Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Dulu Lempar Sinyal Dukungan ke Prabowo dan Ganjar, Kini "Goda" Erick Thohir hingga AHY

Kompas.com - 21/02/2023, 08:26 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - "Mengabsen" bakal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) tampaknya menjadi kebiasaan baru Presiden Joko Widodo.

Dalam berbagai acara, presiden menyapa sejumlah pejabat yang hadir dengan sebutan capres dan cawapres, meski hingga kini belum ada kandidat definitif.

Mereka yang disapa mulai dari para ketua umum partai politik hingga menteri Kabinet Indonesia Maju. Nama-nama ini memang berseliweran dalam bursa Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.

Gelagat Jokowi tersebut seakan bergeser, dari yang semula rajin melempar sinyal dukungan ke satu-dua figur saja, kini mengisyaratkan kode ke banyak nama.

Baca juga: Canda Jokowi Saat Mengabsen Bakal Capres di Acara Hipmi

Prabowo dan Ganjar

Dahulu, sinyal dukungan Presiden Jokowi seakan ditujukan ke dua nama yakni Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Dua figur tersebut sejak lama memang digadang-gadang sebagai kandidat capres. Nama keduanya hampir selalu menduduki puncak survei elektabilitas calon RI-1 menurut berbagai lembaga.

Jokowi pun mengaku memberikan dukungan baik ke Prabowo maupun Ganjar jika hendak berlaga pada pentas pemilihan mendatang.

"Istilahnya, saya kira karena menyampaikan kepada saya, masa saya bilang jangan, ndak, kan enggak gitu mestinya, ya silakan," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Jumat (12/8/2022).

Saat ditanya lebih lanjut perihal tersebut, Jokowi terang-terangan menyampaikan bahwa dirinya mendukung Prabowo.

"Sejak awal saya menyampaikan mendukung beliau (Prabowo)," kata Jokowi usai menghadiri Indo Defence Expo and Forum 2022 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (2/11/2022).

Baca juga: Deretan Tokoh yang Disebut Jokowi Berpotensi Jadi Capres-Cawapres, dari Prabowo hingga AHY

Isyarat dukungan serupa juga Jokowi sampaikan saat menghadiri acara hari ulang tahun Partai Perindo, Senin (7/11/2022). Presiden bilang, dirinya pernah menjabat sebagai Wali Kota Solo dua periode, lalu Gubernur DKI Jakarta selama 2 tahun, dan memenangkan 2 kali pemilu presiden.

Menurutnya, Pemilu 2024 menjadi giliran Prabowo untuk memenangkan pertarungan.

"Kelihatannya setelah ini jatahnya Pak Prabowo," ujar Jokowi saat itu, diiringi dengan riuh tepuk tangan hadirin.

Atas pernyataannya itu, Jokowi mengaku tak masalah jika dianggap memberikan sinyal dukungan buat Prabowo maju sebagai capres.

"Ya diartikan sinyal ya boleh, tapi saya kan ngomongnya juga enggak apa-apa lah," katanya usai acara HUT Partai Perindo.

Berbeda dengan sikapnya ke Prabowo, sinyal dukungan Jokowi ke Ganjar tidak demikian blak-blakan.

Suatu waktu, saat menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V Pro Jokowi (Projo) di Magelang, Jawa Tengah, 21 Mei 2022, Jokowi meminta relawannya tak terburu-buru bicara soal pencapresan, meski mungkin yang didukung hadir di tengah-tengah acara.

Sontak, spekulasi publik tertuju ke Ganjar lantaran politisi PDI Perjuangan itu turut hadir dalam acara tersebut.

"Ojo kesusu sik, jangan tergesa-gesa, meskipun mungkin yang kita dukung ada di sini (di arena Rakernas)," kata Jokowi disambut riuh tepuk tangan peserta Rakernas V Projo.

Jokowi kembali diisyaratkan memberikan dukungan ke Ganjar usai berpidato soal pemimpin "berambut putih" di hadapan ribuan relawannya, akhir November 2022 kemarin.

Presiden bilang, sosok pemimpin bisa dilihat dari penampilannya, salah satunya jika berambut putih. Citra "rambut putih" sendiri selama ini lekat dengan sosok Ganjar.

"Perlu saya sampaikan pemimpin yang mikirin rakyat itu kelihatan dari mukanya itu kelihatan. Dari penampilannya itu kelihatan, banyak kerutan di wajahnya karena mikirin rakyat, ada juga yang mikirin rakyat sampai rambutnya putih semua ada," kata Jokowi di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Minggu (27/11/2022).

Baca juga: Sebut Prabowo hingga AHY sebagai Figur Capres-Cawapres, Jokowi Dinilai Hanya Basa-basi

Erick Thohir hingga AHY

Belakangan, Jokowi menyebut lebih banyak nama sebagai kandidat capres dan cawapres. Bahkan, sosok elite partai politik oposisi pun tak luput dari perhatian kepala negara.

Saat menghadiri acara perayaan Hari Lahir (Harlah) ke-50 Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Jumat (17/2/2023) kemarin misalnya, Jokowi bertanya ke tamu undangan tentang sosok capres dan cawapres yang hendak diusung PPP pada Pemilu 2024.

"Saya mau bertanya, PPP ini calonnya siapa sih? Karena di sini hadir semua lho. Ini hadir semua calon-calon presiden dan wakil presiden," ujar Jokowi di ICE BSD, Tangerang, Banten, Jumat.

Presiden lantas menyebutkan sejumlah tokoh sebagai kandidat capres-cawapres, mulai dari ketua umum parpol hingga menterinya di Kabinet Indonesia Maju.

Ada sosok yang berulang kali disingung Jokowi seperti Prabowo Subianto, ada pula nama yang baru pertama disebut yakni Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Selain itu, disebutkan pula nama Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Menko Polhukam Mahfud MD, hingga Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono.

Presiden Joko Widodo bersama Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Erick Thohir.Agus Suparto/Fotografer Kepresidenan Presiden Joko Widodo bersama Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Erick Thohir.

"Aksi" Jokowi ini kembali ditampilkan ketika dia menghadiri pelantikan Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Senin (20/2/2023).

Jokowi awalnya berseloroh bahwa ketika menghadiri acara partai politik, dirinya biasa menyapa satu per satu kandidat capres yang duduk di kursi tamu undangan.

"Biasanya saya kalau pas datang di forum-forum partai, yang saya lakukan pertama itu mengabsen calon capres dan cawapres. Biasanya itu saya lakukan, capres dan cawapres yang datang siapa," kata Jokowi mengawali sambutannya.

Namun, mantan Wali Kota Solo itu bilang, kali ini ia tak mau "mengabsen" para capres karena sedang menghadiri acara organisasi di sektor ekonomi, bukan partai politik.

Baca juga: Demokrat Sayangkan Jokowi Endorse AHY dkk Jadi Capres-Cawapres, Diminta Belajar dari SBY

Meski demikian, pada akhirnya, Jokowi menyebut nama-nama tokoh yang hadir di acara tersebut, kendati ia mengaku tidak bermaksud mengabsen para tokoh yang berpotensi jadi capres.

Mereka yang disapa Jokowi adalah Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, serta Menteri BUMN Erick Thohir.

"Meskipun saya tahu di sini hadir, Pak Prabowo hadir, ada juga Pak Airlangga, ada juga Pak Erick, tapi saya ini enggak absen, biasanya saya absen satu-satu," ujar Jokowi disambut tawa hadirin.

Adil

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai, tak ada yang salah dari kebiasaan baru Jokowi menyapa para tokoh yang potensial menjadi capres-cawapres.

Justru, dengan sikap demikian, presiden tidak terang-terangan memperlihatkan sikap politiknya. Sebaliknya, jika dukungan Jokowi sangat jelas ditujukan ke satu atau dua tokoh saja, etika politik kepala negara bakal dipertanyakan publik.

"Jokowi mungkin tidak mau mendukung satu pihak karena akan dianggap tidak adil, akan dianggap memihak, tidak netral, dianggap bermasalah," kata Ujang kepada Kompas.com, Senin (20/2/2023).

Baca juga: Endorsement dan Basa-basi Politik ala Jokowi soal Capres-Cawapres 2024...

Ujang pun berpandangan, Jokowi hanya basa-basi ketika menyebut sejumlah tokoh seperti Prabowo, Erick Thohir, hingga AHY sebagai sosok capres-cawapres Pemilu 2024.

Pernyataan presiden itu dinilai tak memuat dukungan politik berarti lantaran hanya bertujuan untuk menghormati dan menyenangkan seluruh pihak yang hadir, termasuk ke AHY yang merupakan petinggi partai politik oposisi.

"Saya melihat ini memang endorsement, tapi dalam konteks endorse-nya basa-basi karena semua orang disebut. Artinya ini bukan dukungan murni," ujar Ujang.

Ujang pun menilai, pernyataan Jokowi soal sosok capres dan cawapres itu tak akan berpengaruh ke elektabilitas para tokoh yang disebut.

Basis massa pendukung Jokowi diprediksi tak akan memberikan dukungannya ke nama-nama yang disebut presiden potensial sebagai capres jika nama itu tak secara khusus diumumkan.

Ujang memprediksi, pada saatnya nanti Jokowi bakal memberikan isyarat jelas soal figur yang dia dukung, namun tidak untuk saat ini.

"Berbeda seandainya Jokowi meng-endorse satu nama atau satu capres dan cawapres, itu baru punya kekuatan, baru punya roh, punya dorongan, daya dongkrak dan pergerakan untuk bisa memengaruhi dukungan publik," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Shalat Jumat di Masjid Baiturrahman Aceh, Anies Diteriaki 'Presiden 2029'

Shalat Jumat di Masjid Baiturrahman Aceh, Anies Diteriaki "Presiden 2029"

Nasional
Polri Siapkan Posko Pemantauan dan Pengamanan Jalur untuk World Water Forum di Bali

Polri Siapkan Posko Pemantauan dan Pengamanan Jalur untuk World Water Forum di Bali

Nasional
Menkumham Bahas Masalah Kesehatan Napi dengan Presiden WAML

Menkumham Bahas Masalah Kesehatan Napi dengan Presiden WAML

Nasional
Sidang Sengketa Pileg, PAN Minta PSU di 7 TPS Minahasa

Sidang Sengketa Pileg, PAN Minta PSU di 7 TPS Minahasa

Nasional
AHY Ungkap Koalisi Prabowo Sudah Bahas Pembagian Jatah Menteri

AHY Ungkap Koalisi Prabowo Sudah Bahas Pembagian Jatah Menteri

Nasional
Jokowi Minta Relokasi Ribuan Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang Dipercepat

Jokowi Minta Relokasi Ribuan Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang Dipercepat

Nasional
Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

Nasional
Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Nasional
Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Nasional
Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Nasional
Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Nasional
Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

Nasional
Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com