BOGOR, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mewanti-wanti kepala daerah agar mengingatkan dinas Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) daerah untuk mengedukasi pentingnya gizi bagi ibu hamil.
Hal ini bertujuan agar anak yang lahir tak mengalami stunting sejak dalam kandungan maupun di masa pertumbuhan.
Apalagi, pemerintah memiliki target menurunkan angka stunting menjadi di bawah 14 persen pada tahun 2024.
"Sehingga perlu saya ingatkan pada kepala daerah agar dinas BKKBN mengingatkan terus mengenai pentingnya gizi bagi ibu hamil, dicek apakah anemia atau tidak, dicek benar, karena kunci ada di situ," kata Jokowi saat menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kepala Daerah dan Forkopimda Tahun 2023 di SICC, Bogor, Selasa (17/1/2023).
Baca juga: Jokowi Dorong Penerapan Teknologi untuk Turunkan Stunting di Daerah
Jokowi mengungkapkan, ibu hamil atau bayi baru lahir berkontribusi sekitar 23 persen pada potensi stunting.
Sementara itu, bayi baru lahir hingga usia 23 bulan berkontribusi 37 persen pada potensi stunting. Tak heran, penyelesaian stunting pada anak di masa pertumbuhan lebih sulit penyelesaiannya.
Untuk itu, kata Jokowi, stunting harus jadi target penyelesaian untuk pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia.
"Bukan hal yang mudah, tapi sekali lagi kalau kerja keras seperti saat kita bekerja mengatasi pandemi, saya yakin ini bukan persoalan yang susah diselesaikan. Datanya ada," ujar Jokowi.
Baca juga: Minta Pemda Dampingi, Kemendagri: Anggota Keluarga yang Alami Stunting Jangan Dibiarkan
Untuk mencegah stunting, Jokowi menyatakan perlu adanya intervensi. Misalnya, bayi yang sudah masuk usia siap makan tidak boleh diberikan makanan instan (ultra process), seperti biskuit dan bubur instan.
Para balita itu perlu diberikan makanan sehat, seperti ati ayam dan telur sebagai sumber protein.
"Jangan diberikan makanan yang namanya ultra process, biskuit, bubur instan, hati-hati. Ini banyak dilakukan. Ini keliru, lho. Beri yang namanya protein hewani yang tinggi zat besinya. Bisa itu," kata Jokowi
Jokowi juga mengingatkan kepala daerah untuk meminta puskesmas dan posyandu aktif membantu calon ibu dan ibu yang memiliki balita.
Baca juga: Wapres: Hanya Tersisa 2 Tahun untuk Capai Target Prevalensi Stunting 14 Persen
Edukasi ini bisa melalui beragam cara dan beragam topik, mulai dari soal anemia, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, dan cara merawat bayi.
Tercatat hingga kini, prevalensi stunting terus turun. Pada tahun 2014, prevalensinya masih 37 persen.
Kemudian, menurun menjadi 24 persen pada tahun 2021, dan turun lagi menjadi 21 persen di tahun 2022.
"Jadi hati-hati masalah ini. Kita memiliki bonus demografi yang puncaknya di 2030-2035. Kalau SDM kita tidak berada pada posisi baik, sehingga memiliki produktivitas baik, hati-hati bukan keuntungan yang akan kita dapat, tapi akan memberikan beban yang besar kepada negara," ujar Jokowi.
Baca juga: Jokowi ke Guru: Kita Harus Mencegah Terjadinya Stunting
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.