Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NASIONAL] Anies Dinilai Mulai Membosankan Meski Elektabilitas Tinggi | Berbagai Dalih Irfan Widyanto soal CCTV Kasus Brigadir J

Kompas.com - 18/12/2022, 07:24 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Elektabilitas Anies Baswedan dinilai bisa meroket karena euforia deklarasi sebagai bakal calon presiden.

Akan tetapi, saat ini masyarakat dianggap mulai bosan karena narasi yang disampaikan Anies dalam safari politiknya kerap mengulang.

Sementara itu dari persidangan kasus dugaan pembunuhan berencana Brigadir J, salah satu terdakwa perintangan penyidikan (obstruction of justice) Irfan Widyanto memaparkan kronologi perintah buat mengamankan rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian.

Baca juga: Bawaslu Sebut Safari Politik Anies Tak Etis, Nasdem: Enggak Paham Substansi Demokrasi

1. Elektabilitas Anies Naik tapi Mulai Membosankan

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menilai, naiknya elektabilitas Anies Baswedan menurut survei berbagai lembaga merupakan imbas deklarasi pencalonan presiden yang diumumkan Nasdem pada awal Oktober lalu.

Momentum deklarasi pencapresan Anies dinilai tepat karena berdekatan dengan lengsernya dia dari kursi Gubernur DKI Jakarta.

"Memang elektabilitas Anies naik. Itu kan efek deklarasi. Momentum Anies ini kan desainnya luar biasa, sebulan sebelum lengser kan momentumnya mengarah ke Anies," kata Adi kepada Kompas.com, Jumat (16/12/2022).

Baca juga: Pencapresan Anies Dinilai Serba Tanggung, Suarakan Perubahan tapi Hendak Lanjutkan Program Jokowi

Namun demikian, Adi menduga, naiknya elektabilitas Anies merupakan euforia sesaat.

Kini, publik mulai bosan dengan sosok mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu.

Sebabnya, narasi yang disampaikan Anies dalam setiap safari politiknya itu-itu saja. Anies juga tak melakukan manuver politik apa pun.

Sebagai figur yang lekat dengan citra oposisi, Anies hampir tidak pernah menentang atau mengkritisi kebijakan Presiden Joko Widodo secara terbuka.

Padahal, basis massa Anies datang dari kalangan yang kontra terhadap Jokowi.

Sebaliknya, sebagai partai yang mendeklarasikan dukungan buat Anies, Nasdem justru menyebut bahwa capres mereka bakal melanjutkan program-program Jokowi.

Baca juga: Kritik Bawaslu yang Sebut Anies Tak Etis, Nasdem: Apa Dasarnya?

Ini tak sejalan dengan gembar-gembor Nasdem yang mengeklaim partainya bersama Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bakal membentuk Koalisi Perubahan.

"Semuanya serba nanggung. Orang juga bosan. Mana nih poros perubahan? Mana antitesa Jokowi? Antitesa Jokowi kok tidak mau dihadap-hadapkan dengan Jokowi," ujar Adi.

"Di mana letak perubahannya? Kejutan-kejutan itu nggak ada setelah Anies dideklarasikan," tutur dia.

Halaman:


Terkini Lainnya

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com