Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Nelayan di Tarakan yang Tunda Melaut demi Bertemu Jokowi...

Kompas.com - 28/02/2023, 20:18 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Suasana sore hari di Kampung Nelayan Tanjung Pasir, Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara, pada Selasa (28/2/2023), tampak lebih ramai dari biasanya.

Para warga yang biasanya pergi melaut, tampak tinggal di rumah mereka masing-masing.

Rupanya, mereka antusias menunggu kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Iriana Joko Widodo.

Saat tiba Kampung Nelayan Tanjung Pasir, Presiden Jokowi langsung berdialog dengan para warga.

Baca juga: Jokowi Pastikan Pasokan Pangan Aman Jelang Lebaran 2023

Tak hanya berdialog, Jokowi juga membagikan bantuan modal kerja kepada para warga.

Sementara itu, Ibu Iriana tampak membagikan buku dan tas yang berisi obat serta vitamin kepada anak-anak yang ada di kampung tersebut.

Salah satu warga yang bernama Sadika mengaku sangat senang bisa bertemu langsung dengan Presiden Jokowi.

Sadika yang sehari-hari bekerja sebagai nelayan pukat udang tersebut sengaja tidak bekerja untuk bertemu Presiden.

"Tadi kita senang toh tidak turun melaut karena Presiden datang. Jadi kita tidak turun laut menunggu di sini, menunggu datangnya, kita ketemu langsung," ujar Sadika sebagaimana dilansir dari siaran pers Sekretariat Presiden, Selasa.

Baca juga: Jokowi Cek Harga Minyak Goreng di Pasar Tenguyun Kota Tarakan

Senada dengan Sadika, nelayan tangkap ikan bernama Usman juga merasa bangga bisa bertemu langsung dengan Presiden Jokowi.

Ia juga sengaja meluangkan waktu melautnya agar bisa bertemu dan berdialog langsung dengan Kepala Negara.

"Alhamdulillah barusan terjadi seumur hidup di Tanjung Pasir ini. Tadi kita semangat, sebenarnya kan kita melaut ini cuma ada berita Presiden (datang), ya kita langsung istirahat dulu," ujar Usman.

Dalam pertemuan singkatnya tersebut, Usman sempat bercerita dan menunjukkan hasil tangkapan ikannya yang berupa ikan merah atau ikan kakap.

Usman bersyukur mendapatkan bantuan modal kerja dari Presiden.

"Untuk beli-beli BBM," katanya.

Baca juga: Jokowi Dengarkan Keluhan Nelayan soal Sulitnya Solar Bersubsisi di Tanjung Pasir

Dengarkan keluhan nelayan

Sementara itu, usai bertemu para nelayan, Presiden Jokowi mengatakan dirinya menerima berbagai keluhan persoalan di lapangan.

Salah satunya, nelayan mengeluh soal solar bersubsidi yang sering tidak mereka dapatkan.

"Saya tadi bertemu dengan para nelayan. Nelayan tangkap ikan sama nelayan yang berhubungan dengan rumput laut, kemudian juga ke pengeringan jadi ikan asin. Saya kira secara umum baik tetapi ada keluhan mengenai solar bersubsidi," ujar Jokowi.

"Yang sering kadang-kadang tidak mereka dapatkan. Ini yang tadi langsung saya minta kementerian untuk menyelesaikan keluhan dari para nelayan," katanya lagi.

Selain itu, Presiden dan para nelayan juga berdiskusi soal pasokan solar bersubsidi dan peremajaan alat tangkap ikan.

Baca juga: Demokrat Kritik soal Jokowi Endorse Capres, PDI-P: Fokus Saja Perbaiki Elektabilitas Anies

Setelah mendengar keluhan nelayan, Jokowi meminta kepada Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Menteri Kelautan dan Perikanan Wahyu Sakti Tranggono agar menyiapkan kapal motor berkekuatan 15 PK.

"Saya kira ada perlu beberapa (kapal motor untuk menangkap ikan) yang perlu diperbaharui," kata Jokowi.

Sementara itu, soal pasokan solar bersubsidi akan dibicarakan lagi dengan kementerian terkait.

Sebab, Jokowi mengakui jumlah pasokan solar bersubsidi berkurang.

"Ini nanti yang akan saya bicarakan karena memang apa jumlahnya berkurang memang," ujarnya.

Sebelum meninjau kampung nelayan, Presiden Jokowi mengunjungi Kawasan Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI) dan Pasar Tenguyun.

Presiden Jokowi yang didampingi Ibu Negara Iriana Jokowi berada di Kalimantan Utara dalam rangka kunjungan kerja pada Selasa hingga Rabu (1/3/2023).

Baca juga: Jokowi Sebut Kalimantan Industrial Park Akan Jadi Kawasan Industri Hijau Terbesar di Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ogah Jawab Wartawan Soal Kasus TPPU, Windy Idol: Nyanyi Saja Boleh Enggak?

Ogah Jawab Wartawan Soal Kasus TPPU, Windy Idol: Nyanyi Saja Boleh Enggak?

Nasional
Prabowo Janji Rekam Jejak di Militer Tak Jadi Hambatan saat Memerintah

Prabowo Janji Rekam Jejak di Militer Tak Jadi Hambatan saat Memerintah

Nasional
Laksma TNI Effendy Maruapey Dilantik Jadi Direktur Penindakan Jampidmil Kejagung

Laksma TNI Effendy Maruapey Dilantik Jadi Direktur Penindakan Jampidmil Kejagung

Nasional
Prabowo Klaim Bakal Tepati Janji Kampanye dan Tak Risau Dikritik

Prabowo Klaim Bakal Tepati Janji Kampanye dan Tak Risau Dikritik

Nasional
Pengacara Gus Muhdlor Sebut Akan Kembali Ajukan Gugatan Praperadilan Usai Mencabut

Pengacara Gus Muhdlor Sebut Akan Kembali Ajukan Gugatan Praperadilan Usai Mencabut

Nasional
Prabowo Akui Demokrasi Indonesia Melelahkan tetapi Diinginkan Rakyat

Prabowo Akui Demokrasi Indonesia Melelahkan tetapi Diinginkan Rakyat

Nasional
Tanggapi Wacana Penambahan Kementerian, PDI-P: Setiap Presiden Punya Kebijakan Sendiri

Tanggapi Wacana Penambahan Kementerian, PDI-P: Setiap Presiden Punya Kebijakan Sendiri

Nasional
BNPB: Total 43 Orang Meninggal akibat Banjir di Sumatera Barat

BNPB: Total 43 Orang Meninggal akibat Banjir di Sumatera Barat

Nasional
Megawati Kunjungi Pameran Butet, Patung Pria Kurus Hidung Panjang Jadi Perhatian

Megawati Kunjungi Pameran Butet, Patung Pria Kurus Hidung Panjang Jadi Perhatian

Nasional
PDI-P Bentuk Komisi Bahas Posisi Partai terhadap Pemerintahan Prabowo

PDI-P Bentuk Komisi Bahas Posisi Partai terhadap Pemerintahan Prabowo

Nasional
Pengacara Tuding Jaksa KPK Tak Berwenang Tuntut Hakim Agung Gazalba Saleh

Pengacara Tuding Jaksa KPK Tak Berwenang Tuntut Hakim Agung Gazalba Saleh

Nasional
Sekjen PDI-P: Bung Karno Tidak Hanya Milik Rakyat Indonesia, tapi Bangsa Dunia

Sekjen PDI-P: Bung Karno Tidak Hanya Milik Rakyat Indonesia, tapi Bangsa Dunia

Nasional
Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa “Rogoh Kocek” Pribadi untuk Renovasi Kamar Anak SYL

Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa “Rogoh Kocek” Pribadi untuk Renovasi Kamar Anak SYL

Nasional
Sebut Ada 8 Nama untuk Pilkada Jakarta, Sekjen PDI-P: Sudah di Kantongnya Megawati

Sebut Ada 8 Nama untuk Pilkada Jakarta, Sekjen PDI-P: Sudah di Kantongnya Megawati

Nasional
Gus Muhdlor Cabut Gugatan Praperadilan untuk Revisi

Gus Muhdlor Cabut Gugatan Praperadilan untuk Revisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com