Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota Komisi I DPR: Pengerahan Kekuatan Tempur Penuh Perlu Kebijakan Pemerintah

Kompas.com - 20/04/2023, 17:06 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Golkar Bobby Adhityo Rizaldi menilai, TNI saat ini membutuhkan kebijakan pemerintah untuk melaksanakan pengerahan kekuatan tempur penuh di daerah konflik, Papua.

Hal ini disampaikannya setelah empat prajurit TNI gugur di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan saat misi penyelamatan pilot Susi Air, Philip Mark Merthens.

"Siaga tempur ya itu sudah baik, tapi pengerahan kekuatan tempur penuh, itu yang perlu kebijakan pemerintah," kata Bobby kepada Kompas.com, Kamis (20/4/2023).

Baca juga: TNI Siaga Tempur di Papua Diduga Tanpa Perintah Presiden, Jokowi Diminta Bertindak

Dia menerangkan, pengerahan kekuatan tempur penuh berbeda dengan penegakan hukum. Bobby menyebut, belum ada kejelasan terkait pengerahan kekuatan tempur agar TNI bisa melaksanakan secara penuh operasi militer di sana.

"Selama ini belum ada kejelasan, kita hanya bisa berdoa agar yang dikerjakan sekarang bisa berhasil," kata Politikus Golkar ini.

Dia melanjutnya, dengan status operasi tempur, maka TNI bisa mengirimkan helikopter bersenjata, granat lontar, bom dengan pesawat, dan lainnya. Sedangkan status penegakan hukum, prajurit TNI hanya menggunakan senjata yang sama dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang ada di Papua.

Baca juga: TNI Operasi Siaga Tempur di Papua, YLBHI: Ilegal jika Tanpa Perintah Presiden

Bobby pun meyakini, prajurit TNI akan lebih menguasai medan ketika dilakukan status operasi tempur di wilayah Papua. 

Dia menambahan, Panglima TNI Laksmana Yudo Margono seharusnya mengerti kebutuhan di lapangan untuk menyesuaikan kekuatan tempur dengan keterbatasan payung hukum yang ada. Sehingga, menegakan hukum dengan menghilangkan ancaman tempur adalah dua hal yang berbeda dan harus total dalam menjalankannya.

"Menegakkan hukum dan menghilangkan ancaman tempur itu dua hal yang berbeda, dan kalau separuh-separuh, ya  perlu usaha lebih," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Nasional
KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

Nasional
Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Nasional
Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Nasional
Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Nasional
Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Nasional
Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Nasional
Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Nasional
Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Nasional
Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Nasional
Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Nasional
Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
PDI-P Harap PTUN Tidak Biarkan Pelanggaran Hukum yang Diduga Dilakukan KPU

PDI-P Harap PTUN Tidak Biarkan Pelanggaran Hukum yang Diduga Dilakukan KPU

Nasional
KPK Sebut SPDP Kasus Korupsi di PDAM Boyolali Hoaks

KPK Sebut SPDP Kasus Korupsi di PDAM Boyolali Hoaks

Nasional
Kompolnas Dorong Motif Bunuh Diri Brigadir RAT Tetap Diusut meski Penyelidikan Kasus Dihentikan

Kompolnas Dorong Motif Bunuh Diri Brigadir RAT Tetap Diusut meski Penyelidikan Kasus Dihentikan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com