Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/12/2022, 19:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua MPR Arsul Sani mengklaim bahwa pernyataan Ketua MPR Bambang Soesatyo tidak bermaksud memunculkan kembali wacana penundaan pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu).

Hal itu disampaikan Arsul Sani usai mengaku menerima penjelasan langsung Bambang Soesatyo lewat pesan WhatsApp.

"Jadi beliau sebetulnya tidak sedang menginisiasi penundaan pemilu atau perpanjangan masa jabatan presiden maupun anggota DPR, DPRD dan anggota DPD," kata Arsul Sani ditemui di Hotel Bidakara, Tebet, Jakarta Selatan, Senin (12/12/2022).

Arsul mengatakan, Bambang Soesatyo justru mengingatkan kepada semua pihak agar persiapan Pemilu 2024 dilakukan dengan baik.

Baca juga: Soal Pernyataan Bamsoet, Pimpinan MPR Pastikan Tak Ada Pembahasan Penundaan Pemilu

Menurut Arsul, pria yang karib disapa Bamsoet itu mengingatkan terutama soal pendanaan Pemilu 2024.

Hal ini terkait ancaman dampak ekonomi global dan pemulihan akibat pandemi Covid-19 yang belum selesai.

"Beliau sebenarnya pengen mengingatkan itu lebih banyak, daripada untuk mengatakan agar pemilu itu ditunda. Itu aja yang ingin disampaikan," ujar Arsul Sani.

Wakil Ketua Umum PPP itu menambahkan, MPR juga tidak pernah membicarakan wacana penundaan Pemilu 2024.

Baca juga: Bamsoet Minta Pemilu 2024 Dipikirkan Ulang, Arsul Sani: Tak Mewakili MPR

Sebaliknya, menurutnya, MPR terus mendukung Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Bawaslu agar pelaksanaan pemilu berjalan dengan baik.

"Kenapa itu tidak pernah kita bicarakan? Karena kan yang namanya pemilu itu kan tahapannya sudah dimulai," kata Arsul.

"Kita mulai dengan pendaftaran partai politik, verifikasi administratif, verifikasi faktual dan saya kira verifikasi faktualkan sebentar lagi selesai dan akan diumumkan hasilnya begitu ya," ujarnya lagi.

Baca juga: Gagasan Bamsoet soal Penundaan Pemilu Dinilai Sarat Politik, Berpotensi Pecah Belah Publik

Sebelumnya diberitakan, Bambang Soesatyo menilai bahwa penyelenggaraan Pemilu 2024 mesti dipikirkan ulang.

Sebab, ia berpandangan ada sejumlah potensi yang perlu diwaspadai oleh bangsa dan negara.

"Tentu kita juga mesti menghitung kembali, karena kita tahu bahwa penyelenggaraan pemilu selalu berpotensi memanaskan suhu politik nasional, baik menjelang, selama, hingga pasca penyelenggaraan pemilu," kata Bamsoet dalam tayangan Youtube Poltracking Indonesia, Kamis (8/12/2022).

Bamsoet juga mengungkapkan faktor lainnya soal Pemilu 2024 perlu dipikirkan ulang. Ia menyinggung soal proses pemulihan bangsa dan negara akibat pandemi Covid-19.

Di sisi lain, ia juga khawatir akan adanya ancaman terhadap bangsa dari situasi global ke depan.

Baca juga: Suhu Politik Memanas, Bamsoet Sarankan Pelaksanaan Pemilu 2024 Dipikir Lagi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com