Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Mardiono Guyon ke Prabowo Mau "Pinjam" Sandiaga Uno...

Kompas.com - 17/02/2023, 22:48 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno mengungkapkan, sempat ada guyonan antara Plt Ketua Umum (Ketum) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kepada Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto terkait capres ataupun cawapres yang PPP usung.

Sandi mengatakan, Mardiono ingin 'meminjam' dirinya terlebih dulu kepada Prabowo.

"Tadi banyak guyon ya, sama Pak Prabowo juga ada, bahwa Pak Mardiono tadi menyampaikan, 'pinjam dulu (Sandi-nya)'," ujar Sandi saat ditemui di ICE BSD, Tangerang, Jumat (17/2/2023).

Baca juga: Jokowi Optimistis PPP Mampu Raih 39 Kursi di Pemilu 2024

Sandi menjelaskan, Prabowo juga meminta kepada Menteri Investasi Bahlil Lahadalia untuk tidak memprovokasi. Namun, tak jelas apa provokasi yang dimaksud oleh Sandiaga itu.

"Pak Prabowo bilang ke Pak Bahlil begini, 'jangan provokasi, jangan provokasi'," ucapnya.

Kemudian, Sandi menekankan bahwa Mardiono dan Prabowo akan bertemu terkait PPP yang mengajak Sandi bergabung menjadi kader.

Sandi menilai ajakan yang datang kepada dirinya untuk pindah ke partai lain adalah ranah antara pimpinan partai politik.

"Nanti Pak Mar sama Pak Prabowo nanti yang akan bertemu, karena itu memang ranahnya dari pimpinan partai politik," tutur Sandi.

Baca juga: Jokowi: Sudah 50 Tahun dan Masih Eksis, Artinya Apa? PPP Ini Jagoan

Sementara itu, Sandi mengaku menyerahkan kepada Prabowo apakah dirinya akan dipertahankan di Gerindra atau tidak.

"Ya kita ikut arahan pimpinan. Karena parpol ini tentunya menjadi tumpuan harapan masyarakat, kontestasi demokrasi kurang dari setahun lagi. Jadi, kita harus pastikan keberlanjutan pembangunan dan capaian-capaian yang sudah kita torehkan," jelasnya.

"Jadi itu ada tambahan negara-negara yang masuk ke list pasien IMF. Jadi kita harus hati-hati, waspada, dan jangan sampai agenda kontestasi demokrasi dan politik ini menganggu pemulihan dan persatuan, sudah saatnya kita terus percepat pembangunan," imbuh Sandi.

Sebelumnya, Mardiono telah mengajak Sandiaga Uno menjadi kader PPP sekaligus maju sebagai calon presiden (Capres) 2024.

Baca juga: Jokowi, AHY, Erick Thohir, Prabowo hingga Sandi Hadiri Harlah Ke-50 PPP

Dalam keterangan tertulis yang disampaikan oleh staf Sandiaga Uno, Minggu (12/2/2023), pinangan Mardiono itu disampaikan ketika keduanya menghadiri jalan sehat Harlah PPP ke-50 di Malino, Sulawesi Selatan, hari ini.

"Pak Sandi diberikan izin dari Pak Prabowo untuk bergabung bersama Partai Persatuan Pembangunan untuk mendukung perjuangan Partai Persatuan Pembangunan, setuju?" tanya Mardiono.

Para peserta dan tamu undangan yang hadir di lokasi kemudian berteriak bersama-sama menjawab setuju.

"Kader-kader siap untuk mendukung Pak Sandi?" seru Mardiono.

"Siap," jawab para kader PPP yang hadir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com