JAKARTA, KOMPAS.com - Pada Senin (16/1/2023), jaksa penuntut umum (JPU) kasus pembunuhan berencana Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat membacakan tuntutan untuk dua dari lima terdakwa kasus ini.
Dua terdakwa itu adalah Ricky Rizal Wibowo dan Kuat Maruf. Mereka berdua disebut telah sah dan meyakinkan bersalah melakukan pembunuhan berencana terhadap Yosua. Jaksa menuntut delapan tahun penjara untuk kedua terdakwa tersebut.
Baca juga: Kejagung Ungkap Alasan Jaksa Tuntut Bharada E 12 Tahun: Punya Keberanian Tembak Brigadir J
Hari berikutnya, Selasa (17/1/2023), giliran Ferdy Sambo yang mendengar pembacaan tuntutannya. JPU menuntut dirinya dihukum berat dengan kurungan penjara seumur hidup.
Hari terakhir pembacaan tuntutan untuk para terdakwa kasus pembunuhan Yosua digelar Rabu (18/1/2023) dengan terdakwa Putri Candrawathi dan Richard Eliezer.
Putri mendapat tuntutan sama seperti Kuat dan Ricky yaitu delapan tahun penjara.
Sedangkan tuntutan Richard, sebagai justice collaborator yang dibacakan paling akhir, membuat banyak hadirin persidangan terkejut. Sebab, Richard dituntut lebih tinggi dari ketiga pelaku lainnya. Dia dituntut 12 tahun penjara.
Mendengar tuntutan JPU, Lembaga Perlindungan Saksi Korban (LPSK) bersuara.
Lembaga yang telah melindungi Richard Eliezer sebagai justice collaborator kasus pembunuhan Brigadir Yosua ini sangat menyayangkan apa yang dituntut JPU dalam perkara tersebut.
"Kami intinya menyesalkan, menyayangkan sekali tuntutan JPU terhadap Richard Eliezer 12 tahun. Itu di luar harapan kami," kata Wakil Ketua LPSK Susilaningtyas, Rabu.
Baca juga: LPSK Harap Fans Teruskan Dukungan untuk Richard Eliezer Usai Dituntut 12 Tahun
Sikap LPSK bukan tanpa alasan. Susi mengatakan, Richard Eliezer adalah seorang justice collaborator atau saksi pelaku yang pertama kali mengungkap peristiwa pembunuhan berencana Yosua.
Richard juga disebut konsisten dalam memberikan keterangan, tidak berubah-ubah dan membuat kasus ini bisa terungkap.
Menurut dia, jika Richard tak membuka diri sebagai justice collaborator, kasus tersebut mungkin tak terungkap hingga saat ini.
"Dia sudah konsisten ya mengungkap kejahatan ini secara terang-benderang. Bahkan, kalau tidak ada keterangan dari Richard, pengakuan dari Richard, kasus ini tidak akan terbuka.
Susilaningtyas juga menyebut, tuntutan jaksa mencerminkan rekomendasi yang dikeluarkan oleh LPSK sama sekali tak digubris.
Padahal, kata Susi, LPSK sudah mengeluarkan surat rekomendasi terkait status Richard Eliezer sebagai justice collaborator dan penghargaan sebagai seorang saksi pelaku yang mengungkap peristiwa.