Herzaky menilai, banyak rakyat Indonesia yang terpaksa kehilangan pekerjaannya karena pandemi Covid-19. Selain itu, ekonomi masyarakat pascapendemi juga belum pulih, ditandai dengan harga-harga bahan pokok yang masih sulit dijangkau.
Belum lagi, baru-baru ini Tanah Air berduka akibat bencana gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat, yang menewaskan ratusan korban.
Dengan kondisi demikian, tidak seharusnya presiden mementingkan acara temu relawan dan bermanuver soal Pilpres 2024.
"Tak perlulah sibuk kasih kode sana-sini untuk urusan capres 2024. Apalagi mengumpulkan relawan. Memangnya ini musim kampanye? Lebih baik uang buat mobilisasi relawan kemarin, dipakai buat bantu korban bencana Cianjur. Bakal jauh lebih bermanfaat dan bermartabat," kata Herzaky.
Melihat ini, peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro menilai, Presiden Jokowi sedang gencar mengobral dukungan buat para tokoh yang digadang-gadang berpotensi maju sebagai capres 2024.
"Presiden Joko Widodo dalam tiga bulan terakhir sedang giat dalam mengobral dukungan endorsement politik terhadap para bakal calon presiden," kata Bawono kepada Kompas.com, Minggu (28/11/2022).
Baru-baru ini, Jokowi seolah mengirim sinyal dukungan buat Ganjar. Namun, beberapa waktu lalu, presiden seakan mendukung pencapresan Prabowo Subianto dengan mengatakan Pilpres 2024 merupakan giliran buat Prabowo menang.
Baca juga: PDI-P Curiga Relawan Janjikan Hal Tak Sehat ke Massa, Minta Ring 1 Jokowi Tak Asal Bapak Senang
Ketua Umum Airlangga Hartarto juga sempat mengaku mengantongi dukungan dari Jokowi, sama seperti sinyal yang dilempar presiden ke Prabowo.
Menurut Bawono, sikap Jokowi itu menyiratkan bahwa mantan Wali Kota Solo tersebut sebenarnya belum punya ketetapan sikap dan hanya mengobral dukungan.
"Memang Jokowi belum memiliki sikap tetap dalam memberikan dukungan terhadap seorang bakal calon presiden," ujarnya.
Oleh karenanya, Bawono mengatakan, para tokoh yang seolah dapat restu Jokowi seharusnya jangan dulu terlalu percaya diri. Sebab, dukungan presiden ke depan belum tentu untuk figur-figur tersebut.
Apalagi, mengutip survei Litbang Kompas, hanya 15,1 persen responden saja yang mengatakan akan mendukung calon presiden pilihan Jokowi. Dengan demikian, dukungan presiden terhadap tokoh tertentu tak akan banyak berpengaruh.
"Para bakal calon presiden tidak perlu merasa gede rasa apabila presiden melontarkan sikap seolah-olah tengah mendukung memberikn sokongan politik," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.