Sementara itu, Ketua Departemen Politik DPP PKS Nabil Ahmad Fauzi menambahkan, melanjutkan kepemimpinan presiden yang berbeda platform semestinya hal yang wajar.
Sebab, ia berpandangan bahwa pembangunan negeri ini adalah rangkaian kerja dari kepemimpinan para presiden.
Baca juga: Bawaslu Sebut Safari Politik Anies Tak Etis, Nasdem: Enggak Paham Substansi Demokrasi
"Dalam konteks itu, sudah menjadi kemestian bahwa pembangunan harus berkelanjutan untuk menjaga roda pembangunan negara," kata Nabil saat dihubungi Kompas.com, Minggu.
"Jadi, ya pernyataan soal program Presiden Jokowi akan dilanjutkan adalah sesuatu yang wajar. Sebagaimana Presiden Jokowi juga melanjutkan program-progran dari Presiden SBY," tambah dia.
Nabil mengatakan program-program itu juga nantinya akan melalui proses pemilihan oleh presiden terpilih.
Artinya, presiden terpilih akan menentukan mana program presiden sebelumnya yang akan dilanjutkan dan mana yang perlu dievaluasi ulang.
"Kedua, program kerja capres merupakan titik temu dari program pribadi capres dan para parpol pengusung. Karenanya, untuk menilai program perubahan apa yang akan diusung oleh para capres, termasuk Anies Baswedan, ya perlu ditunggu setelah resmi terdaftar sebagai Capres di Oktober 2023 mendatang," jelas Nabil.
Baca juga: Kritik Bawaslu yang Sebut Anies Tak Etis, Nasdem: Apa Dasarnya?
Diberitakan sebelumnya, pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menilai, pencalonan Anies Baswedan sebagai presiden dari Partai Nasdem terkesan serba tanggung.
Di satu sisi, Nasdem menghendaki Anies untuk melanjutkan program-program Presiden Jokowi jika terpilih sebagai presiden 2024.
Di sisi lain, partai pimpinan Surya Paloh itu punya rencana berkoalisi dengan Demokrat dan PKS, dua partai oposisi yang kerap tak sejalan dengan program dan kebijakan pemerintah. Ketiga partai juga menggembar-gemborkan Koalisi Perubahan.
"Kan Nasdem selalu bilang Anies akan menang, melanjutkan program-program Jokowi, di mana letak perubahannya?" kata Adi kepada Kompas.com, Jumat (16/12/2022).
Baca juga: Pembatasan Usia PJLP, Warisan Anies yang Dieksekusi Heru Budi
Memang, pascadeklarasi pencapresan, Anies sangat giat bersafari politik. Namun, kata Adi, narasi politik yang disampaikannya dalam setiap roadshow itu-itu saja.
Sebagai figur yang lekat dengan citra oposisi, Anies hampir tidak pernah menentang atau mengkritisi kebijakan presiden secara terbuka. Padahal, basis massa Anies datang dari kalangan kontra Jokowi.
Jika narasi yang sama itu terus diulang-ulang, menurut Adi, masyarakat akan segera bosan dengan figur Anies Baswedan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.