JAKARTA, KOMPAS.com - Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) disinggung dalam pidato Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
AHY menyebut bahwa program BLT di masa pemerintahan ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), banyak dikritik. Kini, program itu dilanjutkan oleh Presiden Joko Widodo.
"Dulu dihina-hina BLT kita, 'Apa itu BLT? Hanya untuk menghambur-hamburkan uang negara?' Dibilang kita tak punya cara lain," kata AHY dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (15/9/2022).
"Padahal, itu lah cara yang bijaksana untuk membantu rakyat miskin. Betul?" tuturnya.
Baca juga: Sindir Pemerintahan Jokowi, AHY: Dulu Dihina-hina BLT Kita
Menurut AHY, BLT merupakan bagian dari pilar pro-poor atau keberpihakan terhadap rakyat miskin. Sayangnya, kala itu SBY justru disebut menghambur-hamburkan uang lewat program bantuan ini.
Namun, meski sempat dikritik, faktanya kini pemerintahan Jokowi melanjutkan program tersebut.
"It's okay, sesuatu yang bagus kalau dilanjutkan kan enggak apa-apa. Enggak usah malu-malu juga," kata AHY.
Program BLT sendiri diinisiasi oleh pemerintahan SBY pada 2005 silam, merespons kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan sembako.
Menurut catatan Kompas.com, program BLT memang sempat ditolak sejumlah pihak, di antaranya PDI Perjuangan dan Jokowi yang kala itu belum menjabat sebagai presiden.
Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri pernah menyebut bahwa BLT melahirkan mental peminta-minta, pun demikian dikatakan Jokowi.
Baca juga: BLT Pengalihan Subsidi BBM Disalurkan 1 September
Berikut jejak kritik Megawati dan Jokowi soal program BLT.
Megawati sempat menyebut bahwa BLT memunculkan mental peminta-minta di diri rakyat. Padahal, rakyat masih bisa bekerja.
”Penyaluran BLT membuat bangsa semakin bermental peminta-minta. Memangnya pemerintah RI itu Santa Claus? Bagaimana jika rakyat kita bermental seperti itu?" kata Megawati saat membuka rapat kerja nasional PDI-P di Makassar, 27 Mei 2008.
Presiden kelima RI itu juga menyinggung soal harga diri bangsa atas digulirkannya program bantuan ini.
"Bagaimana harga diri bangsa? Apakah kita bisa menjadi sebagai bangsa jika orang tidak menggunakan tenaganya untuk bekerja, tetapi meminta-minta?” tuturnya.