Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Sebut Senjata yang Ditenteng KKB Penyandera Pilot Susi Air Mirip SS1 dan SS2 Buatan Pindad

Kompas.com - 17/02/2023, 22:48 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang menyandera pilot Susi Air Philips Mark Methrtens (37), diduga memiliki senjata laras SS1-V1 dan SS2-V1 buatan PT Pindad (Persero).

Hal itu diketahui berdasarkan foto dan video mereka yang beredar luas dan telah tersebar di media sosial. Foto dan video tersebut telah dikonfirmasi oleh Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen Saleh Mustafa.

Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi menyebutkan, dua senjata itu mirip jenis SS1-V1 dan SS2-V1.

Baca juga: Pemerintah Klaim Serius Selamatkan Pilot Susi Air yang Disandera KKB

"Diduga senjata kiri SS1-V1, kanan SS2-V1 yang dilengkapi pelontar granat. Produksi Pindad," kata Fahmi saat dihubungi, Jumat (17/2/2023).

Setidaknya, menurut Fahmi, ada dua kemungkinan yang membuat KKB menguasai senjata tersebut.

"Bisa hasil rampasan atau tertinggal ketika kontak tembak. Bisa juga diperoleh melalui transaksi ilegal. Entah diselundupkan dari luar negeri, entah dari oknum," ujar Fahmi.

Baca juga: 4 Hal soal Upaya Pembebasan Pilot Susi Air yang Disandera KKB, Pangdam Tunjuk Komandan Operasi

Dugaan yang sama diungkapkan pengamat Intelijen, Pertahanan, dan Keamanan, Ngasiman Djoyonegoro.

Ngasiman menyebutkan, dua dari sejumlah senjata yang ditenteng KKB mirip SS1-V1 dan SS2-V1 produksi Pindad.

"Beberapa yang sempat saya analisa, senapan serbu Kalashnikov AK 101 buatan Rusia dan senjata serbu Norinco AK 2000 P buatan China. Sisanya M16A1/A2, SS1, SS2, Styer AUG," kata Ngasiman.

Baca juga: Panglima TNI: Pembebasan Pilot Susi Air Tunggu Negosiasi Bupati Nduga dengan KKB

"Sumbernya bisa hasil rampasan, pembelian dari oknum TNI-Polri, senjata bekas konflik Ambon, Filipina, dan Papua Nugini," ucap dia lagi.

Sementara itu, Kompas.com telah meminta konfirmasi ke Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad, Sigit Santosa.

"Sebentar kami cek," kata Sigit melalui pesan tertulis.

Baca juga: Polri Sebut Kondisi Pilot Susi Air yang Disandera KKB dalam Keadaan Sehat

Namun, saat hendak kembali dikonfirmasi, Sigit belum membalas pesan singkat Kompas.com hingga berita ini diturunkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com