JAKARTA, KOMPAS.com - Adik Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, Maha Reza Rizky Hutabarat mengaku tetap bertahan menjadi polisi karena mempertimbangkan perjuangan kakak dan keluarganya.
Reza mengaku mendapatkan banyak dukungan dan bantuan dari Yosua, ayah, ibu, dan kakaknya sehingga bisa menjadi anggota Polri seperti sekarang.
“Karena perjuangan abang, mikir itu juga. Perjuangan abang, perjuangan mamak, bapak kakak,” kata Reza saat diwawancara secara eksklusif oleh Rosi yang tayang di Youtube Kompas TV, Rabu (27/10/2022).
Reza mengaku takut jika ia memutuskan keluar dari Polri, Yosua tidak berkenan. Ia menuturkan, selama proses mendaftar menjadi anggota polisi, Yosua telah memberikan begitu banyak bantuan.
Menurut Reza, Yosua mengajarkan banyak hal seputar tes jasmani, psikologi, dan lainnya sehingga akhirnya bisa menjadi polisi. Yosua telah menggunakan banyak waktu dan tenaga untuk membantunya.
“Saya takut kayak kalau misalnya saya keluar dari Polri apakah abang berkenan,” ujar Reza.
Selain itu, kata Reza, selama proses menjadi calon anggota Polri, ayah dan ibunya juga menemaninya dalam mengurus pendaftaran kepolisian.
Salah satunya adalah ketika mengurus berkas di Polres. Ia harus menempuh perjalanan darat selama 3,5 jam menggunakan sepeda motor. Ia mesti melalui jalan yang dilewati truk berukuran besar.
“Bapak, mamak nemenin saya,” tuturnya.
Baca juga: Cerita Adik Brigadir Yosua Tahan Emosi setelah Dihalangi untuk Lihat Jenazah Kakaknya...
“Pakai motor jalannya jauh banget, yang dilewati truk-truk gede,” sambungnya.
Selain itu, menurut Reza, di institusi kepolisian masih terdapat banyak orang baik yang memberikan perhatian dan dukungan kepada keluarganya.
Salah satu yang ia kenang adalah mantan Kapolda Jambi, Irjen Pol Albertus Rachmad Wibowo yang memiliki kedekatan dengan keluarganya. Ketika jenderal itu dimutasi menjadi Kapolda Sumatera Selatan, keluarga Reza memberikan kenang-kenangan.
“Pas Pak Rachmad pindah ke Palembang, dikasih ulos. Karena memang Pak Rachmad baik banget ke keluarga kami, baik banget. Masih banyak kok orang-orang baik di Polri,” tuturnya.
Sebelumnya, Brigadir Yosua meninggal setelah ditembak di rumah dinasnya mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo, Duren Tiga Jakarta Selatan.
Kasus tersebut menarik perhatian publik. Bukan hanya karena kasus polisi tembak polisi, ratusan aparat terseret karena bertindak profesional dan menutupi peristiwa yang sebenarnya.
Saat ini, kasus tersebut sedang bergulir di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Sambo; istrinya, Putri Candrawathi; ajudannya Bripka Ricky Rizal dan Bharada Richard Eliezer; dan pembantu rumah tangganya, Kuat Ma'ruf ditetapkan sebagai tersangka dugaan pembunuhan berencana.
Sebanyak 35 polisi dinyatakan melanggar etik sementara 7 di polisi, termasuk Sambo, diberhentikan dengan tidak hormat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.