Salin Artikel

PKS "Digoda" Tinggalkan Koalisi Nasdem-Demokrat, Pengamat: Kecil Peluang Gabung ke Gerindra-PKB

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam berpandangan, kecil peluang Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bergabung dengan koalisi Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.

Dia memprediksi, PKS tak akan tergoda buat bermanuver ke koalisi lain dan akan tetap bekerja sama dengan Partai Nasdem dan Partai Demokrat.

"Terkait dengan potensi PKS dengan Gerindra-PKB, peluangnya kecil," kata Umam kepada Kompas.com, Senin (7/11/2022).

Menurut Umam, PKS bakal konsisten berkoalisi dengan partai oposisi. Sementara itu, Gerindra dan PKB merupakan partai yang kini duduk sebagai pendukung pemerintahan Presiden Jokowi.

Selain itu, besar keinginan PKS untuk mendukung Anies Baswedan yang beberapa waktu lalu telah dideklarasikan sebagai calon presiden (capres) Partai Nasdem.

Adapun koalisi Gerindra dan PKB kemungkinan bakal mengajukan nama Prabowo Subianto sebagai calon presiden.

Kendati PKS dan Gerindra pernah bekerja sama pada Pemilu 2019, Umam menduga, keduanya tak akan lagi membangun kongsi pada pemilu mendatang.

"Prabowo ingin mengubah image-nya yang semula dekat dengan PKS, kini dekat dengan PKB," ujar dosen Universitas Paramadina itu.

Terkait isu dua kursi menteri yang ditawarkan ke PKS, Umam menduga, ini merupakan upaya partai koalisi pendukung pemerintah untuk memecah basis kekuatan koalisi Nasdem-Demokrat-PKS guna menjegal rencana pencapresan Anies Baswedan.

Dengan sisa masa kabinet yang hanya satu tahun, terlalu besar harga yang harus digadaikan PKS. Sebab, jika merapat ke kabinet, partai berlambang bulan sabit padi itu kemungkinan besar bakal kehilangan dukungan basis pemilih loyalnya yang berseberangan dengan pemerintahan.

"Jika PKS menerima (tawaran kursi menteri), maka PKS akan menanggung beban berat dengan stereotipe sebagai partai pragmatis-oportunis dan basis pemilihnya akan terdegradasi secara signifikan," kata Umam.

Untuk diketahui, rencana koalisi Nasdem-Demokrat-PKS tak kunjung resmi meski ketiga partai telah menjalin komunikasi sejak lama. Belakangan, PKS seolah "digoda" untuk berpindah haluan.

Berembus isu PKS mendapatkan tawaran dua kursi menteri untuk bergabung dengan koalisi pemerintahan. Namun, isu tersebut telah dibantah oleh Juru Bicara PKS M Kholid.

"Enggak ada, saya itu sehari-hari nemenin Presiden PKS Ahmad Syaikhu, jadi selama ini ke kami tidak pernah ada tawaran apa pun terkait dua menteri, apalagi disebut tawaran dua menteri untuk menjegal anies. Aduh kacau balau," sebut Kholid saat dihubungi melalui telepon, Sabtu (29/10/2022).

Di sisi lain, PKS pun menjalin komunikasi dengan parpol lain di luar Partai Nasdem dan Partai Demokrat, seperti Partai Golkar.

Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal PKB Syaiful Huda menuturkan, pihaknya terus berkomunikasi dengan PKS dan menawarkan untuk bergabung bersama koalisi Gerindra-PKB.

"Jadi, dalam suasana semua serba wait and see, saya kira, pasti terjadi saling komunikasi, tukar informasi, terus kemudian saling banding-bandingkan dan seterusnya," ujar Huda kepada Kompas.com, Minggu (6/11/2022).

https://nasional.kompas.com/read/2022/11/08/09222331/pks-digoda-tinggalkan-koalisi-nasdem-demokrat-pengamat-kecil-peluang-gabung

Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke