“Ya nanti kita lihat prosesnya, tapi yang pasti akan intens,” kata Prabowo.
Wacana pembentukan koalisi besar, sebelumnya juga pernah disampaikan oleh Airlangga pada saat menghadiri acara buka puasa bersama dengan di Nasdem Tower, beberapa waktu lalu. Kegiatan itu turut dihadiri oleh parpol yang tergabung ke dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) dan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Sementara itu, Presiden Jokowi ikut menyampaikan pendapatnya bila kedua koalisi ini bergabung untuk menghadapi Pemilu 2024.
“Cocok. Saya hanya bilang cocok. Terserah kepada ketua-ketua partai atau gabungan ketua partai. Untuk kebaikan negara, untuk kebaikan bangsa untuk rakyat, hal yang berkaitan, bisa dimusyawarahkan itu akan lebih baik,” ujar Jokowi kepada awak media usai acara.
Baca juga: Jika KIB dan KIR Digabung, Jokowi: Cocok tapi Terserah Ketua Partainya
Jokowi menegaskan bahwa dirinya tidak akan ikut campur terkait penggabungan koalisi.
“Yang berbicara itu ketua-ketua partai. Saya bagian mendengarkan saja,” kata Jokowi.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menyebut, tidak hadirnya perwakilan PDI-P ke acara menandakan bahwa partai berlogo banteng itu tidak mau tunduk di bawah bayang-bayang orkestrasi politik yang dimainkan Jokowi.
“Meskipun Jokowi sendiri kader PDI-P, namun PDI-P sendiri ingin menunjukkan tinggi marwah politiknya, yang tidak mau diatur-atur, diintervensi, dan dikendalikan oleh Jokowi,” kata Umam dalam keterangannya ke Kompas.com, Minggu kemarin.
Umam menambahkan bahwa dalam pertemuan para ketum parpol kemarin, ada bayang-bayang Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.
“Ada bayang-bayang LBP yang sejak awal menjadi sponsor utama pencalonan Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah). Termasuk di balik wacana Prabowo-Ganjar, juga ada pengaruh LBP yang sangat kuat di sana. Di sini, PDI-P menolak berada di bawah bayang-bayang itu,” ujar Umam.
Sementara itu, Umam menilai, ketidakhadiran Nasdem semakin menegaskan bahwa posisi Nasdem dikeluarkan dari barisan partai-partai pemerintahan.
Baca juga: Ketum PAN Sebut Elektabilitas Prabowo Naik karena Jokowi
“Hal ini semakin menegaskan spekulasi bahwa reshuffle kabinet mendatang akan menyasar pos-pos jabatan menteri yang dipegang kader Nasdem. Namun, mengingat besarnya dukungan Nasdem dalam Pilpres 2014 dan 2019, tampaknya Jokowi tidak akan membabat habis menteri-menteri Nasdem,” kata Umam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.