"Biasanya saya kalau pas datang di forum-forum partai, yang saya lakukan pertama itu mengabsen calon capres dan cawapres. Biasanya itu saya lakukan, capres dan cawapres yang datang siapa," kata Jokowi mengawali sambutannya.
Namun, mantan Wali Kota Solo itu bilang, kali ini ia tak mau "mengabsen" para capres karena sedang menghadiri acara organisasi di sektor ekonomi, bukan partai politik.
Baca juga: Demokrat Sayangkan Jokowi Endorse AHY dkk Jadi Capres-Cawapres, Diminta Belajar dari SBY
Meski demikian, pada akhirnya, Jokowi menyebut nama-nama tokoh yang hadir di acara tersebut, kendati ia mengaku tidak bermaksud mengabsen para tokoh yang berpotensi jadi capres.
Mereka yang disapa Jokowi adalah Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, serta Menteri BUMN Erick Thohir.
"Meskipun saya tahu di sini hadir, Pak Prabowo hadir, ada juga Pak Airlangga, ada juga Pak Erick, tapi saya ini enggak absen, biasanya saya absen satu-satu," ujar Jokowi disambut tawa hadirin.
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai, tak ada yang salah dari kebiasaan baru Jokowi menyapa para tokoh yang potensial menjadi capres-cawapres.
Justru, dengan sikap demikian, presiden tidak terang-terangan memperlihatkan sikap politiknya. Sebaliknya, jika dukungan Jokowi sangat jelas ditujukan ke satu atau dua tokoh saja, etika politik kepala negara bakal dipertanyakan publik.
"Jokowi mungkin tidak mau mendukung satu pihak karena akan dianggap tidak adil, akan dianggap memihak, tidak netral, dianggap bermasalah," kata Ujang kepada Kompas.com, Senin (20/2/2023).
Baca juga: Endorsement dan Basa-basi Politik ala Jokowi soal Capres-Cawapres 2024...
Ujang pun berpandangan, Jokowi hanya basa-basi ketika menyebut sejumlah tokoh seperti Prabowo, Erick Thohir, hingga AHY sebagai sosok capres-cawapres Pemilu 2024.
Pernyataan presiden itu dinilai tak memuat dukungan politik berarti lantaran hanya bertujuan untuk menghormati dan menyenangkan seluruh pihak yang hadir, termasuk ke AHY yang merupakan petinggi partai politik oposisi.
"Saya melihat ini memang endorsement, tapi dalam konteks endorse-nya basa-basi karena semua orang disebut. Artinya ini bukan dukungan murni," ujar Ujang.
Ujang pun menilai, pernyataan Jokowi soal sosok capres dan cawapres itu tak akan berpengaruh ke elektabilitas para tokoh yang disebut.
Basis massa pendukung Jokowi diprediksi tak akan memberikan dukungannya ke nama-nama yang disebut presiden potensial sebagai capres jika nama itu tak secara khusus diumumkan.
Ujang memprediksi, pada saatnya nanti Jokowi bakal memberikan isyarat jelas soal figur yang dia dukung, namun tidak untuk saat ini.
"Berbeda seandainya Jokowi meng-endorse satu nama atau satu capres dan cawapres, itu baru punya kekuatan, baru punya roh, punya dorongan, daya dongkrak dan pergerakan untuk bisa memengaruhi dukungan publik," tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.