JAKARTA, KOMPAS.com - Calon pimpinan (capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) I Nyoman Wara menekankan bahwa jika dirinya terpilih, maka akan fokus membangun budaya antikorupsi berbasis keluarga.
Menurutnya, keluarga menjadi inti untuk membangun budaya antikorupsi.
"Karena di mana orang pertama kali ada, dia berada di dalam keluarga. Kalau di dalam keluarga itu sudah ditimbulkan kesadaran anti korupsi maka ini akan lebih efektif," kata Nyoman dalam fit and proper test di Komisi III DPR, Rabu (28/9/2022).
Baca juga: Fit and Proper Test Capim KPK di Komisi III, Sejumlah Fraksi Lakukan Rotasi
Ia mengatakan, diperlukan kesadaran untuk membangun budaya antikorupsi sejak dalam keluarga.
Kesadaran yang dimaksud, lanjut Nyoman, adalah soal betapa dampak yang diakibatkan tindakan korupsi begitu besar.
"Ketika keluar, kesadaran itu sudah ada, nah dibangunlah kita melalui keluarga bahwa setiap orang sadar bahwa korupsi bukan hanya menimbulkan kerugian bagi pelaku, tapi juga bisa berdampak kepada keluarga," jelasnya.
Baca juga: Komisi III Harap Capim KPK Pengganti Lili Pintauli Bisa Diumumkan Hari Ini
Selain keluarga, Nyoman juga menyarankan pentingnya lembaga keagamaan ikut serta dalam membangun budaya antikorupsi.
Ia menilai, lembaga keagamaan harus menjadi satu pilar penting dalam proses pemberantasan korupsi.
"Di sisi lain, di sektor pendidikan formal, bagaimana kita bisa memasukkan ke dalam kurikulum muatan-muatan tentang anti korupsi," ungkapnya.
Mantan Auditor Utama Investigasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) itu berharap dirinya bisa bergabung ke KPK.
Baca juga: Komisi III Bakal Pilih Capim KPK dengan Mekanisme Voting Tertutup
Ia mengaku senang jika diberi tugas pada area-area pemberantasan korupsi.
Sebab, menurut dia, tugas itu penting untuk membangun kesadaran diri akan dampak buruk perilaku korupsi.
"Saya senang kalau berada di dalam area ini dan diantaranya mungkin terjun kita bersama-sama untuk membangun masyarakat kita, untuk membangun anak-anak kita, untuk membangun komunitas kita tentang kesadaran anti korupsi," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.