Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jateng "Kandang Banteng", Mengapa Suara PDI-P Besar di Jawa Tengah?

Kompas.com - 22/09/2022, 07:10 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

Sejarah panjang

"Merahnya" Jawa Tengah dari pemilu ke pemilu tak lepas dari sejarah panjang ketokohan Soekarno dan sepak terjang Partai Nasionalis Indonesia (PNI) di provinsi itu.

Demikian disampaikan oleh pengamat politik dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Agus Riewanto.

Sebelum PDI-P lahir, kata Agus, PNI yang dibentuk Soekarno selalu unggul di Jawa Tengah. Nama Soekarno pun begitu melekat dengan masyarakat Jateng.

Berangkat dari situ, lahir PDI-P yang cikal bakalnya dari PNI. Dengan mengusung Megawati, yang tak lain merupakan putri Soekarno, sebagai pimpinan partai, maka tak heran PDI-P berhasil jadi penguasa Jateng.

"Trah Soekarno mendapat panggung, PDI-P naik sebagai partai yang tertua, dan itu tidak terkalahkan. Jadi ini historis PNI dan Soekarnoisme," kata Agus saat dihubungi Kompas.com, Selasa (20/9/2022).


Selain itu, menurut Agus, besarnya nama PDI-P di Jateng juga tak lepas dari sejarah sosial politik wilayah tersebut yang lebih dekat dengan ideologi nasionalis. Ideologi inilah yang selalu diagung-agungkan PDI-P sejak dulu hingga kini.

Merasa mendapat tempat, PDI-P pun mencitrakan partai mereka sebagai "partai wong cilik" atau partai orang kecil.

Menurut Agus, slogan ini kian membesarkan hati masyarakat Jateng yang pada zaman dahulu mayoritas tinggal di desa.

"Itu perlu dicatat sehingga PDI-P mampu dianggap merepresentasikan kelompok mereka," ujar Agus.

Baca juga: Megawati Kaget Ada Dewan Kolonel untuk Puan Maharani

Agus melanjutkan, dengan sejarah politik yang demikian kuat mengakar, sulit untuk mengubah paradigma nasionalis dan Soekarnois di Jateng.

Ditambah lagi dengan riwayat kedekatan PDI-P dengan "wong cilik", tak heran PDI-P selalu mendapat tempat di hati warga Jawa Tengah.

"Agak sulit bagi partai lain untuk menggeser itu karena punya sejarah yang sangat panjang," kata Agus.

Oleh karenanya, menurut Agus, ke depan PDI-P harus berhati-hati dengan dinamika politik di Jateng, termasuk cermat terhadap tokoh-tokoh partai yang punya pengaruh besar di provinsi tersebut. 

Salah-salah, PDI-P tak bisa meraup suara maksimal dari tambang emas mereka sendiri.

"Menurut saya, kemenangan PDI-P di Jawa Tengah itu adalah kata kunci kemenangan PDI-P di nasional karena dia punya pemilih terbesar," kata Agus.

"Kalau suara PDI-P berkurang di Jawa Tengah, boleh jadi dia akan berkurang juga di tingkat nasional karena lumbung padinya di Jawa Tengah," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com