Budi mengungkapkan, imunitas yang kuat terbentuk dari kombinasi vaksinasi dan infeksi yang terjadi secara alami.
Hal ini dipengaruhi oleh kebijakan penanganan Covid-19 yang dipilih pemerintah, yaitu kebijakan gas dan rem. Kebijakan ini berbeda dengan yang dipilih oleh China.
Diketahui China menerapkan kebijakan nol kasus Covid-19 (Zero Covid-19) sehingga masyarakat sulit melakukan mobilitas. Akibatnya, infeksi Covid-19 secara alamiah lebih sulit terbentuk.
Adapun subvarian baru yang mendominasi di China pada gelombang kali ini adalah BA.5.2, BA.2.75, dan BF.7.
"Di Indonesia ada yang secara buatan kita suntik, tapi secara alamiah memang terjadi. Nah, di China karena lockdown sangat ketat, yang alamiah itu tidak sebanyak di Indonesia, tidak terbentuk," tutur Budi.
"Padahal secara science juga, imunitas yang paling kuat dan tahan lama adalah vaksinasi plus infeksi," sambungnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.