"Ya apa boleh buat, enggak ada masalah. Kita enggak ada beban yang tinggi sekali. Enggak ada beban," kata Paloh di Nasdem Tower, Gondangdia, Jakarta Pusat, Sabtu (22/10/2022).
"Jangan dipikir ini hidup matinya (Nasdem). Tapi, hak-hak konstitusional jangan dikurangi satu sama lain kan itu yang kita mau," tuturnya.
Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi menilai, sulitnya mewujudkan koalisi Nasdem, Demokrat, dan PKS tidak lain karena masing-masing partai berkeras hati dengan ego mereka.
Demokrat ngotot ingin AHY jadi cawapres, sedangkan PKS tak mau mengalah mengajukan nama Ahmad Heryawan. Sementara, Nasdem kukuh pada pendiriannya untuk mengusung cawapres di luar ketiga partai.
Jika cawapres diambil dari salah satu kader Demokrat atau PKS, kata Ari, justru rencana koalisi ketiga parpol bisa bubar karena munculnya kecemburuan salah satu partai.
"Jika tidak ada titik temu maka ada baiknya ditempuh dengan cara win-win solution yaitu mencari 'pasangan pengantin' bagi Anies di luar cawapres yang diusulkan Demokrat maupun PKS," kata Ari kepada Kompas.com, Senin (24/10/2022).
Menurut Ari, Nasdem harus menekan keinginan PKS dan Demokrat karena hanya nama Anies yang menjual. Sementara, cawapres yang diusulkan Demokrat maupun PKS tak seberapa elektabilitas dan popularitasnya.
Baca juga: Nasdem Usul Cawapres Anies dari Luas Koalisi, PKS: Tidak Adil Buat Parpol yang Punya Kader Bagus
Surya Paloh mesti lebih tegas menentukan cawapres dari luar koalisi untuk menutupi kelemahan Anies yang selama ini dilabeli sebagai sosok antitoleransi dan antitesis Jokowi.
Di sisi lain, Demokrat dan PKS juga harus menyadari bahwa potensi kemenangan bisa diraih jika masing-masing partai mengesampingkan ego.
"Pilihannya adalah mau menang atau mereka siap 'berpuasa' lagi untuk lima tahun ke depan pasca-Jokowi mandeg pandito (lengser)," ujar Ari.
Ari menambahkan, pertarungan Pilpres 2024 demikian ketatnya. Jika ingin menang, Anies harus disandingkan dengan sosok cawapres yang mampu memberikan sumbangsih besar.
"Potensi Ganjar Pranowo andaikan jadi direkomendasi PDI-P dan Prabowo Subianto dengan pasangannya masing-masing tidak cukup dihadapi Anies dengan cawapres yang memberikan kontribusi suara yang minimal," kata dosen Universitas Indonesia itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.