Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erick Thohir Sebut Reformasi 98 Lahirkan Banyak Tokoh, Termasuk Presiden Joko Widodo

Kompas.com - 19/02/2023, 19:18 WIB
Syakirun Ni'am,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut peristiwa Reformasi 1998 telah melahirkan banyak tokoh politik.

Menurut Erick, salah satu pemimpin bangsa yang lahir dari peristiwa Reformasi 1998 tersebut adalah Presiden Joko Widodo.

Hal ini Erick sampaikan saat menghadiri peresmian Graha Persatuan Nasional Aktivis 98 (Pena 98), di Menteng, Jakarta Pusat.

Adapun Pena 98 merupakan wadah perkumpulan aktivis 98, termasuk di antaranya adalah politikus PDI Perjuangan, Adian Napitupulu.

“Pada 98 bisa terjadi namanya Reformasi untuk politik Indonesia,” ujar Erick saat ditemui awak media, Minggu (19/2/2023).

Baca juga: Pena 98 Akan Kirim 8 Kriteria Capres Ideal Mereka ke Parpol

“Di mana kita melahirkan tokoh-tokoh yang luar biasa. Tokoh-tokoh yang selama ini tidak pernah terpikir apa dan kenapa, siapa dan di mana, tapi lahir menjadi pemimpin bangsa salah satunya siapa? Pak Joko Widodo,” tambahnya.

Sepanjang menuju Graha Pena 98 yang terletak di Jalan HOS Cokroaminoto, Erick melihat banyak karangan bunga yang berjajar di tepi jalan.

Erick mengaku tidak menyoroti banyaknya karangan bunga tersebut, melainkan sejarah pengorbanan banyak masyarakat Indonesia pada 1998.

“Rupanya sejarah 25 tahun yang sudah diperjuangkan hari ini alhamdulillah tetap berlanjut,” ujar Erick.

Erick menyebutkan bahwa saat ini masyarakat bisa menyaksikan perubahan Indonesia setelah Reformasi 1998.

Ia mencontohkan, saat ini pers sudah bisa sangat bebas. Erick mengaku merasakan betul perbedaan ini karena ia merupakan bagian dari orang media.

“Persnya bebas banget, bebas banget. Lalu kalau kita bicara untuk kebebasan berpendapat bebas, banget juga, banget juga,” tutur Erick.

Baca juga: Aktivis 98 Adian Napitupulu Cs Tetapkan 8 Kriteria Capres

Meski demikian, kata Erick, kebebasan belum cukup jika tidak diimbangi dengan bukti kesenjangan ekonomi bisa ditekan.

Menurutnya, dalam beberapa tahun terakhir Presiden Jokowi menekan kesenjangan ini agar kualitas hidup masyarakat bisa lebih baik.

Selain itu, lanjut Erick, saat ini pemerintah juga mencoba membuat kekayaan alam Indonesia menjadi sumber pertumbuhan ekonomi dalam negeri, bukan bangsa lain.

“Membuka lapangan pekerjaan bangsa lain sekarang dibuktikan apa? Harus dibuat di sini. Memang kontroversi tapi itulah yang namanya keberpihakan kepada bangsa dan buktinya tidak salah,” ujarnya.

Sebelumnya, Adian dan sejumlah aktivis 98 lainnya meresmikan Graha Pena 98. Mereka juga menetapkan delapan kriteria capres yang akan diusung pada 98.

Baca juga: Soal Kriteria Capres Jokowi, Ganjar: Semua Harus Bisa Teruskan Kerja Presiden

Kriteria tersebut antara lain, menjaga Pancasila, berpedoman pada UUD 1945, setia pada NKRI, menghormati keberagaman, dan merawat kebhinekaan.

Kemudian, tidak memiliki rekam jejak dalam penggunaan politik identitas, bukan bagian rezim Orde Baru, dan tidak terlibat dalam kasus pelanggaran HAM.

Selanjutnya, tidak terlibat kasus korupsi, melanjutkan program kerja Presiden Joko Widodo, berkomitmen memperjuangkan agenda reformasi hingga mewujudkan reforma agraria, dan berkomitmen memperkuat ekonomi kerakyatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com