AHY juga menjanjikan Partai Demokrat akan memberi bantuan hukum bagi Enembe.
“Sebagaimana yang menjadi ketentuan dalam organisasi, Partai Demokrat tetap akan menyiapkan tim bantuan hukum jika dibutuhkan,” sebut AHY.
“Hal ini berlaku sama untuk seluruh kader Partai Demokrat yang terkena kasus hukum,” ujar AHY.
Baca juga: Komnas HAM Berjanji Sampaikan Kondisi Kesehatan Lukas Enembe ke KPK
Sikap Demokrat saat Anas Urbaningrum tersangka
Partai Demokrat pernah diterpa badai ketika pada 2012 sampai 2013 sejumlah kader mereka terlibat perkara korupsi, termasuk Anas Urbaningrum yang ketika itu menjabat sebagai Ketua Umum.
Selain Anas, sosok penting di Partai Demokrat yang ketika itu terjerat skandal rasuah adalah Angelina Sondakh dan Andi Mallarangeng.
Saat itu KPK menetapkan Anas sebagai tersangka terkait kasus gratifikasi terkait proyek Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) Hambalang.
Baca juga: Minta Lukas Enembe Patuhi Hukum, Moeldoko: Apa Perlu TNI Dikerahkan?
Sedangkan Angie, sapaan Angelina, terlibat korupsi Wisma Atlet. Andi Mallarangeng yang saat itu menjabat Menteri Pemuda dan Olahraga terjerumus kasus korupsi P3SON Hambalang.
KPK menyatakan Anas menerima gratifikasi berupa mobil mewah Toyota Harrier dari Muhammad Nazaruddin yang saat itu menjadi Bendahara Umum Partai Demokrat.
Anas yang merupakan mantan Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) terpilih sebagai Ketua Umum DPP Partai Demokrat dalam Kongres II di Bandung, pada 20-23 Mei 2010.
Baca juga: AHY Sebut Tak Akan Intervensi Proses Hukum Lukas Enembe
Dia unggul dari 2 pesaingnya, Marzuki Alie dan Andi Mallarangeng.
Saat KPK menetapkan Anas sebagai tersangka, internal Partai Demokrat mulai bergolak.
Desakan dari kubu yang menolak Anas tetap memimpin partai itu sudah muncul sejak namanya disebut-sebut dalam sejumlah kasus korupsi oleh Nazaruddin yang sempat buron dan akhirnya tertangkap di Cartagena, Kolombia.
Sejumlah tokoh Partai Demokrat kemudian silih berganti menyuarakan desakan supaya Anas segera mundur. Ruhut yang saat itu terang-terangan meminta Anas mundur dari posisi ketua umum.