Pemilu Legislatif 2019.
Bagaimana kemungkinan setelah penunjukan Ganjar?
Setelah PDI-P menyatakan rencana pengusungan Ganjar, tiga koalisi disebut sebagai proyeksi realistis untuk Pemilu Presiden 2024. Namun, masih terbuka pula kemungkinan Pemilu Presiden 2024 diikuti dua pasangan calon.
Ketiga koalisi yang disebut realistis itu adalah pengusung Ganjar dan pasangannya, pengusung Prabowo dan pasangannya, serta pengusung Anies dan pasangannya.
Namun, bila Prabowo mau menjadi bakal calon wakil presiden buat Ganjar, diyakini Pemilu Presiden 2024 akan diikuti dua pasangan calon saja, yaitu pasangan ini berhadapan dengan Anies dan pasangannya.
Yang mana pun itu, tiga wacana koalisi sebelum PDI-P menyatakan hendak mengusung Ganjar, dipastikan bergoyang kencang. PPP, misalnya, sudah menyatakan diri merapat ke poros Ganjar.
Pada saat yang sama, PDI-P diyakini butuh suntikan dukungan dari partai politik berbasis massa Islam untuk pengusungan Ganjar dan pasangannya, sekalipun punya opsi untuk maju sendiri mengusung pasangan calon.
Baca juga: Proyeksi Peta Politik setelah PDI-P Usung Ganjar Pranowo: Akan Ada 2, 3, atau 4 Koalisi?
Itu juga bila situasinya normal-normal saja.
Mengapa?
Seperti sudah ditulis di atas, masih ada Airlangga Hartarto yang tetap mau diusung Partai Golkar sebagai bakal calon presiden. Artinya masih ada opsi kandidat keempat, bila rencana itu terus digulirkan dan mendapat partai pendukung.