Salin Artikel

ICW: Pembayaran Terlambat, Subkontraktor Segel Tower BTS di Natuna dan Sumbawa

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Agus Sunaryanto mengatakanBase Transceiver Station (BTS) 4G yang sedang dibangun di Natuna dan Sumbawa disegel oleh subkontraktor karena adanya keterlambatan pembayaran.

Agus menuturkan, hal ini merupakan salah satu temuan yang didapatkan ICW terkait masalah dugaan korupsi proyek pembangunan ribuan BTS oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).

Adapun perkara ini diketahui tengah diusut Kejaksaan Agung (Kejagung).

“Subkontraktor yang mengerjakan proyek di dua lokasi ini pada akhirnya melakukan penyegelan tower karena mereka belum dibayar,” kata Agus dalam konferensi pers yang disiarkan secara online, Minggu (27/11/2022).

Agus mengatakan, di dua wilayah tersebut terdapat pengerjaan pembangunan BTS yang sudah mencapai 100 persen dan 60 persen.

Adapun pelaksanaan proyek BTS dilakukan secara bertahap seperti, pembangunan, instalasi, pemasangan microchip, dan lainnya.

Karena pembayaran yang dilakukan kepada subkontraktor tertunda, perusahaan subkontraktor tidak mau melanjutkan pekerjaan.

“Kami menduga ada penyerahan berita acara serah terima (BAST) yang tidak dilengkapi oleh bukti pembayaran kepada subkontraktor,” ujar Agus.

ICW juga menduga, perangkat yang disediakan salah satu pihak penyedia, yakni PT Fiberhome tidak cukup bagus. Perusahaan tersebut merupakan salah satu konsorsium yang menjadi pelaksana pembangunan proyek BTS tahap pertama.

Menurut Agus, beberapa perlengkapan BTS yang digunakan dipasok oleh supplier yang bekerja sama dengan Fiberhome tidak cukup bagus.

Sebab, perusahaan subkontraktor tersebut tidak memiliki label baik dan ratingnya tidak begitu bagus.

Temuan lain yang menurut Agus mesti ditelusur Kejaksaan Agung adalah Fiberhome mensubkontrakkan pekerjaan kepada perusahaan bernama Datang. Perusahan itu diketahui masih berhubungan dengan Fiberhome.

“Jadi perusahaan yang dibentuk bersama Fiberhome juga. Jadi ini harus ditelusuri lebih lanjut untuk menelusuri apakah kira-kira ada potensi konflik kepentingan atau tidak,” tutur Agus.

Persoalan lain yang disoroti ICW adalah adanya penyedia layanan, yakni FIberhome yang diduga tidak memiliki kualifikasi mengerjakan proyek pembangunan BTS.

Persoalan ini, kata Agus, pernah disampaikan salah satu anggota DPR RI. Berdasarkan penelusuran ICW di situs resmi Fiberhome, perusahaan itu tidak memiliki kualifikasi membangun BTS.

“Tidak ada informasi soal kualifikasi bahwa perusahaan ini memiliki kemampuan untuk pembangunan BTS,” kata Agus.

Masalah lainnya adalah adanya indikasi persekongkolan tender. Hal ini sebelumnya pernah diungkapkan pejabat Kejaksaan Agung.

Menurut Agus, persekongkolan tender merupakan persoalan administrasi. Tapi, ketika ditemukan indikasi kerugian negara maka terdapat dugaan pidana.

“Tentu pidana korupsi,” ujarnya.

Sebelumnya, Kejaksaan Agung tengah mengusut dugaan korupsi proyek pembangunan BTS 4G. Proyek ini dilakukan oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kemenkominfo.

Korps Adhyaksa menduga negara mengalami kerugian hingga Rp 1 triliun.

Meski demikian, jumlah tersebut masih sementara karena saat ini Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) yang menangani perkara tersebut masih terus melakukan penghitungan.

Kejaksaan Agung juga telah menggeledah kantor Kemenkominfo dan kantor PT Adyawinsa Telecommunication & Electrical di Kelapa Gading, Jakarta Utara.

"Dari penggeledahan tersebut, telah dilakukan penyitaan berupa dokumen-dokumen dan barang bukti elektronik yang terkait dengan perkara dimaksud," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Ketut Sumedana, dalam keterangan pers yang diterima pada Selasa (8/11/2022).

https://nasional.kompas.com/read/2022/11/27/19594781/icw-pembayaran-terlambat-subkontraktor-segel-tower-bts-di-natuna-dan-sumbawa

Terkini Lainnya

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke