JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah hampir satu bulan berlalu sejak Presiden Joko Widodo mengemukakan wacana terjadinya perombakan susunan Kabinet Indonesia Maju, tetapi reshuffle kabinet belum juga terealisasi.
Sinyal tersebut disampaikan Jokowi pertama kali saat merespons hasil survei Charta Politika yang menunjukkan mayoritas responden setuju agar susunan menteri dikocok ulang.
"(Reshuffle kabinet) mungkin," kata Jokowi setelah meresmikan Bendungan Ciawi dan Sukamahi, Bogor, Jumat (23/12/2022) lalu.
Namun, saat itu ia tidak mengungkap kapan reshuffle dilakukan.
Baca juga: Luhut Bertemu Surya Paloh di London, Apakah Bahas Reshuffle dan Anies?
Pertanyaan mengenai reshuffle lantas tak pernah absen dalam setiap sesi wawancara bersama Jokowi.
Seusai meninjau Pasar Tanah Abang pada Senin (2/1/2023), Jokowi tidak membantah akan adanya reshuffle kabinet saat ditanya oleh wartawan.
"Tunggu saja. Ditunggu saja," kata dia.
Sinyal reshuffle yang lebih kuat dilontarkan Jokowi saat meninjau kawasan PT Pertamina Hulu Rokan, Kamis (5/1/2023).
Baca juga: Ketika 3 Menteri Nasdem Beri Tanggapan soal Isu Reshuffle...
Ia menyatakan, perombakan kabinet bisa dilakukan besok, tetapi ia tidak mengungkapkan kapan hari dan tanggal yang dimaksud.
"Besok. Ya besok, bisa Jumat, bisa Senin, bisa Selasa, bisa Rabu," kata Jokowi.
Sementara itu, Tenaga Ahli Utama Utama Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin mengatakan bahwa reshuffle kabinet bahkan kemungkinan terjadi pada Januari ini.
Namun, ia mengatakan, publik sebaiknya sama-sama menunggu keputusan Jokowi mengenai reshuffle tersebut.
"(Reshuffle) mungkin Januari ini, kita tunggu bareng-bareng ya," ujar Ngabalin.
Ngabalin juga mengingatkan bahwa siapa pun menteri yang nanti tersingkir dari kabinet harus lapang dada.
"Kalau nanti ada menteri yang diganti harus tetap semangat dan tersenyum seperti saat awal Anda dipilih," kata Ngabalin.