Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICW: Pembayaran Terlambat, Subkontraktor Segel Tower BTS di Natuna dan Sumbawa

Kompas.com - 27/11/2022, 19:59 WIB
Syakirun Ni'am,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Agus Sunaryanto mengatakanBase Transceiver Station (BTS) 4G yang sedang dibangun di Natuna dan Sumbawa disegel oleh subkontraktor karena adanya keterlambatan pembayaran.

Agus menuturkan, hal ini merupakan salah satu temuan yang didapatkan ICW terkait masalah dugaan korupsi proyek pembangunan ribuan BTS oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).

Adapun perkara ini diketahui tengah diusut Kejaksaan Agung (Kejagung).

“Subkontraktor yang mengerjakan proyek di dua lokasi ini pada akhirnya melakukan penyegelan tower karena mereka belum dibayar,” kata Agus dalam konferensi pers yang disiarkan secara online, Minggu (27/11/2022).

Baca juga: ICW Dorong Kejagung Periksa Menkominfo Soal Dugaan Korupsi Proyek BTS 4G

Agus mengatakan, di dua wilayah tersebut terdapat pengerjaan pembangunan BTS yang sudah mencapai 100 persen dan 60 persen.

Adapun pelaksanaan proyek BTS dilakukan secara bertahap seperti, pembangunan, instalasi, pemasangan microchip, dan lainnya.

Karena pembayaran yang dilakukan kepada subkontraktor tertunda, perusahaan subkontraktor tidak mau melanjutkan pekerjaan.

“Kami menduga ada penyerahan berita acara serah terima (BAST) yang tidak dilengkapi oleh bukti pembayaran kepada subkontraktor,” ujar Agus.

ICW juga menduga, perangkat yang disediakan salah satu pihak penyedia, yakni PT Fiberhome tidak cukup bagus. Perusahaan tersebut merupakan salah satu konsorsium yang menjadi pelaksana pembangunan proyek BTS tahap pertama.

Baca juga: ICW Ungkap Konsorsium Pemenang Tender BTS Kemenkominfo yang Diusut Kejagung

Menurut Agus, beberapa perlengkapan BTS yang digunakan dipasok oleh supplier yang bekerja sama dengan Fiberhome tidak cukup bagus.

Sebab, perusahaan subkontraktor tersebut tidak memiliki label baik dan ratingnya tidak begitu bagus.

Temuan lain yang menurut Agus mesti ditelusur Kejaksaan Agung adalah Fiberhome mensubkontrakkan pekerjaan kepada perusahaan bernama Datang. Perusahan itu diketahui masih berhubungan dengan Fiberhome.

“Jadi perusahaan yang dibentuk bersama Fiberhome juga. Jadi ini harus ditelusuri lebih lanjut untuk menelusuri apakah kira-kira ada potensi konflik kepentingan atau tidak,” tutur Agus.

Persoalan lain yang disoroti ICW adalah adanya penyedia layanan, yakni FIberhome yang diduga tidak memiliki kualifikasi mengerjakan proyek pembangunan BTS.

Persoalan ini, kata Agus, pernah disampaikan salah satu anggota DPR RI. Berdasarkan penelusuran ICW di situs resmi Fiberhome, perusahaan itu tidak memiliki kualifikasi membangun BTS.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com