JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku hanya mengikuti takdir hingga akhirnya dipilih menjadi calon presiden (capres) oleh Partai Nasdem.
Anies mengatakan, ia tak punya ambisi besar untuk menghalalkan segala cara hanya demi bertarung dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
“Kalau hari ini saya tidak punya uang, tidak punya kendaraan partai politik, ada elektabilitas pun tidak karena punya mesin kampanye. Boleh dicek di mana sekretariat kampanyenya? Tidak ada,” tutur Anies ditemui di kantor Kompas Gramedia, Palmerah Selatan, Jakarta, Rabu (5/10/2022).
Anies Baswedan mengungkapkan, selama ini hanya mengikuti saja dinamika politik yang terjadi.
Baca juga: Nasdem Usung Anies, PKS Sebut Rencana Koalisi dengan Nasdem dan Demokrat Jadi 82 Persen
Namun, ia menegaskan selalu siap mengemban tugas yang ditawarkan atau diberikan padanya.
“Jadi apa yang saya jalani, saya bilang kita jalani takdirnya saja. Dibukakan pintu untuk mengambil tanggung jawab, saya ambil. Saya siap,” kata Anies Baswedan.
“Tapi bukan (karena) saya sedang menuju ke sana (pencapresan), lalu melakukan ini itu (segalanya), itu tidak,” ujarnya melanjutkan.
Di sisi lain, Anies Baswedan menyatakan sudah berbicara dengan Partai Nasdem untuk menyelesaikan tugasnya lebih dulu sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Anies mengungkapkan, ia tak ingin buru-buru membahas persiapan menuju Pilpres 2024 sebelum masa baktinya usai.
“Saya sampaikan terus terang pada teman-teman Nasdem, izinkan saya full (bekerja) sampai 16 (Oktober 2022) untuk Jakarta,” katanya.
Baca juga: Ditanya soal Kandidat Cawapres, Anies: Saya Sedang Menuntaskan di Jakarta
Diketahui, Partai Nasdem telah resmi memilih Anies Baswedan sebagai capres yang diusung pada Pilpres 2024.
Deklarasi itu disampaikan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di Nasdem Tower, Gondangdia, Menteng, Jakarta, pada 3 Oktober 2022.
Surya Paloh menilai Anies Baswedan adalah figur kandidat capres terbaik untuk menghadapi kontestasi elektoral mendatang.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu dipilih Surya Paloh selain dua kandidat lain yang diusulkan para kader Partai Nasdem pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Juni lalu, yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Diusung oleh Nasdem, Anies Baswedan mendapatkan dua keleluasaan dari Surya Paloh.
Pertama, memiliki hak prerogatif untuk memilih kandidat cawapresnya sendiri. Kedua, tidak diwajibkan menjadi kader Partai Nasdem.
Baca juga: PKS Sarankan Nama di Luar Internal untuk Dampingi Anies: AHY, Khofifah, dan Ganjar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.