Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duet Ganjar-Prabowo Dinilai Bakal Memperkuat Koalisi, tapi Mustahil Diwujudkan

Kompas.com - 25/04/2023, 09:09 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wacana menduetkan Ganjar Pranowo dengan Prabowo Subianto mencuat setelah PDI Perjuangan mengumumkan Ganjar sebagai calon presiden (capres) untuk Pemilu 2024.

Meski berpotensi memperkuat koalisi, gagasan tersebut dinilai mustahil untuk diwujudkan.

“Gagasan untuk memasangkan Ganjar Pranowo-Prabowo Subianto cukup menarik karena berpotensi mempersatukan hampir seluruh partai-partai koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo. Akan tetapi, gagasan itu hampir mustahil sekali untuk direalisasikan,” kata Peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro kepada Kompas.com, Selasa (25/4/2023).

Baca juga: Sinyal Prabowo Tolak jadi Cawapres Ganjar dan Respons PDI-P

Pasalnya, Prabowo telah bepengalaman maju di tiga kali kontestasi pemilu presiden (pilpres). Pada Pilpres 2009, Menteri Pertahanan itu menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Megawati Soekarnoputri.

Pada dua kontestasi pilpres selanjutnya, Prabowo mencoba peruntungan sebagai calon RI-1. Pada Pilpres 2014, Prabowo berpasangan dengan Hatta Rajasa, sedangkan pada Pilpres 2019 berduet dengan Sandiaga Uno.

Meski pada tiga kali pemilu Prabowo belum pernah menang, namun, menempatkan mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) itu sebagai cawapres Ganjar dinilai aneh.

“Merupakan hal sangat aneh dan juga tidak baik dari segi kepantasan dan juga gengsi politik apabila setelah maju sebagai calon presiden dalam dua pemilihan presiden terdahulu, lalu maju sebagai calon wakil presiden di pemilihan presiden mendatang,” ujar Bawono.

Baca juga: Pengamat Nilai Mustahil Prabowo Cawapres Ganjar, Gerindra Bakal Kehilangan Pemilih

Lagi pula, rapat pimpinan nasional Partai Gerindra pertengahan tahun lalu telah mengamanatkan Prabowo sebagai calon presiden, bukan calon wakil presiden.

Hal lainnya, elektabilitas Prabowo belakangan mengalami peningkatan. Sebaliknya, angka elektoral Ganjar justru anjlok.

Hasil jajak pendapat Lembaga Survei Indonesia (LSI) periode April 2023 misalnya, mencatat bahwa elektabilitas Ganjar merosot signifikan sekitar 8,1 persen menjadi 26,9 persen.

Sementara, elektabilitas Prabowo naik menjadi 30,3 persen. Ini menempatkan Prabowo di urutan pertama survei elektabilitas capres, menggeser posisi Ganjar.

Bawono yakin, Gerindra akan tetap mengusung Prabowo sebagai capres pada pemilu mendatang. Sebab, pencapresan Prabowo punya nilai besar untuk menghadirkan efek ekor jas atau coat-tail effect bagi partai berlambang garuda itu.

“Dua hal itu akan menjadi ganjalan serius bagi pihak Ganjar Pranowo untuk mengajak Prabowo Subianto sebagai bakal calon wakil presiden,” tuturnya.

Sebagaimana diketahui, Ganjar Pranowo resmi diumumkan PDI Perjuangan sebagai capres Pemilu 2024. Pengumuman itu disampaikan oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

“Pada jam 13.45, dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, menetapkan saudara Ganjar Pranowo, sekarang adalah Gubernur Jawa Tengah, sebagai kader dan petugas partai, untuk ditingkatkan penugasannya sebagai calon presiden Republik Indonesia dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan,” kata Megawati di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat, Jumat (21/4/2023).

Baca juga: Prabowo Beri Sinyal Tolak Jadi Cawapres Ganjar, PDI-P: Kita Enggak Model Kawin Paksa

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com