Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Janur Kuning Belum Melengkung, Arah Koalisi Bisa Ditelikung

Kompas.com - 25/01/2023, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Belum ada sosok cawapres yang definitif. Baik AHY dan Aher masih menunggu pinangan. Ibarat pacar, status mereka belum jelas.

Anies masih berkategori PHP alias Pemberi Harapan Palsu. Langkah Demokrat maupun PKS yang akan mendeklarasikan calon yang diusung Koalisi Perubahan, selalu diberi batas oleh Nasdem adalah mendeklarasikan Capres tanpa Cawapres.

Elite sibuk manuver, koalisi menjadi hampa

Tidak berbeda nasibnya dengan Koalisi Perubahan, arah Koalisi Indonesia Bersatu yang berintikan gabungan Golkar, PPP dan PAN juga mandek di tempat. Masing-masing ketua umum partai, minus PPP mengaku paling pas menjadi Capres.

Baik Airlangga Hartarto (Golkar) dan Zulkifli Hasan (PAN) tidak pernah masuk dalam jajaran tiga besar peraih elektabilitas tertinggi sebagai Capres 2024. “Kelas” mereka masih cocok untuk porsi Cawapres asal digandengkan dengan figur Capres yang potensial “menang”.

Koalisi Indonesia Bersatu justru paling sibuk menyediakan “lapaknya” untuk figur-figur potensial. Baru-baru ini, Ridwan Kamil sosok kepala daerah yang paling “genit” di media sosial bergabung di Partai Golkar.

Gubernur Jawa Barat yang sohor dengan panggilan RK ini melepas status “jomblonya” tanpa partai dengan berlabuh ke Golkar, setelah sebelumnya aktif di Kosgoro 1956.

RK sadar, tanpa kendaraan tunggangan partai, karirnya sebagai politisi berprospek akan pudar di masa depan.

RK pasti sudah melakukan kalkulasi politik sebelum bergabung ke Golkar mengingat pintu masuk ke PDIP, Gerindra dan Nasdem sudah tertutup dan dirinya mencoba “membuka” pintu yang lain, yakni melalui Golkar.

Di Golkar, RK harus sadar diri mengingat Airlangga Hartarto sudah dideklarasikan sebagai Capres resmi dari “kuning”.

Kini napas politik RK disandarkan dengan potensi dirinya menjadi Cawapres andai arah Koalisi Indonesia Baru dan Golkar juga mengalami stagnasi.

Di antara nama-nama Cawapres di Pilpres 2024, nama RK memang paling seksi mengingat jejak rekamnya di pemerintahan dan kepiawaian tim-nya dalam mengemas konten-konten yang menarik milenial.

Tidak salah jika oleh elite Golkar, RK “dikunci” dengan penugasan untuk menggelorakan Airlangga dan Golkar di media sosial. Alih-alih dinominasikan menjadi Cawapres, apalagi Capres.

Sementara di internal PPP dan PAN, juga tidak kalah sibuknya menyediakan “outlet” bagi tokoh-tokoh nasional yang sejak awal diduga ingin running di Pilpres 2024 sebagai Cawapres.

Nama Menteri BUMN Erick Thohir terbilang paling kerap menghadiri acara-acara yang dihelat PPP atau PAN.

Sebagai kekuatan politik menengah dan diprediksi akan mengalami penurunan suara di parlemen, PAN dan PPP sadar diri untuk menggaet sosok-sosok “moncer” akan terkena imbas efek ekor jas.

Seolah ingin menangguk dua advantage politik, ke dua partai ini jelas ingin imbas suara dan potensi logistik untuk pemilu mendatang.

Akankah Nadhliyin menggaet Garuda?

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin meresmikan kantor Sekber Gerindra-PKB, Jakarta Pusat, Senin (23/1/2023). KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin meresmikan kantor Sekber Gerindra-PKB, Jakarta Pusat, Senin (23/1/2023).
Perjalanan relasi politik yang “naik turun” antara PKB dan Gerindra juga semakin melengkapi arah koalisi-koalisi di Pilpres 2024 masih cair bahkan meleleh.

Usai saling membanggakan sebagai sosok Capres yang paling pantas, akhirnya PKB sadar diri jika nama Prabowo Subianto masih lebih laku “dijual” ketimbang nama Muhaimin Iskandar.

Begitu PKB mengalah tetapi Gerindra semakin tinggi hati. Ikatan kerjasama kedua partai itu tidak kunjung juga mengumumkan siapa Cawapres pendamping Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Usai berkali-kali melakukan “gertakan” politik dengan ancaman akan keluar dari kesepakatan “Kertanegara”, yakni lokasi kediaman Prabowo yang menjadi tempat kesepakatan ke dua partai di awal terbentuknnya jalinan koalisi, Gerindra pun mulai melunak.

PKB merasa pihaknya sudah rela berkorban dengan menurunkan target Cak Imin yang semula membidik posisi nomor 1, sekarang pun siap “di duakan”.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Nasional
Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

Nasional
Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com