JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menyatakan tidak ada penambahan pasukan di Papua menyusul gugurnya prajurit Kostrad dari Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 321/Galuh Taruna, Pratu Miftahul Arifin, usai diserang kelompok kriminal bersenjata (KKB).
“Tidak ada, saya kira tidak ada penambahan pasukan. Pasukan yang ada ini adalah pasukan rotasi,” kata Yudo saat konferensi pers di Lanud Yohanis Kapiyau Timika, Papua, Selasa (18/4/2023), dikutip dari siaran pers Puspen TNI.
Baca juga: Panglima TNI Tingkatkan Status Operasi Pembebasan Pilot Susi Air Jadi Siaga Tempur
Yudo mengatakan, Satgas Yonif Raider 321 telah bertugas hampir setahun di Bumi Cenderawasih.
Ada waktunya nanti pasukan tempur dari Kostrad itu akan dirotasi.
“Tentunya ini akan kami tarik, kami rotasi pasukan yang baru, termasuk yang kemarin kami rotasi, kemudian ada pasukan yang bertugas yang kemarin saya lepas itu,” ujar Yudo.
“Ada yang dari Medan, Palembang, Kalimantan Tengah, Makassar dan Surabaya. Kemarin itu juga sama, rotasi tidak cuma di daerah-daerah rawan,” tutur Yudo.
Baca juga: Jenazah Pratu Miftahul Arifin Belum Bisa Diangkat dari Jurang, Panglima TNI Sebut Terkendala Cuaca
Yudo bertolak ke Papua dalam rangka mengevaluasi operasi pembebasan pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens (37).
Dalam kunjungan tersebut, Yudo didampingi oleh Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman dan Panglima Komando Cadangan Strategis TNI AD (Pangkostrad) Letnan Jenderal Maruli Simanjuntak.
Evaluasi operasi itu dilakukan menyusul gugurnya Pratu Miftahul Arifin akibat diserang KKB saat pencarian pilot Philips.
Penyerangan tersebut terjadi di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4/2023) sore WIT.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.