Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/01/2023, 06:23 WIB
Tatang Guritno,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Nasdem menunjukkan sikap tak sepaham dengan calon mitra koalisinya yakni, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat soal momentum deklarasi Koalisi Perubahan.

Sebelumnya, Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menyiratkan keinginan untuk mendeklarasikan koalisi di awal tahun 2023.

Namun, ia menggarisbawahi bahwa Demokrat hanya bakal mendeklarasikan diri sebagai bagian dari Koalisi Perubahan jika koalisi telah menetapkan bakal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).

“Kita tunggu majelis partai, kita tunggu deklarasi pada saat yang tepat. Tapi yang pasti awal tahun adalah awal yang baik, adalah waktu yang baik untuk memulai sesuatu yang baru,” ungkap Herzaky ditemui di kawasan Cikini, Jakarta, Kamis (29/12/2022).

Baca juga: Nasdem: Deklarasi Paslon Capres-Cawapres Paling Lambat Juni 2023

Hal senada juga disampaikan Juru Bicara PKS M Kholid. Ia meyakini dinamika elit kader, dan tim kecil Koalisi Perubahan bisa senada.

Bahkan, Kholid optimis deklarasi Koalisi Perubahan bisa diwujudkan bulan ini.

Namun, dua kader elit Nasdem memberikan respons yang berbeda. Wakil Ketua Partai Nasdem Ahmad Ali mengungkapkan, koalisi bisa batal terbentuk jika ada partai politik (parpol) lain yang memaksakan kehendaknya.

Sedangkan Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya mengatakan, penentuan cawapres tak bisa sembarangan. Perlu kehati-hatian sebelum menentukan siapa figur pendamping Anies Baswedan.

“Kita tentu harus melihat variabel siapa yang akan menjadi lawan tanding, (sehingga) prinsip play to win itu terpenuhi, kan dalam salah satu kriteria yang kita sepakati itu adalah cawapres memiliki variabel pemenangan,” kata Willy ditemui di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (2/1/2023).

Baca juga: Nasdem Ungkap Kemungkinan Koalisi Perubahan Gagal Dibentuk: Kalau Ada Partai yang Merasa Lebih Penting

Persilahkan Demokrat-PKS deklarasikan koalisi

Lebih lanjut, Willy mengaku pihaknya memberi keleluasaan pada Demokrat dan PKS untuk mendeklarasikan diri sebagai anggota Koalisi Perubahan.

Ia menghormati pandangan kedua calon mitranya itu.

Namun, Nasdem nampak tak sepaham soal proses deklarasi di awal tahun, harus diikuti oleh penentuan pengusungan capres-cawapres.

“Kita ingin menciptakan dwi tunggal karena itu. Kemudian, dalam menentukan siapa yang akan menentukan cawapres Mas Anies harus benar-benar kalkulasinya secara detail, kalkulasinya harus dalam variabel yang telah kita sepakati,” kata Willy.

Di sisi lain, Willy menjelaskan tak ingin buru-buru menentukan cawapres karena bakal dipakai sebagai salah satu strategi pemenangan.

Baca juga: Masih Cari Kesepahaman, Nasdem Akui Enggan Buru-buru Deklarasi Koalisi Perubahan

“Kenapa Nasdem tidak deklarasi satu paket? Karena biar cawapres menjadi elemen of surprise,” ujarnya.

“Kita tentu harus melihat variabel siapa yang akan menjadi lawan tanding sehingga prinsip play to win itu terpenuhi,” kata Willy melanjutkan.

Buka peluang PKB bergabung

Willy juga merespons secara terbuka wacana bergabungnya PKB bersama Koalisi Perubahan.

Menurutnya, bergabungnya PKB bakal membawa dampak signifikan untuk meraih kemenangan dalam Pemilu 2024.

Tak hanya itu, PKB disebut bakal menambah pilihan figur cawapres untuk mendampingi Anies Baswedan.

Anies bisa memilih cawapresnya mulai dari Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher.

Ia mengatakan, beragam opsi cawapres bakal membuat Koalisi Perubahan bisa menentukan pasangan calon (paslon) capres-cawapres yang terbaik.

“Pesan Pak Surya itu why not the best? Berarti setelah why not the best itu idealnya, sekuelnya itu best of the best,” kata Willy.

Baca juga: Nasdem Sebut Pilihan Cawapres Anies Jadi Beragam jika PKB Bergabung

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Kasus Pengadaan Lahan DKI Jakarta, Eks Bos Sarana Jaya Kembali ke 'Meja Hijau'

Kasus Pengadaan Lahan DKI Jakarta, Eks Bos Sarana Jaya Kembali ke "Meja Hijau"

Nasional
UU Ciptaker Tak Lagi Cacat Formil, Partai Buruh: Hasil Pencopotan Hakim Aswanto

UU Ciptaker Tak Lagi Cacat Formil, Partai Buruh: Hasil Pencopotan Hakim Aswanto

Nasional
Mau Didisiplinkan PKB, Menag Yaqut: Siapa yang Berhak? Kalau Kiai Saya Taat

Mau Didisiplinkan PKB, Menag Yaqut: Siapa yang Berhak? Kalau Kiai Saya Taat

Nasional
UU Ciptaker yang Tak Lagi Cacat Formil Usai DPR 'Obok-obok' Komposisi Hakim MK

UU Ciptaker yang Tak Lagi Cacat Formil Usai DPR "Obok-obok" Komposisi Hakim MK

Nasional
Deretan Figur Publik Terjerat Dugaan Promosi Judi Online, dari Wulan Guritno hingga Amanda Manopo

Deretan Figur Publik Terjerat Dugaan Promosi Judi Online, dari Wulan Guritno hingga Amanda Manopo

Nasional
Febri Diansyah Ungkap 2 Alasan Bersedia Jadi Pengacara Mentan Syahrul Yasin Limpo

Febri Diansyah Ungkap 2 Alasan Bersedia Jadi Pengacara Mentan Syahrul Yasin Limpo

Nasional
Sinyal Jokowi Beri Jatah Kursi Menteri ke Demokrat Usai Bertemu SBY

Sinyal Jokowi Beri Jatah Kursi Menteri ke Demokrat Usai Bertemu SBY

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Bertemu SBY | Tim Broker Penyetor Uang ke Andhi Pramono

[POPULER NASIONAL] Jokowi Bertemu SBY | Tim Broker Penyetor Uang ke Andhi Pramono

Nasional
Tanggal 4 Oktober Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Oktober Memperingati Hari Apa?

Nasional
Eks Jubir KPK Sebut Tak Dicecar soal Dugaan Perusakan Barbuk Kasus Dugaan Korupsi di Kementan

Eks Jubir KPK Sebut Tak Dicecar soal Dugaan Perusakan Barbuk Kasus Dugaan Korupsi di Kementan

Nasional
Sebaran Dukungan 3 Bakal Capres di 5 Provinsi Terbesar, Hasil Survei LSI Denny JA

Sebaran Dukungan 3 Bakal Capres di 5 Provinsi Terbesar, Hasil Survei LSI Denny JA

Nasional
Wakili Jokowi di HUT PSMTI, Moeldoko: Pembangunan yang Dirintis Jokowi Harus Berlanjut

Wakili Jokowi di HUT PSMTI, Moeldoko: Pembangunan yang Dirintis Jokowi Harus Berlanjut

Nasional
Amanda Manopo Dicecar 34 Pertanyaan Terkait Dugaan Promosikan Situs Judi 'Online'

Amanda Manopo Dicecar 34 Pertanyaan Terkait Dugaan Promosikan Situs Judi "Online"

Nasional
Diduga Promosikan Situs Judi 'Online', Amanda Manopo: Hanya Kesalahpahaman

Diduga Promosikan Situs Judi "Online", Amanda Manopo: Hanya Kesalahpahaman

Nasional
Dukungan untuk Prabowo, Ganjar, dan Anies dari Sisi Ekonomi dan Pendidikan Hasil Survei LSI Denny JA

Dukungan untuk Prabowo, Ganjar, dan Anies dari Sisi Ekonomi dan Pendidikan Hasil Survei LSI Denny JA

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com