Dengan begitu, kata dia, industri dalam negeri terutama di sektor industri pertahanan bisa maju dan berkembang.
“Kementerian Pertahanan melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Pothan memiliki tugas untuk membina dan mengembangkan industri pertahanan,” ujar Dadang pada acara podcast Kementerian Pertahanan beberapa waktu lalu.
Kegiatan promosi industri, menurutnya, menjadi salah satu upaya untuk mengembangkan industri pertahanan yang dimiliki Indonesia.
Dadang menjelaskan, tantangan terbesar bagi industri dalam negeri untuk dapat berkembang hingga go international adalah meningkatkan kemampuan dari segi sumber daya manusia (SDM), teknologi, serta kondisi finansial yang sehat.
“Pemerintah selaku regulator telah menerbitkan kebijakan yang mendukung pengembangan industri pertahanan, seperti Undang-undang (UU) Nomor 16 tahun 2012 serta UU Cipta Kerja,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Dadang menjelaskan bahwa kegiatan Indo Defence 2022 Expo & Forum merupakan salah satu upaya pihaknya untuk meningkatkan kemampuan industri pertahanan melalui kegiatan promosi produk dan jasa alat peralatan pertahanan dan keamanan (alpalhankam).
Baca juga: Polemik Pengadaan Alpalhankam dan Keterlibatan PT TMI Bentukan Yayasan Kemenhan...
“Peluang untuk meningkatkan ekspor produk industri pertahanan cukup besar. Terlebih, beberapa produk alutsista kami sudah ada yang digunakan negara luar, seperti kapal laut kelas landing platform dock (LPD), pesawat angkut, dan senjata ringan,” jelasnya.
Dadang berharap penyelenggaraan kegiatan dapat berjalan dengan baik, meski saat ini terdapat konflik Rusia-Ukraina dan China-Taiwan.
Ia menilai, konflik Rusia-Ukraina serta China-Taiwan akan berpengaruh terhadap lingkungan global, termasuk penyelenggaraan berbagai internasional, seperti Indo Defence.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa kegiatan Indo Defence 2022 Expo & Forum tidak hanya berupa pameran forum dan pertemuan pameran alutsista semata.
Baca juga: HUT Ke-77 TNI, Sejumlah Alutsista Tembak Dipamerkan di Depan Istana Merdeka
“Dari acara ini sangat memungkinkan adanya komunikasi, kerja sama dan bahkan transaksi secara business to business (B2B) maupun government to government (G2G) terkait dengan produk alutsista,” ucap Dadang.
Ia mengungkapkan, Kementerian Pertahanan nantinya akan melakukan pembelian alutsista sesuai dengan rencana strategis (renstra) yang telah ditetapkan dan alokasi anggaran yang tersedia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.