Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Langkah Panglima TNI Tingkatkan Status Operasi Lawan KKB Jadi Siaga Tempur...

Kompas.com - 19/04/2023, 11:09 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menaikkan status operasi militer di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, menjadi siaga tempur.

Langkah itu disampaikan Yudo saat berkunjung ke Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Selasa (18/4/2023), dalam rangka mengevaluasi operasi militer di wilayah tersebut.

Lantas, apa yang mendasari Panglima TNI meningkatkan status operasi militer di Kabupaten Nduga? Berikut penjelasan Yudo.

Baca juga: Jalan Terjal TNI Selamatkan Pilot Susi Air dan Pentingnya Kedepankan Langkah Persuasif

Serangan KKB

Peningkatan status siaga tempur di Kabupaten Nduga merupakan imbas penyerangan teroris Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terhadap sejumlah prajurit TNI dalam operasi penyelamatan pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Mehrtens, baru-baru ini.

Seperti diketahui, Kapten Philip Mark Mehrtens disandera teroris KKB sejak dua bulan lalu, tepatnya 7 Februari 2023 usai insiden pembakaran pesawat di Papua.

Upaya penyelamatan pun terus dilakukan. Yudo menjelaskan, pada Sabtu (15/4/2023), sebanyak 36 prajurit TNI diterjunkan di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, untuk melakukan patroli pencarian Kapten Philip.

Sebelumnya, para prajurit mendapat informasi bahwa pilot Susi Air yang disandera teroris KKB berada di distrik tersebut.

Baca juga: Kabar Terbaru Penyelamatan Pilot Susi Air, Lokasi Diketahui hingga Berujung 1 Prajurit Tewas dan 5 Hilang

Mulanya, kata Yudo, pihaknya ingin mengupayakan negosiasi damai untuk mengupayakan pembebasan Kapten Philip. Namun, dalam upaya tersebut, tiba-tiba saja para prajurit diserang oleh KKB.

“Barangkali kita bisa laksanakan untuk komunikasi, koordinasi supaya (pilot Susi Air) diserahkan, mungkin tidak perlu dengan kekerasan, harapan kita seperti itu. Tapi ternyata belum sampai sana, di jalan sudah dihadang dan ditembaki seperti itu,” kata Yudo dalam konferensi pers di Lanud Yohanis Kapiyau Timika, Papua Tengah, Selasa (18/4/2023).

Satu prajurit gugur

Akibat kontak tembak antara prajurit TNI dengan KKB tersebut, satu prajurit Kostrad dari Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 321/Galuh Taruna, Pratu Miftahul Arifin, gugur.

Selain itu, empat prajurit lain terluka terkena tembakan. Namun demikian, Yudo memastikan, keempat prajurit tersebut berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat.

Baca juga: Panglima TNI Tingkatkan Status Operasi Pembebasan Pilot Susi Air Jadi Siaga Tempur

Kemudian, ada empat personel TNI lain yang keberadaannya belum diketahui dan hingga kini masih terus dilakukan upaya pencarian.

"Sampai saat ini belum berhasil karena cuaca. Tapi kita konsentrasi atau prioritaskan mereka-mereka yang terluka, sehingga hari ini bisa kita angkut semuanya ke sini dan Alhamdulillah tadi sudah kita terima dan kita akan bawa ke rumah sakit," tutur Yudo.

Upaya damai gagal

Dalam setiap operasi militer, kata Yudo, pihaknya sebenarnya selalu mengutamakan soft approach atau pendekatan lunak. Namun, dalam operasi ini, pendekatan tersebut ternyata tak berhasil.

Oleh karenanya, status operasi ditingkatkan menjadi siaga tempur supaya naluri tempur para prajurit juga lebih terbangun.

“Kita tetap melaksanakan operasi penegakan hukum dengan soft approach, tetap kita mendahulukan itu, dari awal saya sampaikan itu. Tapi tentunya dengan kondisi yang seperti ini khususnya di daerah tertentu, kita ubah menjadi operasi siaga tempur,” kata Yudo.

"Selama ini kan kita operasi teritorial, komunikasi sosial, itu tetap kita laksanakan. Tapi ketika menghadapi seperti ini ya harus laksanakan siaga tempur," tandasnya.

Yudo menambahkan, pihaknya tak akan lagi menggunakan operasi humanis ketika KKB menyerang menggunakan senjata.

“Operasi humanis itu bukan untuk KKB, tapi untuk semua masyarakat Papua di daerah operasi. Tapi kalau melihat KKB lagi kontak (senjata), masa kita humanis, ya habis kita,” ucap Yudo.

"Ketika kontak tembak ya harus timbul naluri tempurnya prajurit, makanya harus siaga tempur tadi itu," tegasnya.

Tak ada penambahan pasukan

Yudo pun menyatakan, tidak ada penambahan pasukan di Papua meski status operasi militer ditingkatkan menjadi siaga tempur.

.“Tidak ada, saya kira tidak ada penambahan pasukan. Pasukan yang ada ini adalah pasukan rotasi,” katanya.

Dia menjelaskan, Satgas Yonif Raider 321 telah bertugas hampir setahun di Bumi Cenderawasih. Ada waktunya nanti pasukan tempur dari Kostrad itu akan dirotasi.

Baca juga: Panglima Sebut 4 Prajurit yang Luka Saat Operasi Pembebasan Pilot Susi Air dalam Kondisi Sehat

“Tentunya ini akan kami tarik, kami rotasi pasukan yang baru, termasuk yang kemarin kami rotasi, kemudian ada pasukan yang bertugas yang kemarin saya lepas itu,” ujar Yudo.

“Ada yang dari Medan, Palembang, Kalimantan Tengah, Makassar dan Surabaya. Kemarin itu juga sama, rotasi tidak cuma di daerah-daerah rawan,” tuturnya.

Yudo melanjutkan, pihaknya masih akan terus mengevaluasi terhadap pelaksanaan operasi militer di wilayah Papua, khususnya terkait upaya penyelamatan pilot Susi Air dari penyanderaan KKB.

Selain pasukan militer, upaya ini juga melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan pemerintah daerah setempat.

“Saya dapat masukan dari banyak sehingga saya hadir di sini nanti baru kita akan tentukan ke depan untuk evaluasinya,” katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com