Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Nilai Mustahil Prabowo Cawapres Ganjar, Gerindra Bakal Kehilangan Pemilih

Kompas.com - 25/04/2023, 07:47 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah berpandangan bahwa peluang Prabowo Subianto menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar Pranowo sangat kecil, bahkan mendekati mustahil.

Meski kecil peluang, menurut Dedi, hal ini bukan soal potensi kemenangan di Pilpres 2024 jika keduanya dipasangkan.

"Melainkan soal nasib Gerindra di Pemilu," kata Dedi kepada Kompas.com, Selasa (25/4/2023).

Baca juga: Prabowo Beri Sinyal Tolak Jadi Cawapres Ganjar, PDI-P: Kita Enggak Model Kawin Paksa

Sebab, menurut dia, sejauh ini para pemilih Gerindra mempertimbangkan faktor Prabowo.

Mereka memilih Gerindra karena ingin melihat Ketua Umum Partai Gerindra itu sebagai calon presiden (capres).

"Artinya jika Prabowo tidak sebagai capres, maka Gerindra bisa dipastikan akan kehilangan suara pemilih," ujar dia.

Sementara itu, Dedi juga melihat elektabilitas Prabowo yang sejatinya lebih baik ketimbang Ganjar.

Hal ini tak lepas dari faktor loyalitas pemilih Prabowo lebih besar ketimbang Ganjar.

"Ganjar sendiri sejauh ini tidak juga dominan atas Prabowo, bahkan elektabilitas keduanya bisa dianggap lebih baik Prabowo, karena faktor loyalitas pemilih Gerindra jauh lebih besar dibanding loyalitas PDI-P pada Ganjar," kata Dedi.

Prabowo dan Ganjar juga berbeda dari segi faktor kemenangan untuk Pilpres.

Menurut Dedi, PDI-P butuh banyak faktor untuk memenangkan Ganjar dalam Pilpres 2024.

Baca juga: Soal Wacana Prabowo Cawapres Ganjar, Gerindra: Capres Hanya Satu, Prabowo

Sejumlah faktor itu ada pada elite partai banteng, mulai dari Ketum Megawati Soekarnoputri, Ketua DPP PDI-P Puan Maharani, hingga Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Artinya Ganjar bisa maksimal ulang suara jika tiga tokoh ini solid memberi dukungan, tetapi Prabowo tidak memerlukan siapa pun di Gerindra untuk membuatnya dipilih, untuk itu Prabowo berada pada posisi yang sangat kuat sebagai capres, bukan yang lain," tutur Dedi.

Adapun sebelumnya, nama Prabowo tiba-tiba masuk dalam jajaran kandidat cawapres pendamping Ganjar yang disampaikan Presiden Jokowi.

Mengetahui hal itu, Prabowo Subianto tidak mau berandai-andai adanya wacana duet antara keduanya.

Sebab, saat ini dirinya sudah dicalonkan sebagai capres dari partainya.

"Partai mencalonkan saya sebagai capres. Partai saya agak kuat, sekarang," kelakar Prabowo saat ditemui di kediaman Presiden Jokowi, Sabtu (22/4/2023).

Baca juga: Sempat Minta Sandiaga Uno Tak Pergi dari Gerindra, Muzani: Jangan Tinggalkan Prabowo

Selain itu, secara gamblang Menteri Pertahanan itu mengatakan, pihaknya juga masih melihat situasi atau perkembangan dinamika politik saat ini.

"Lihat perkembangan, dinamika. Beliau (Ganjar Pranowo) sudah dicalonkan capres. Kita lihat perkembangan dan dinamika. Jangan berandai-andai," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com