JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya mengklaim rencana pembentukan koalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat semakin menguat.
Bahkan ia menyebut, persentase keberhasilannya bisa dikatakan berada di angka 80 persen.
“Bisa jadi (80 persen) kalau kesepakatan beberapa hal terpenuhi. Di sana lah kemudian seni diplomasinya ya tentu ada beberapa hal yang terus menerus dibicarakan,” papar Willy ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (19/9/2022).
Baca juga: Soal Deklarasi Capres, Nasdem: Kalau Sampai Calon Gampang, tapi Bisa Menang Enggak?
Willy lantas menjelaskan hambatan pembentukan koalisi ketiga partai politik (parpol) tersebut. Pertama soal penjajakan mendalam karena ketiganya belum pernah bekerja sama.
“Tentu ini enggak bisa kawin paksa kan, tentu proses pembangunan chemistry di dua ranah, ranah antar partai, dan ranah antara kandidat (capres-cawapres) dengan partai,” tuturnya.
Dalam pandangannya, situasi tersebut tak mudah, masing-masing parpol harus menjalani proses sedikit lebih lama.
Baca juga: Ungkap Isi Pembicaraan Surya Paloh dengan AHY dan Syaikhu, Nasdem: Bukan Hal Serius
Sebab kesepakatan harus terjalin pada dua aspek yakni partai dan figur capres dan cawapres yang diajukan.
Ia menegaskan Partai Nasdem sendiri telah mengajukan tiga figur kandidat capres yakni Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, serta Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
“Tentu pembicaraan tidak bisa lepas dari tiga nama ini kan,” ujarnya.
Di sisi lain, lanjut Willy, Nasdem tak ingin pembentukan koalisi hanya fokus pada kesepakatan pengusungan capres-cawapres.
Baca juga: Momen Anies, AHY, Surya Paloh, Syaikhu, dan JK Foto Bersama, Ini Kata Nasdem
Ia menyatakan pihaknya ingin membangun koalisi dengan lebih dulu menyamakan visi dengan PKS dan Partai Demokrat terkait persoalan bangsa.
“Pak Surya Paloh ingin mengajak ketika duduk itu ketemu PKS, Demokrat ya kita berbicara problem kita apa sih? Ini bukan masalah kawin-kawinan, toh sekarang Nasdem tidak punya handicap (batasan) dengan siapapun,” tandasnya.
Sebelumnya, sejumlah kalangan menilai koalisi ketiga partai ini akan terbentuk dengan Anies dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono akan keluar sebagai duet pasangan capres-cawapres yang akan diusung pada Pilpres 2024.
Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengungkapkan pihaknya terbuka dengan kemungkinan tersebut.
Baca juga: Anies-AHY Dinilai Punya Mesin Politik Besar jika Diusung Demokrat-Nasdem-PKS pada Pilpres 2024
Salah satu alasannya, Anies dan AHY adalah figur yang dinilai merepresentasikan perubahan, dan perbaikan, semangat yang diusung Partai Demokrat untuk mengusung figur capres-cawapres.