Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
SAPA PEMIMPIN

Sufmi Dasco: Gerindra Terus Kerja Keras Jaga Elektabilitas

Kompas.com - 30/03/2023, 13:18 WIB
Hotria Mariana,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) akan terus bekerja keras demi menjaga elektabilitas partai dan sang Ketua Umum Prabowo Subianto, jelang Pemilihan Umum (Pemilu 2024).

Hal itu diungkapkan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerindra Sufmi Dasco Ahmad dalam wawancara dengan Kompas.com di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (23/3/2022).

Seperti diketahui, dalam beberapa bulan terakhir, banyak dirilis hasil survei terkait elektabilitas partai politik (parpol) dan tokoh politik peserta Pemilu 2024.

Hasil survei Litbang Kompas yang dilaksanakan pada 25 Januari-4 Februari 2023, misalnya, menunjukkan elektabilitas Partai Gerindra berada di level 14,3 persen atau di posisi kedua setelah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).

Kemudian, survei terbaru yang dilakukan Indikator Politik Indonesia pada Februari hingga Maret 2023 mendapati Gerinda mengalami kenaikan elektabilitas dari 9,5 persen pada Desember 2022 menjadi 14 persen.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Ganjar, Prabowo, dan Anies Lebih Kecil di Kalangan Perempuan

Dari segi elektabilitas Prabowo, lembaga itu menemukan posisi Ketua Umum Gerindra tersebut berada di level 21,7 persen atau berada di peringkat dua setelah Ganjar Pranowo dengan skor elektabilitas 30,8 persen.

Dasco yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) mengatakan, perolehan tersebut tak lepas dari segala upaya yang telah dilakukan Gerindra. Salah satunya, rutin melakukan evaluasi internal, terutama terhadap capaian pada Pemilu 2019.

“Kami selalu evaluasi dari pemilu-pemilu sebelumnya. Kalau ada yang kurang, kami segera perbaiki,” imbuh politisi kelahiran Bandung itu.

Selain itu, lanjut Dasco, kader-kader Gerindra juga intens terjun ke tengah masyarakat untuk memberikan bantuan yang tak hanya dalam bentuk materiel, tetapi juga pelatihan dan penyuluhan yang sejalan dengan program pemerintah. Dasco menuturkan, strategi ini berpengaruh terhadap citra partai.

Ia mencontohkan saat pandemi Covid-19. Selain mendirikan dapur umum, Gerindra juga menggelar kegiatan edukasi terkait bahaya, penanggulangan, serta pencegahan penyakit tersebut.

Baca juga: Survei Indikator: Elektabilitas Gerindra Melejit Imbas Naiknya Elektoral Prabowo

Inisiatif serupa dilakukan pula kala pemerintah mewajibkan vaksinasi pertama. Dasco bercerita, tak sedikit masyarakat yang kebingungan karena banyak jenis vaksin yang beredar saat itu. Belum lagi narasi-narasi bahwa vaksin haram juga berembus.

Wujud kehadiran Gerindra menyosialisasikan vaksin diterima dengan baik oleh masyarakat. Hal ini karena mereka benar-benar membutuhkannya guna meredam kekhawatiran dan menjawab kebingungan.

“Masyarakat sebenarnya tidak minta yang muluk-muluk. Mereka itu intinya kalau hari ini bisa makan, besok juga bisa makan. Karena itu, kami kerap menggelar kegiatan yang bertujuan membantu, meski tidak banyak,” tuturnya.

Eksistensi Gerindra juga turut dirasakan anak muda. Melalui organisasi kepemudaannya, Tunas Indonesia Raya (Tidar), Gerindra sering menggelar kegiatan diskusi yang melibatkan generasi Z (gen Z) dan milenial. Salah satunya, terkait sosialisasi Pemilu 2024.

Sosialiasi ke gen Z dan milenial penting dilakukan mengingat pemilih muda akan mendominasi kontestasi politik. Jumlahnya diprediksi mendekati 60 persen dari total pemilih, sebagaimana hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) pada 2022.

Baca juga: Survei Indikator: Elektabilitas PDI-P Turun, Gerindra hingga Nasdem Naik Tajam

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com