Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LPSK Tunjukan Foto Putri Candrawathi Saat Diperiksa Psikiater dan Psikolog

Kompas.com - 13/01/2023, 18:26 WIB
Singgih Wiryono,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Perlindungan Saksi Korban (LPSK) menunjukkan foto-foto pemeriksaan yang dilakukan oleh dua orang perempuan psikiater dan psikolog terhadap Putri Candrawathi.

Putri merupakan terdakwa kasus pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J. Adapun kasus pembunuhan ini berawal dari adanya dugaan pelecehan terhadap Putri yang dilakukan Yosua.

Baca juga: LPSK Bantah Keterangan Putri Candrawathi Terkait Pertanyaan Adanya Hubungan Khusus dengan Yosua

Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi mengatakan, pemeriksaan itu dilakukan di Lantai 2 rumah pribadi Ferdy Sambo, yang merupakan suami Putri, di Jalan Saguling, Jakarta Selatan, 5 Agustus 2022.

"Ini Kami ketika melakukan wawancara ini di rumahnya lantai 2," kata Edwin dalam konferensi pers refleksi akhir tahun LPSK di Ciracas, Jakarta Timur, Jumat (13/1/2023).

Foto tersebut sekaligus membuktikan LPSK melakukan pemeriksaan sesuai dengan standar korban kekerasan seksual.

Dua orang ahli yaitu ahli psikiater dan psikolog diambil dari gender perempuan.

Dari Foto tersebut terlihat Putri Candrawathi menangis saat dilakukan pemeriksaan.

Edwin menjelaskan, LPSK memiliki rekaman video dan rekaman suara saat dilakukan pemeriksaan Putri tersebut.

LPSK juga telah melakukan cross check dan tidak ditemukan kalimat pertanyaan yang menyudutkan Putri sebagai korban kekerasan seksual, terlebih pertanyaan apakah Putri memiliki hubungan khusus dengan Yosua.

"Kami sudah cross check keterangannya, dan juga kami cross check lagi laporan terkait call center kami ketika itu. tidak ada pertanyaan yang disampaikan ibu PC bahwa psikolog LPSK mempertanyakan hubungan khusus antara ibu PC dan Yosua," tutur Edwin.

Baca juga: Kerap Menangis di Sidang, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Dinilai Ingin buat Hakim Berempati

Sebelumnya, terdakwa kasus pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Putri Candrawathi, mengungkapkan alasan tak ingin diperiksa oleh LPSK, khususnya terkait kasus pelecehan seksual yang dialami.

Awalnya, penasihat hukum Putri, Sarmauli Simangunsong, bertanya pada saat pemeriksaan Komnas Perempuan, Komnas HAM, dan Asosiasi Psikolog Forensik (Apsifor) Putri bersedia diperiksa, tetapi menolak saat LPSK melakukan pemeriksaan.

Putri kemudian bercerita, "Waktu itu, dari LPSK datang ke rumah saya yang di Saguling (Jakarta Selatan), terus saya diperiksa oleh kalau tidak salah satu psikiater, satunya lagi psikolog."

Ia lantas mengatakan, sempat berkomunikasi dengan psikiater yang didatangi LPSK. Namun, saat berkomunikasi dengan psikolog, ia memilih diam.

"Kenapa Saudara diam? Apa yang ditanyakan psikolog tersebut?" tanya Sarmauli.

"Karena di awal dia langsung menyampaikan, karena saat itu psikolognya menyampaikan langsung dengan pertanyaan 'Apakah punya hubungan spesial dengan Yosua', dan saya tidak mau jawab," kata Putri.

Baca juga: 2 Makna Tangisan Putri Candrawathi: Soal Anak Dinilai Tulus, Pelecehan Diragukan

Putri Candrawathi kemudian kembali menangis di persidangan karena menilai sebuah lembaga perlindungan korban tidak mengerti perasaan korban kekerasan seksual.

"Karena saya ini adalah korban kekerasan seksual, kenapa saya selalu diasumsikan negatif oleh orang-orang," ujar Putri Candrawathi.

"Saya hanya sedih, kenapa orang-orang tidak bisa memahami bila ada di pihak saya sebagai saya. Saya sangat malu, dan apakah orang-orang memikirkan perasaan anak-anak saya dengan pertanyaan atau pemberitaan bahwa ibunya selingkuh dengan orang lain," sambung dia.

Kemudian, Putri Candrawathi mengakui tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan selanjutnya dari psikolog yang dikirim oleh LPSK tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com