Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS "Digoda" Tinggalkan Koalisi Nasdem-Demokrat, Pengamat: Kecil Peluang Gabung ke Gerindra-PKB

Kompas.com - 08/11/2022, 09:22 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam berpandangan, kecil peluang Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bergabung dengan koalisi Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.

Dia memprediksi, PKS tak akan tergoda buat bermanuver ke koalisi lain dan akan tetap bekerja sama dengan Partai Nasdem dan Partai Demokrat.

"Terkait dengan potensi PKS dengan Gerindra-PKB, peluangnya kecil," kata Umam kepada Kompas.com, Senin (7/11/2022).

Baca juga: Nasdem Sebut Deklarasi Koalisi Bersama PKS-Demokrat Batal Digelar 10 November

Menurut Umam, PKS bakal konsisten berkoalisi dengan partai oposisi. Sementara itu, Gerindra dan PKB merupakan partai yang kini duduk sebagai pendukung pemerintahan Presiden Jokowi.

Selain itu, besar keinginan PKS untuk mendukung Anies Baswedan yang beberapa waktu lalu telah dideklarasikan sebagai calon presiden (capres) Partai Nasdem.

Adapun koalisi Gerindra dan PKB kemungkinan bakal mengajukan nama Prabowo Subianto sebagai calon presiden.

Kendati PKS dan Gerindra pernah bekerja sama pada Pemilu 2019, Umam menduga, keduanya tak akan lagi membangun kongsi pada pemilu mendatang.

"Prabowo ingin mengubah image-nya yang semula dekat dengan PKS, kini dekat dengan PKB," ujar dosen Universitas Paramadina itu.

Terkait isu dua kursi menteri yang ditawarkan ke PKS, Umam menduga, ini merupakan upaya partai koalisi pendukung pemerintah untuk memecah basis kekuatan koalisi Nasdem-Demokrat-PKS guna menjegal rencana pencapresan Anies Baswedan.

Jikapun isu tersebut benar, menurut Umam, alangkah baiknya jika partai pimpinan Ahmad Syaikhu tersebut tak tergoda dengan tawaran kursi menteri Kabinet Indonesia Maju.

Dengan sisa masa kabinet yang hanya satu tahun, terlalu besar harga yang harus digadaikan PKS. Sebab, jika merapat ke kabinet, partai berlambang bulan sabit padi itu kemungkinan besar bakal kehilangan dukungan basis pemilih loyalnya yang berseberangan dengan pemerintahan.

"Jika PKS menerima (tawaran kursi menteri), maka PKS akan menanggung beban berat dengan stereotipe sebagai partai pragmatis-oportunis dan basis pemilihnya akan terdegradasi secara signifikan," kata Umam.

Untuk diketahui, rencana koalisi Nasdem-Demokrat-PKS tak kunjung resmi meski ketiga partai telah menjalin komunikasi sejak lama. Belakangan, PKS seolah "digoda" untuk berpindah haluan.

Berembus isu PKS mendapatkan tawaran dua kursi menteri untuk bergabung dengan koalisi pemerintahan. Namun, isu tersebut telah dibantah oleh Juru Bicara PKS M Kholid.

Baca juga: Koalisi Nasdem-PKS-Demokrat Batal Deklarasi 11 November, Bagaimana Langkah Anies Selanjutnya?

"Enggak ada, saya itu sehari-hari nemenin Presiden PKS Ahmad Syaikhu, jadi selama ini ke kami tidak pernah ada tawaran apa pun terkait dua menteri, apalagi disebut tawaran dua menteri untuk menjegal anies. Aduh kacau balau," sebut Kholid saat dihubungi melalui telepon, Sabtu (29/10/2022).

Di sisi lain, PKS pun menjalin komunikasi dengan parpol lain di luar Partai Nasdem dan Partai Demokrat, seperti Partai Golkar.

Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal PKB Syaiful Huda menuturkan, pihaknya terus berkomunikasi dengan PKS dan menawarkan untuk bergabung bersama koalisi Gerindra-PKB.

"Jadi, dalam suasana semua serba wait and see, saya kira, pasti terjadi saling komunikasi, tukar informasi, terus kemudian saling banding-bandingkan dan seterusnya," ujar Huda kepada Kompas.com, Minggu (6/11/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com