Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Giring Yakin Ganjar dan Yenny Wahid Bisa Lanjutkan Cita-cita Jokowi

Kompas.com - 12/10/2022, 00:29 WIB
Tatang Guritno,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Prabowo dan anak Presiden Indonesia ke-4 Abdurrachman Wahid, Yenny Wahid, diyakini bisa melanjutkan kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Pandangan itu menjadi salah satu alasan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengusung keduanya sebagai calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).

“Jadi kita punya cita-cita Mas Ganjar jadi Presiden, Mbak Yenny Wakil Presiden, bukan masalah kekuasaannya,” ujar Ketua Umum PSI Giring Ganesha di Menara Kompas, Palmerah Selatan, Jakarta, Selasa (11/10/2022).

“Tapi kita tahu siapa yang bisa melanjutkan cita-cita Pak Jokowi,” sebutnya.

Baca juga: Klaim Jadi Parpol Pertama yang Berani Deklarasikan Ganjar Capres, PSI: Hajar Aja, Sikat

Ia mengungkapkan Ganjar merupakan figur yang diharapkan masyarakat untuk mengikuti kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Giring mengaku kesimpulan itu didapatkan dari hasil jajak pendapat berbagai lembaga survei, dan forum Rembuk Rakyat PSI.

“Di Rembuk Rakyat PSI juga 55 persen (responden) mem-vote Mas Ganjar dari 100.000 vote kan. Jadi calon ini kuat,” katanya.

Maka PSI berupaya menyediakan perahu untuk Ganjar agar dapat bersaing memperebutkan kursi RI-1 mendatang.

Baca juga: Hasto Singgung PSI: Sama-sama Dukung Jokowi, tapi Banyak Manuver Rugikan PDI-P

Giring menegaskan PSI tak seperti partai politik (parpol) lain yang terlalu banyak pertimbangan untuk mendeklarasikan Ganjar.

“Yang dia (Ganjar) butuhkan apa? Partai. Karena partai lain masih ita itu (tidak jelas), di PSI malah hajar aja, sikat,” paparnya.

Terakhir, dia berharap langkah PSI itu bisa menginisiasi masyarakat untuk mendukung Ganjar.

“Biar ini menjadi snow ball effect, bisa jadi gerakan masyarakat. Biar akhirnya masyarakat yang menyuarakan ke partainya masing-masing,” imbuhnya.

PSI resmi mengusung Ganjar-Yenny sebagai pasangan calon (paslon) capres-cawapres, Senin (3/10/2022).

Baca juga: Yenny Wahid Terkejut Dipasangkan dengan Ganjar oleh PSI untuk Pilpres 2024

Di hari yang sama, Partai Nasdem juga memutuskan untuk mengusung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Selama ini, PSI menjadi parpol yang menunjukan secara terbuka menentang berbagai kebijakan Anies.

Di sisi lain, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengungkapkan keputusan pencapresan tetap berada di tangan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Sebab, hingga kini Ganjar masih berstatus sebagai kader partai berlambang banteng moncong putih itu.

Adapun, Ganjar menghargai keputusan PSI yang mengusungnya sebagai capres.

Ia mengaku telah menjalin komunikasi dengan PSI pasca deklarasi tersebut.

Ganjar meyakini PDI-P tak akan mempersoalkan keputusan PSI karena keduanya telah menjalin komunikasi.

"Enggak (tidak ada respons dari PDI-P), wong dia menyampaikan secara terbuka kalau ke PDI-P kan pasti mereka berkomunikasi antarpartai, saya belum mendapatkan informasi detail," ungkapnya ditemui di Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (6/10/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com