Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Pada Puncak Peringatan Hari Nusantara, Kementerian KP Luncurkan Desa Perikanan Cerdas di Wakatobi

Kompas.com - 14/12/2022, 14:54 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (Kementerian KP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) meluncurkan Smart Fisheries Village (SFV) atau Desa Perikanan Cerdas Wakatobi pada acara puncak peringatan Hari Nusantara di Wakatobi, Selasa (13/12/2022).

SFV yang dikembangkan oleh Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan (LPTK) Wakatobi ini memiliki fokus utama pada teknologi kelautan terintegrasi atau Wakatobi dan Coral Garden di daerah konservasi.

Kementerian KP berharap, desa perikanan cerdas dapat meningkatkan ekonomi masyarakat, serta menjadi kegiatan produksi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Adapun acara puncak peringatan Hari Nusantara 2022 kali ini mengusung tema 'Peningkatan Ekonomi Maritim melalui Kolaborasi Investasi Berkelanjutan untuk Indonesia Bangkit Lebih Kuat'.

Baca juga: BRSDM Kementerian KP Dorong Pembangunan SFV lewat Korporasi Digital

Kepala BRSDM I Nyoman Radiarta mengatakan bahwa SFV berbasis unit pelaksana teknis (UPT) merupakan kawasan atau kampung yang dikembangkan dengan skema kegiatan kelautan dan perikanan dari hulu ke hilir.

Kepala BRSDM I Nyoman Radiarta.DOK. Humas Kementerian KP Kepala BRSDM I Nyoman Radiarta.

Ia mengungkapkan, terdapat tiga tujuan dari pembentukan SFV. Pertama, untuk memanfaatkan aset UPT guna menghasilkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Kedua, menjadi model atau showcase bagi teknologi yang dikembangkan oleh BRSDM untuk dapat diadopsi masyarakat. Ketiga, meningkatkan jejaring dengan menggandeng mitra dalam pelaksanaan kegiatan.

"LPTK Wakatobi telah melahirkan teknologi inovasi yang sudah berhasil dihilirisasi kepada masyarakat KP,” ujar Nyoman mewakili Menteri Kelautan dan Perikanan (Menteri KP) Sakti Wahyu Trenggono, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (14/12/2022).

Pada dasarnya, lanjut dia, kriteria pengukuran terhadap lokasi SFV menggunakan lima indikator pengukuran, yaitu sustainable, modernization, acceleration, regeneration, dan technology (SMART).

Baca juga: Pengelola Kepulauan Widi Belum Kantongi PKKPRL, Menteri KP: Selama Dia Belum Beraktivitas, Kita Diam Saja

LPTK Wakatobi lahirkan beragam inovasi

Pada kesempatan tersebut, Nyoman mengatakan, LPTK Wakatobi telah melahirkan beragam inovasi untuk mendukung percepatan program penangkapan ikan terukur serta menyejahterakan masyarakat nelayan, dan menjaga ekosistem terumbu karang.

Inovasi tersebut, kata dia, dilakukan melalui penerapan teknologi terintegrasi dan kerja sama dengan berbagai mitra.

Adapun inovasi yang dihasilkan LPTK Wakatobi, di antaranya Teknologi Wakatobi AIS atau Wahana Keselamatan dan Pemantauan Objek Berbasis AIS. Inovasi ini dirancang khusus untuk meningkatkan keselamatan serta keterpantauan nelayan kecil dan tradisional.

“LPTK juga mengimplementasikan Aplikasi Laut Nusantara, yakni inovasi teknologi penangkapan ikan berbasis Android untuk mengakses beragam informasi kelautan sebagai transformasi budaya nelayan dari 'mencari ikan' menjadi 'menangkap ikan,’ ujar Nyoman.

Baca juga: Dalami Kematian Nelayan yang Ditemukan Tergeletak di Pantai, Polres Flores Timur Periksa 4 Saksi

LPTK Wakatobi, lanjut dia, telah pula menghasilkan konservasi perairan dengan menggunakan empat metode rehabilitasi dan pembibitan karang melalui Wahana Perekayasaan Teknologi Konservasi Biota atau Wakatobi Sea Bamboo.

Halaman:


Terkini Lainnya

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com