Hanta mengungkapkan bahwa variabel ini kerap dikaitkan dengan efek ekor jas atau coattail effect.
Dalam teori tersebut, jelas Hanta, tokoh yang akan diusung atau didukung sebagai capres-cawapres akan memberikan efek terhadap meningkat atau menurunnya elektabilitas parpol.
"Misalnya ada partai x kemudian mendukung seorang capres yang sangat kuat, dan itu jadi variabel ketiga," kata Hanta.
"Karena itu, parpol saya kira sangat harus jeli menentukan caleg yang potensial, capres yang tepat dan juga bagaimana merebut yang belum menentukan pilihan," pungkasnya.
Baca juga: Pengertian dan Alasan Penerapan Parliamentary Threshold
Sekadar informasi, berikut elektabilitas partai politik menurut survei Poltracking Indonesia terbaru:
Survei Poltracking kali ini dilaksanakan dengan wawancara tatap muka pada 21-27 November 2022 terhadap 1.220 responden.
Metode yang digunakan mengambil sampel yaitu multistage random sampling.
Adapun margin of error survei lebih kurang 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.